Diguyur Hujan Deras Berjam-jam, Empat Kecamatan di Surakarta Terendam Banjir
Guyuran hujan deras selama berjam-jam mengakibatkan empat kecamatan di Kota Surakarta, Jawa Tengah, terendam banjir, Kamis (16/2/2023). Ratusan warga dilaporkan terpaksa mengungsi.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·4 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS – Guyuran hujan deras selama berjam-jam mengakibatkan empat kecamatan di Kota Surakarta, Jawa Tengah, terendam banjir, Kamis (16/2/2023). Jumlah warga terdampak banjir sekitar 10.000 orang. Sebagian di antara mereka terpaksa mengungsi.
Empat kecamatan yang terdampak banjir ialah Kecamatan Jebres, Kecamatan Pasar Kliwon, Kecamatan Laweyan, dan Kecamatan Serengan. Beberapa kelurahan terdampak banjir antara lain Kelurahan Jagalan, Kelurahan Gandekan, Kelurahan Sudiroprajan, dan Kelurahan Pucangsawit di Kecamatan Jebres, Kelurahan Semanggi, Kelurahan Mojo, dan Kelurahan Joyosuran di Kecamatan Pasar Kliwon, lalu Kelurahan Joyontakan di Kecamatan Serengan.
Di Kecamatan Laweyan, dilaporkan mulai terjadi luapan air pada Sungai Premulung akibat air kiriman dari Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Salah satu wilayah yang terdampak banjir itu adalah Kelurahan Pajang.
"Ini sudah ada di 15 kelurahan. Ketinggian air terentang dari 1 meter sampai 1,5 meter. Memang datanya terus berkembang jadi kami belum bisa pastikan. Petugas masih terus melakukan pendataan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surakarta Nico Agus Putranto, saat dihubungi, Kamis (16/2/2023) malam.
Dengan kondisi tersebut, Nico menyebutkan, sebagian warga memutuskan untuk mengungsi. Adapun lokasi pengungsian yang dipilih antara lain kantor-kantor kelurahan hingga rumah saudara. Jumlah warga yang mengungsi belum bisa dipastikan. Namun, bila ditilik dari jumlah warga yang terdampak, angkanya bisa mencapai sekitar 10.000 jiwa.
Nico menyatakan, laporan bencana itu ditindaklanjuti dengan pendirian posko pengungsian. Lokasi yang dioptimalkan salah satunya ialah kantor-kantor kelurahan. Di lokasi tersebut, sekaligus didirikan dapur umum untuk mencukupi kebutuhan logistik warga selama mengungsi. Adapun dapur umum utama yang dikelola Dinas Sosial Kota Surakarta dipusatkan di Kelurahan Jagalan.
"Saat ini, kami masih fokus untuk evakuasi dan pemenuhan kebutuhan dasar. Sebab, kalau Sungai Bengawan Solo tidak kunjung surut, kita juga tidak bisa melakukan apa-apa. Antisipasinya kita memberikan informasi ke masyarakat, khususnya lewat perangkat wilayah kelurahan untuk terus waspada," kata Nico.
Kelurahan Jagalan termasuk salah satu lokasi yang cukup parah terdampak banjir. Ketinggian air sempat menyentuh 1,5 meter hingga 2 meter. Di kelurahan tersebut, banjir melanda dua wilayah rukun warga (RW), yakni RW 014 dan RW 015. Adapun jumlah warga yang terdampak dari kedua RW tersebut mencapai 730 orang.
“Hujannya sangat lebat. Tidak terlalu lama air langsung datang. Kurang lebih sekitar 15 menit air langsung tinggi. Beberapa titik tergenang air. Kami segera saja berkoordinasi dengan BPBD Kota Surakarta dan Dinas Sosial Kota Surakarta untuk segera menangani ini,” kata Lurah Jagalan Irjanto Yudha Andika saat ditemui di lokasi banjir.
Yudha juga langsung berusaha memetakan titik-titik yang bisa dijadikan lokasi pengungsian. Di kelurahan tersebut, pihaknya menyediakan dua lokasi pengungsian, yakni SD Kalangan dan masjid setempat.
Yudha bersama jajarannya juga terus berusaha mengurangi ketinggian air yang membanjiri kelurahan tersebut. Salah satunya melalui pemompaan air. Memang, ketinggian air berangsur-angsur turun. Namun, hujan dengan intensitas ringan dan sedang terus mengguyur hingga Kamis malam.
“Kalau hujannya lama dan intensitasnya tinggi, daerah sini memang sering banjir. Itu kalau pompanya cepat, biasanya airnya segera surut. Ini tadi memang karena debit airnya tinggi sekali jadi begitu cepat masuk ke rumah warga,” kata Yudha.
Jumlah warga yang mengungsi belum bisa dipastikan. Namun, bila ditilik dari jumlah warga yang terdampak, angkanya bisa mencapai sekitar 10.000 jiwa.
Dihubungi terpisah, Chief Executive Officer Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Surakarta Sumartono Hadinoto menyebut, dari pantauan anggotanya, rata-rata ketinggian genangan banjir terentang dari 30 cm hingga 1,5 meter. Dalam kondisi tergenang, hujan juga masih terus terjadi. Para anggota PMI terus melakukan pendataan pada wilayah-wilayah terdampak banjir. Untuk itu, data warga terdampak masih bisa terus berkembang.
“Hingga saat ini, proses assesment dampak masih dilakukan. Data dampak akan kami laporkan selanjutnya,” kata Sumartono, lewat pesan singkatnya.
Selain itu, Sumartono menyatakan, pihaknya juga mengirimkan anggota untuk membantu evakuasi warga di wilayah Kelurahan Gandekan. PMI juga turut membantu pendirian dapur umum di tiga kelurahan, yaitu Kelurahan Joyosuran, Kelurahan Gandekan, dan Kelurahan Sudiroprajan. Itu ditambah lagi dengan dapur umum yang diaktifkan di markas lembaga tersebut, yakni Kantor PMI Kota Surakarta.