Pemprov Sulut tengah berupaya membuka jalur penerbangan langsung antara Manado dan Jepang untuk memulihkan kembali sektor pariwisata. Penerbangan itu diupayakan aktif per Maret 2023.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara tengah berupaya membuka jalur penerbangan langsung antara Manado dan Tokyo, Jepang, untuk memulihkan kembali sektor pariwisata. Diprediksi pada tahun ini, wisatawan mancanegara, utamanya dari China, akan kembali berkunjung ke Manado mulai Februari.
Hal ini diumumkan melalui siaran pers yang diperoleh Kompas, Selasa (7/2/2023). Rute tersebut nantinya dilayani maskapai Garuda Indonesia. Bandara Sam Ratulangi Manado direncanakan menjadi lokasi transit untuk penerbangan Denpasar-Narita yang telah berlangsung sejak akhir 2022.
Gubernur Sulut Olly Dondokambey telah menemui Duta Besar Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi serta Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra di Jakarta. Mereka bersepakat melaksanakan penerbangan penumpang perdana dari Manado ke Jepang paling cepat pada awal Maret 2023.
Sebelumnya, Pemprov Sulut telah menginisiasi rute penerbangan Manado-Narita pada September 2020, tetapi hanya penerbangan kargo direct call. Penerbangan dengan muatan maksimal 15 ton itu dimaksudkan mendorong ekspor demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah yang lesu akibat pandemi Covid-19.
Namun, seiring meredanya pandemi, Olly menyatakan pariwisata harus digerakkan kembali. ”Ini harus menjadi awal kebangkitan Sulut setelah dirundung pandemi Covid-19, momentum untuk bangkit lebih cepat, sekaligus untuk menggairahkan industri pariwisata,” katanya.
Ia yakin penerbangan langsung dari Manado ke Jepang akan membawa dampak positif untuk pengembangan berbagai bidang lain, seperti pendidikan dan teknologi. ”Tentunya, otomatis akan mendongkrak perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Sulut,” kata dia.
Kepala Dinas Pariwisata Sulut Henry Kaitjily mengatakan, penjajakan rute tersebut bersama Garuda Indonesia berjalan lancar. Tidak banyak detail yang dirilis terakit isi pertemuan itu, kecuali terkait penggunaan pesawat Airbus A330-300 untuk rute tersebut serta usulan jam terbang.
Jepang adalah negara ketiga dari kawasan Asia Timur yang ditarget Pemprov Sulut sebagai pasar pariwisata daerah. Pada 2016, rute penerbangan langsung carter telah dibuka dengan delapan kota di China. Hingga awal pandemi pada Januari 2020, penerbangan tersebut dapat membawa 8.000-10.000 wisatawan China ke ”Bumi Nyiur Melambai”.
Kini, pemerintah menyatakan siap menerima kembali kunjungan wisatawan China, termasuk ke Manado. Presiden Joko Widodo, dalam kunjungan ke Pulau Bunaken, Manado, 20 Januari lalu, memprediksi wisatawan dari China akan beramai-ramai melancong Indonesia. Ia tidak khawatir mengenai penyebaran Covid-19.
”Di Tiongkok sendiri, saya melihat yang mau keluar (negeri) juga sudah dicek semuanya oleh negara mereka. Jadi, kita enggak perlu khawatir,” ujar Presiden saat itu.
Kami akan coba hidupkan lagi perlahan rute China-Manado pada Februari.
Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Sulut pun menyambut baik rencana ini. Ketua Harian Asita Sulut Leonard Parangan mengatakan, biro perjalanan yang ia kelola, MM Travel, akan mencoba menghidupkan kembali delapan rute dari China tersebut pada bulan ini.
”Persiapan saat ini sedang dilakukan. Asita selalu berkoordinasi dengan sejumlah instansi pemerintahan agar sektor pariwisata bisa bangkit kembali. Kami akan coba hidupkan lagi perlahan rute China-Manado pada Februari,” ujarnya.
Jumlah wisatawan dari China mendominasi total pelancong asing setiap tahun antara 2016-2019. Pada 2019, setidaknya 88,96 persen dari total kunjungan ke ”Bumi Nyiur Melambai”, yaitu 115.293 wisatawan, berasal dari China.
Wisatawan dari Jerman berada di urutan kedua dengan 2.249 orang, disusul Amerika Serikat dengan 1.649 orang. Pelancong dari negara-negara tetangga China jauh lebih sedikit, seperti Jepang (570 orang), Hong Kong (451 orang), Korsel (263 orang), Taiwan (133 orang), dan India (104 orang). Namun, jika ditotal, jumlah semuanya masih jauh dari China.
Kendati begitu, pemprov juga berusaha menarget ceruk pasar tersebut. Pada September 2022, Pemprov Sulut telah membuat kesepakatan kerja sama dengan Jeju Air. Awalnya, penerbangan perdana direncanakan berlangsung pada Desember 2022, tetapi menurut Henry Kaitjily, persiapan masih berlangsung.