Pemerintah Diminta Perhatikan Koridor Satwa dalam Pembangunan Jalan Menuju IKN
Pemerintah diminta menyiapkan koridor satwa dalam pembangunan jalan tol menuju IKN. Sebab, jalan tersebut memotong penghubung hutan lindung dengan hutan di pesisir.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Pemerintah sedang membuka lahan untuk pembangunan jalan tol dari Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, ke Jembatan Pulau Balang dan menuju Ibu Kota Nusantara. Pemerintah diminta menyiapkan koridor satwa dalam pembangunan itu. Sebab, jalan tersebut memotong penghubung hutan lindung dengan hutan di pesisir.
Tol yang tengah digarap pemerintah itu adalah akses menuju Ibu Kota Nusantara (IKN) Segmen 3A Karangjoang-Kaltim Kariangau Terminal (KKT) sepanjang 12,66 kilometer, Segmen 3B KKT-Simpang Tempadung sepanjang 7,32 kilometer, dan Segmen 5A Simpang Tempadung-Jembatan Pulau Balang.
Ketiganya berada di Kota Balikpapan. Jalan tersebut nantinya menghubungkan Tol Balikpapan-Samarinda menuju Jembatan Pulau Balang dan bercabang menuju IKN. Meski tidak melewati hutan lindung, proyek tersebut bersisian dengan Hutan Lindung Sungai Wain.
Kelompok Kerja (Pokja) Pesisir, organisasi nonpemerintah yang fokus di isu lingkungan dan pesisir, menemukan sejumlah pembukaan lahan di hutan darat yang menyambungkan Hutan Lindung Sungai Wain dengan hutan pesisir. Organisasi ini meminta pemerintah memperhatikan perilaku satwa yang memanfaatkan hutan itu untuk berpindah dari hutan lindung ke hutan di sekitarnya.
”Saat kami ke lapangan, berdasarkan penuturan sejumlah pekerja konstruksi, mereka sempat melihat siluet dengan ciri-ciri mirip orangutan. Tim kami juga menemukan sejumlah jejak orangutan,” ujar Direktur Eksekutif Pokja Pesisir Mappaselle di Balikpapan, Rabu (8/2/2023).
Ia mengatakan, dari 64 jenis satwa yang hidup di Hutan Lindung Sungai Wain, 29 di antaranya berstatus dilindungi, salah satunya orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus). Ia memperkirakan orangutan yang dilihat para pekerja itu sedang menjelajah dari hutan lindung ke hutan di sekitarnya.
Hutan Lindung Sungai Wain pernah menjadi tempat pelepasliaran orangutan pada dekade 1990-an hingga awal tahun 2000-an. Untuk itu, Mappaselle mendorong pemerintah agar membuat koridor satwa dalam pembangunan jalan tersebut. Tujuannya untuk menjadi penghubung antara hutan lindung dan hutan di pesisir.
Selain itu, ia merekomendasikan sejumlah opsi. Ini, misalnya, jika ada lahan yang berbukit, bukit-bukit itu tidak perlu dipapras, tetapi dijadikan terowongan untuk satwa melintas. Dari penelusuran timnya, mereka menemukan beberapa anak sungai yang alirannya sudah dibuka sehingga menimbulkan genangan.
Menurut Mappaselle, sungai yang ada hendaknya dipertahankan agar satwa yang terbiasa menggunakan sumber air tersebut tetap bisa memanfaatkannya. Ia juga berharap agar koridor satwa ini dijaga sejak proses pembangunan, bukan hanya ketika proyek jalan sudah selesai baru dibangun koridor satwa.
”Supaya kelak tidak ada konflik satwa dengan manusia. Agar tidak membahayakan pengguna jalan itu nantinya, juga menghindari adanya migrasi satwa ke permukiman warga,” katanya.
Di desain kita ada jembatan satwa, sudah ada dua titik.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kalimantan Timur Junaidi mengatakan, pembangunan jalan itu memang sedang dikebut pemerintah. Sebab, jalan tol tersebut ditargetkan selesai Juni 2024. Saat ini, pihaknya sedang menyelesaikan sejumlah pembayaran ganti rugi lahan dan musyawarah dengan warga pemilik lahan.
Mengenai koridor satwa, ia menjelaskan, pemerintah sudah membuat desain jembatan agar satwa dari Hutan Lindung Sungai Wain bisa bermigrasi tanpa harus berhadapan dengan manusia. Jalan tol yang sedang dibangun pun tidak dibuat lurus, tetapi berkelok untuk menghindari kawasan hutan lindung. ”Di desain kita ada jembatan satwa, sudah ada dua titik,” kata Junaidi.
Sementara itu, saat berkunjung ke Balikpapan beberapa waktu lalu, Deputi Bidang Pengendalian Pembangunan Otorita IKN Thomas Umbu Pati Tena Bolodadi mengatakan, pemerintah berkomitmen membangun IKN yang ramah lingkungan. Hal ini termasuk dalam pembangunan jalan penunjang dan jalan yang menuju IKN.
”Desain (koridor satwa) sudah ada di Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN,” kata Thomas.