Banjir Bandang dan Longsor Landa Jatim, Perkuat Mitigasi Bencana
Sejumlah daerah di Jatim dilanda bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, dan longsor. Masyarakat dan pemerintah daerah diminta memperkuat upaya mitigasi bencana.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Sejumlah daerah di Jawa Timur dilanda bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, dan longsor. Masyarakat dan pemerintah daerah diminta memperkuat upaya mitigasi bencana berdasarkan potensi kerentanan di daerah masing-masing.
Daerah di Jatim yang dilanda bencana, antara lain, Bondowoso, Sidoarjo, dan Magetan. Bondowoso diterjang banjir bandang pada Minggu (12/2/2023) petang setelah wilayah itu diguyur hujan sejak pagi. Lokasi bencana berada di Desa Kalisat dan Desa Sempol, Kecamatan Ijen.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim Gatot Soebroto mengatakan, banjir bandang merusak 79 rumah di Desa Kalisat, terdiri dari 23 rumah di Dusun Sumberayu, 54 rumah di Dusun Kampung Baru, dan 2 rumah di Dusun Taman Kembar. Banjir bandang juga menyebabkan dua bangunan sekolah, kamar mandi umum, dan mushala tertimbun.
Sementara itu, jumlah rumah yang rusak di Desa Sempol dilaporkan ada 16 unit, tersebar di Dusun Sempol II ada 10 rumah dan sisanya berada di Dusun Pesanggrahan 6 rumah. Banjir bandang juga menerjang dua bangunan sekolah dan sebuah kantor urusan agama.
”Hingga saat ini, penanganan di lokasi bencana Desa Sempol dan Kalisat terus dilakukan oleh tim gabungan. BPBD Jatim telah menyalurkan sejumlah bantuan, seperti dapur umum dan material,” ujar Gatot, Senin (13/2/2023).
Menurut Gatot, kondisi bencana banjir bandang di Bondowoso saat ini sama seperti kejadian tahun lalu. Dia menduga salah satu penyebab banjir bandang itu ialah alih fungsi lahan dari kawasan hutan menjadi perkebunan di kawasan atas atau lereng pegunungan. Dugaan itu diperkuat dengan banyaknya batang dan ranting pohon serta tanah yang terbawa aliran air.
Salah seorang warga Desa Kalisat, Suhartini (38), menuturkan, rumahnya rusak akibat terjangan banjir bandang. Bencana itu membuatnya kehilangan harta benda yang berharga. ”Kami sudah tidak punya rumah lagi. Rumah kami terendam banjir semalam,” ucap Suhartini.
Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang berkunjung ke lokasi banjir bandang di Bondowoso memastikan seluruh proses tanggap darurat bencana telah tertangani dengan baik. Prioritas penanganan itu menyangkut kebutuhan logistik, kesehatan korban, serta relokasi hunian atau rumah yang rusak.
Mantan Menteri Sosial itu juga meminta agar penanganan para pengungsi dilakukan secara tertata. Jangan sampai masyarakat yang mengungsi tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya. Selain itu, prosedur penanganan harus dipastikan sesuai standar keamanan bencana.
”Proses pengungsian harus tertata, selanjutnya butuh percepatan relokasi pada masa rekonstruksi nanti,” kata Khofifah.
Khofifah juga mendorong penggunaan anggaran belanja tak terduga (BTT) disegerakan dan dimaksimalkan, terutama pada saat tanggap darurat dan relokasi tempat tinggal.
Untuk memenuhi kebutuhan warga korban, sukarelawan BPBD Jatim dan Tagana Bondowoso telah mendirikan dapur umum di masjid setempat. Dapur umum ini bisa menyediakan lebih dari 800 porsi makanan sekali masak dan akan disiagakan hingga tujuh hari ke depan.
Dalam kesempatan itu, Khofifah juga mengingatkan agar seluruh bupati dan wali kota di Jatim siaga mengantisipasi bencana hidrometeorologi karena saat ini masih musim hujan. Bentuk kesiapsiagaan itu antara lain memperkuat mitigasi bencana dengan memetakan daerah rawan dan ancaman bencana yang mengintai serta menyiagakan seluruh sumber daya yang diperlukan saat masa tanggap darurat.
Pangdam V Brawijaya Mayor Jenderal TNI Farid Makruf menambahkan, pihaknya siap turun tangan dalam penanganan bencana. Dia pun mengimbau masyarakat untuk selalu bahu-membahu membantu proses penanganan bencana agar lebih cepat dan efektif.
”Kami dari TNI dan Polri sangat siap membantu menangani bencana ini, apalagi akibat lumpur yang turun dari atas. Saya harap masyarakat juga kompak dalam penanganan ini. Kami mewakili pemerintah memastikan bahwa bantuan untuk masyarakat sudah kami siapkan,” tutur Farid.
Proses pengungsian harus tertata, selanjutnya butuh percepatan relokasi pada masa rekonstruksi nanti.
Terkait bencana di Bondowoso, Pemerintah Provinsi Jatim memberikan sejumlah bantuan, misalnya berupa beras 300 kg, 50 karton mi instan, minyak goreng 60 liter, dan 230 kaleng sarden.
Sidoarjo dan Magetan
Sementara itu, tiga desa di Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, yakni Kedungbanteng, Banjarasri, dan Banjarpanji, sudah sepekan ini terendam banjir dengan ketinggian air hingga 50 sentimeter. Selain menggenangi rumah, banjir juga merendam sekolah taman kanak-kanak, sekolah dasar, dan sekolah menengah pertama di wilayah tersebut.
Gatot Soebroto mengatakan, BPBD Jatim telah mengirimkan bantuan berupa mesin pompa air ke desa-desa yang tergenang banjir di Sidoarjo. Bantuan pompa itu diharapkan mampu mempercepat penanganan bencana sehingga bisa meringankan derita warga korban.
Sementara itu, bencana tanah longsor dilaporkan terjadi di Kabupaten Magetan. Berdasarkan data BPBD Jatim, terdapat 12 titik longsor, antara lain di Kelurahan Alastuwo dan Desa Gonggang, Kecamatan Poncol.
Material longsor menimpa dua rumah warga hingga kondisinya rusak parah dan tidak bisa lagi ditempati. Selain itu, material longsor juga menimbun jalan desa yang menjadi akses masyarakat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.