”Ulama Bergerak”, Kado Slank untuk Nahdlatul Ulama
Dukungan dan harapan untuk kiprah Nahdlatul Ulama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara disampaikan dalam lantunan lagu.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·2 menit baca
Dukungan dan harapan untuk kiprah Nahdlatul Ulama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara disampaikan dalam lantunan lagu. Saat penutupan rangkaian resepsi puncak Seabad NU, digelar panggung rakyat di GOR Delta, Sidoarjo, Selasa (7/2/2023) malam. Sebuah lagu berjudul ”Ulama Bergerak” dari Slank menjadi kado untuk para nahdliyin.
Turut memeriahkan panggung rakyat, pemusik Dewa Budjana dan Tohpati, komedian Cak Lontong, dan ditutup oleh penampilan Slank. Maher Zain batal tampil. Adapun Rhoma Irama dan Soneta, meski sempat cek sound, akhirnya batal tampil karena hujan deras selama lebih kurang 2 jam.
Meski bertajuk konser musik, nilai-nilai agamisnya tidak hilang. Beberapa kali shalawat nabi terdengar dilantunkan. Mars NU, ”Yalal Wathon”, juga dilantunkan ribuan orang yang memadati stadion meski di tengah hujan lebat.
Pukul 19.30 WIB, Tohpati dan Dewa Budjana membuka konser dengan petikan gitar akustiknya. Mereka membimbing ribuan penonton untuk menyanyikan lagu kebangsaan ”Indonesia Raya”. Nahdliyin lalu berdiri dan melantunkan lagu kebangsaan itu dengan semangat.
Artis lain yang tampil adalah komedian Cak Lontong. Hampir selama acara, Cak Lontong menghibur penonton dengan guyon-guyon renyahnya. Hujan deras sempat membuat konser terhenti sekitar 2 jam. Saking lebatnya hujan, Rhoma Irama dan Soneta Group yang dijadwalkan tampil akhirnya harus batal.
”Hujan deras sekali. Semoga Slank bisa tampil. Ini yang ditunggu-tunggu soalnya,” kata Bagus (25), slankers asal Sidoarjo yang saat itu berlindung dari hujan di belakang panggung utama.
Akhirnya, setelah menunggu lama, kekecewaan penonton terobati dengan tampilnya Slank. Apalagi, Slank memberikan kado untuk acara Seabad NU.
”Untuk ultah ke-100 NU mau kasih kado apa? Wes, kasih lagu aja ya,” kata Kaka, vokalis Slank. Ucapan Kaka langsung disambut gemuruh sorak-sorai penonton yang membaur antara nahdliyin dan slankers.
”Satu abad satu abad, NU satu abad. Ulama bergerak, ulama bergerak. Digdaya Nahdlatul Ulama, menuju kebangkitan baru,” lantun Kaka dalam nyanyiannya.
Irama rancak itu segera disusul sorak-sorai penonton. Slank pun menutup panggung rakyat dengan mengajak semua penonton bernyanyi bersama lagu ”Ku Tak Bisa”.
”Selamat datang di abad kedua NU. Malam ini sesi terakhir perayaan Seabad NU. Hiburan rakyat ini sebagai upaya NU membangun kebersamaan melalui lagu-lagu yang dinyanyikan para artis papan atas. Oleh karena itu, mari kita nikmati acara dengan tetap tertib, lancar, dan pulang membawa kebahagiaan,” kata Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) saat menyampaikan sambutan.
Jelang tengah malam, seusai penampilan Slank, panggung rakyat pun bubar dan para penonton buyar di tengah gerimis tipis yang masih membasahi Sidoarjo. (SYA/NIK/WKM)