Transformasi Oleh-oleh Pisang ala Bandar Lampung
Tak hanya keripik, berbagai jenis olahan pisang, seperti pie pisang dan pisang goreng beku, kini bisa ditemukan di Bandar Lampung. Di balik transformasi olahan pisang itu terselip rasa cinta, inovasi, dan kebanggaan.
Toko kue dan roti Yussy Akmal yang terletak di Jalan Sudirman, Kecamatan Enggal, Kota Bandar Lampung, Lampung, sudah didatangi banyak pengunjung pada Rabu (15/2/2023) siang. Sebagian pengunjung toko yang datang langsung menuju rak yang berisi oleh-oleh pie pisang.
Rahayu (40), salah satu pembeli yang mampir ke toko itu, mengambil tiga kotak pie pisang untuk dibawa ke Jakarta. Ia juga membeli satu kotak molen pisang sebagai tambahan.
”Oleh-oleh ini enggakboleh ketinggalan karena permintaan keluarga setiap kali saya pergi ke Bandar Lampung,” kata Rahayu sembari membayar tagihan belanjaannya di kasir.
Setiap kali berkunjung ke Bandar Lampung untuk urusan pekerjaan, ia menyempatkan mampir ke sejumlah toko oleh-oleh. Ia kerap membeli pie pisang sebagai buah tangan favorit untuk keluarganya.
”Rasanya nikmat dan cocok di lidah, ada sensasi kriuk dan lembut sekaligus saat dimakan. Manisnya juga pas,” ucapnya.
Pie pisang merupakan makanan yang terbuat dari adonan pastry yang renyah yang diberi isi potongan pisang raja dan krim susu dengan berbagai jenis varian rasa, antara lain coklat, keju, dan almond raisin. Pie pisang mempunyai keunikan karena dibuat dengan cetakan khusus berbentuk pisang sehingga tampilan cantik.
Yussy Asih Faurini (47) merupakan sosok yang melahirkan oleh-oleh pie pisang sejak tahun 2010. Pengusaha kue dan roti asal Kota Bandar Lampung ini mengaku terinspirasi membuat pie pisang karena melihat pisang sebagai komoditas pertanian yang melimpah di Lampung.
”Awalnya adalah kecemburuan. Saya melihat daerah lain sudah mempunyai produk unggulan, seperti molen dan brownies pisang. Padahal, pisangnya dari Lampung. Setiap hari, pisang-pisang dengan kualitas terbaik dari Lampung justru diangkut keluar daerah,” kata Yussy saat berbincang di rumahnya, Rabu.
Kala itu, sebagian besar pisang di Lampung diolah menjadi keripik beraneka rasa yang sudah dikenal sebagai oleh-oleh khas Lampung. Ia pun merasa tertantang membuat hidangan lain berbahan baku pisang.
Sebelum menciptakan produk pie pisang, Yussy pernah bereksperimen membuat lapis legit pisang. Namun, produk itu tidak cukup mendapat sambutan pasar.
Suatu hari, ia pernah mendapat oleh-oleh ”Tokyo Banana Cake” dari temannya yang pulang dari Jepang. Bentuk kue unik itulah yang kemudian menginspirasi Yussy untuk membuat pie pisang.
Baca juga: Kota Tapis Berseri dan Pintu Gerbang Sumatera
Ia lantas mencari cetakan pie berbentuk pisang di berbagai daerah. Yussy pun mendapatkan cetakan pie pisang itu saat sedang berada di Taiwan. Setelah kembali ke Bandar Lampung, Yussy mewujudkan cita-citanya untuk membuat hidangan berbahan baku pisang yang menjadi oleh-oleh kebanggaan daerah.
”Pie pisang ini lahir pertama kali dari dapur Yussy Akmal,” ucapnya.
Sebagai pelopor pie pisang, Yussy memilih tetap mempertahankan rasa original yang ada sejak awal. Ia ingin rasa dan aroma pisang raja yang ada pada pie itu tetap dominan. Varian rasa coklat atau keju hanya menjadi tambahan untuk menambah kenikmatan pie pisang.
Hingga saat ini, dapur Yussy Akmal konsisten memproduksi ratusan kotak pie pisang setiap hari. Pie pisang memang sengaja diproduksi setiap hari untuk menjaga kesegaran produk.
Yussy yang merupakan lulusan Diploma De Patissiere, Le Cordon Bleu London, pada 2018 itu terus bereksperimen menciptakan hidangan baru berbahan baku pisang. Saat ini, ia bekerja sama dengan salah satu perguruan tinggi di Lampung untuk memanfaatkan pisang sebagai tepung untuk makanan. Kendati begitu, ia mengaku masih memerlukan riset dan eksperimen panjang untuk bisa menghasilkan sebuah produk yang diterima pasar.
Kalau biasanya beli pisang goreng harus dihabiskan saat itu juga, kami menawarkan pisang goreng beku yang tahan lama dan tinggal digoreng kapan saja dengan mudah.
Pisang goreng beku
Selain pie pisang, pisang goreng beku juga menjadi oleh-oleh yang kini digandrungi wisatawan. Cemilan yang mulai dikembangkan sejak tahun 2016 itu kini menjadi salah satu produk unggulan di Bandar Lampung.
