Penyintas Gempa Cianjur Dapat Bantuan Pembangunan Sumur Bor
Sumur bor dilengkapi penampungan 1.000 liter air dibangun di Desa Cibeureum, Kecamatan Cugenang, Cianjur, Jabar. Bantuan dari Universitas Diponegoro ini diharapkan bisa memenuhi kebutuhan penyintas gempa di desa itu.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Para penyintas gempa di Desa Cibeureum, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mendapatkan bantuan pembangunan sumur bor dari Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah. Sumur dengan kapasitas 1.000 liter itu diharapkan bisa membantu warga untuk memenuhi kebutuhan air bersih setelah terdampak gempa.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Undip Jamari dalam keterangan yang diterima di Bandung, Senin (20/2/2023), menyatakan, pihaknya mendengar warga di lokasi tersebut sulit mendapatkan air bersih setelah terjadinya gempa Cianjur. Gempa yang berkekuatan M 5,6 itu meluluhlantakkan sebagian Cianjur, bahkan merenggut ratusan korban jiwa.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Cianjur, korban meninggal akibat gempa ini mencapai 602 jiwa dan 593 orang luka berat. Sementara itu, 114.683 warga lainnya mengungsi karena kediaman mereka tidak bisa ditinggali lagi. BPBD mencatat, rumah yang rusak mencapai 56.548 unit.
”Undip ingin hadir di sini. Kami mendengar warga kesulitan mendapatkan air sehingga sumur bor yang dibangun ini bisa bermanfaat,” ujar Jamari.
Sumur bor tersebut dibangun oleh tim dari Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Undip Tanggap Bencana. Sumur itu berada di sekitar Masjid Jami’ Al Falah RT 004 RW 001, Desa Cibeureum, Kecamatan Cugenang.
Sumur bor tersebut dibangun selama sepuluh hari. Instalasi sumur dibangun bersama dua tandon berukuran 1.000 liter yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhan warga. ”Rektor Undip ingin kami hadir seperti ini di saat warga membutuhkannya. Kami hadir bersama warga untuk bangkit kembali di saat yang lain meninggalkannya,” tutur Jamari.
Kepala Desa Cibeureum Asep Nahdoh mengapresiasi bantuan yang diberikan oleh tim KKN-T Undip. Bantuan itu sangat berguna karena bisa membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air bersih. Apalagi, setelah gempa menerjang, sumber air bersih dari warga sulit untuk diandalkan sehingga membutuhkan bantuan sumur bor.
Selain sumur bor, tim dari KKN-T Undip juga membuat program Taman Baca Undip Ceria untuk warga Cibeureum. Sebanyak tiga taman baca yang terletak di RT 02 RW 01, RT 01 RW 06, dan PAUD Delima RT 04 RW 04 itu diharapkan bisa membantu pendidikan masyarakat, terutama anak-anak di sana.
Taman Baca Undip Ceria dilengkapi ratusan buku bacaan, terutama untuk kalangan anak-anak sekolah dasar dan PAUD. Selain itu, ada pula bacaan edukatif lainnya, mulai dari pertanian hingga peternakan yang bisa dipergunakan masyarakat. ”Taman baca ini bermanfaat bagi warga kami,” ujar Asep.
Para mahasiswa dari Undip pun menginap di Desa Cibeureum selama satu bulan. Mereka bersosialisasi bersama masyarakat, tidur di permukiman warga, memberikan bantuan pokok, pembangunan taman bacaan, hingga mendukung aksi Ikatan Konsultan Pajak Indonesia Peduli Korban Bencana Cianjur yang juga dihadiri oleh Bupati Cianjur Herman Suherman.
Instalasi sumur dibangun bersama dua tandon berukuran 1.000 liter yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhan warga.
Salah satu warga Desa Cibeureum, Asep Parmana, mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih setelah mendapatkan bantuan dari Undip. Dia menyebut, anak-anak di desa itu sangat senang bisa belajar bersama mahasiswa dan merasakan kesedihan saat mahasiswa kembali ke Semarang.
”Kami sangat berterima kasih kepada kakak-kakak Undip yang memberikan pikiran dan tenaga untuk membantu kami. Kami berharap apa yang telah dibangun oleh KKN-T Undip bermanfaat bagi Desa Cibeureum,” ujarnya.