Mulyadi Al-Kahfi (42), pengusaha makanan yang mencetuskan pisang goreng beku dengan merek Shamiya menuturkan, ide pembuatan pisang goreng beku itu tercetus karena ia ingin memberikan sesuatu yang berbeda dibandingkan pisang goreng pada umumnya. Ia ingin menyajikan cemilan favorit keluarga itu secara praktis dan enak.
”Kalau biasanya beli pisang goreng harus dihabiskan saat itu juga, kami menawarkan pisang goreng beku yang tahan lama dan tinggal digoreng kapan saja dengan mudah. Itulah yang ingin ditampilkan sebagai keunggulan pisang goreng beku, yaitu enak dan praktis,” kata Mulyadi.
Cemilan pisang goreng beku sendiri dibuat dari bahan baku pisang kepok dan pisang tanduk yang diiris memanjang. Setelah dikupas, pisang lalu dicuci bersih dan dimasukkan ke adonan tepung yang telah dibumbui. Baluran pisang dengan tepung itu lalu digoreng hingga kematangannya mencapai sekitar 70 persen.
Setelah diangkat dari wajan penggorengan, pisang ditiriskan dan dikemas setelah dingin. Pisang beku yang telah dikemas lantas dimasukkan ke mesin pembeku makanan dan siap dipasarkan.
Ide sederhana mengolah pisang menjadi pisang goreng beku ternyata mendapat sambutan yang baik dari pasar. Dengan kemasan menarik dan strategi promosi di media sosial, kini pisang goreng beku Shamiya semakin dikenal sebagai pilihan oleh-oleh dari Bandar Lampung. Setiap bulan, ia membutuhkan sekitar 8 ton pisang mentah untuk memproduksi 15.000 kemasan pisang goreng beku siap jual.
Oleh-oleh khas daerah ini dapat menjadi kenangan atau memori saat wisatawan berkunjung ke suatu daerah.
Pisang goreng sebagai makanan pencuci mulut terenak di dunia juga sempat disinggung Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno di Instagram pada Kamis (16/2/2023). Lewat akun media sosial @sandiuno, Sandiaga mengunggah informasi tentang pisang goreng yang menduduki peringkat pertama sebagai makanan pencuci mulut terenak di dunia versi tasteatlas.com.
Bahkan, kenikmatan pisang goreng mengalahkan sejumlah makanan pencuci mulut lain, seperti churros dari Spanyol dan donat dari Amerika Serikat. Dalam unggan itu, Sandiaga menyelipkan promosi untuk berwisata ke Indonesia.
Penting bagi pariwisata
Dosen Program Studi Pariwisata Institut Teknologi Sumatera Rahmattullah Harianja menuturkan, oleh-oleh khas daerah menjadi hal yang penting bagi wisatawan. Dalam pengembangan pariwisata, ada tiga aspek penting yang dapat mendorong wisatawan berkunjung ke suatu daerah.
Aspek penting itu meliputi keunikan di suatu daerah yang bisa dilihat atau dinikmati, pengalaman apa saja yang dapat dilakukan atau dirasakan, dan hal apa saja yang bisa didapat atau dibeli. ”Oleh-oleh khas daerah ini dapat menjadi kenangan atau memori saat wisatawan berkunjung ke suatu daerah,” katanya.
Menurut dia, unggahan Menparekraf Sandiaga Uno beberapa waktu lalu dapat menjadi momentum untuk semakin memperkenalkan oleh-oleh pisang yang ada di Bandar Lampung. Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah bisa menyambut unggahan itu dengan mempromosikan berbagai jenis produknya di media sosial.
Rahmattullah menilai, masih banyak diversifikasi produk yang bisa dikembangkan dari bahan baku pisang. Apalagi, wisatawan cenderung mencari hal-hal baru saat berwisata. Produk oleh-oleh yang sudah lama ada di suatu daerah bisa saja meredup.
Karena itulah, inovasi dari pelaku usaha amat diperlukan. Dukungan pemerintah daerah dan akademisi juga penting untuk bisa mendorong munculnya produk-produk baru oleh-oleh berbahan baku pisang di Bandar Lampung.
Ia menilai, Kota Bandar Lampung mempunyai kekuatan dari banyaknya sentra UMKM yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Pemkot Bandar Lampung bisa mengembangkan konsep wisata tur kota dengan mengajak wisatawan berkunjung ke sentra-sentra UMKM. Konsep ini tentu membutuhkan layanan transportasi, seperti bus pariwisata yang memadai.
Baca juga: Kemendag Dorong Produk Olahan Pisang Diekspor ke Timur Tengah
Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana beberapa waktu lalu mengungkapkan, Pemkot Bandar Lampung memang sedang membangun sentra-sentra UMKM di Bandar Lampung. Pemerintah juga sedang memetakan jalur wisata agar wisatawan dari luar daerah bisa berkeliling di Bandar Lampung sebelum menuju destinasi wisata lain di kabupoten/kota lain di Provinsi Lampung.