Bersiap Naik Kelas, Dieng Culture Festival Digelar pada 25-27 Agustus 2023
Dieng Culture Festival Ke-14 akan digelar pada Agustus 2023. ”Event” ini digadang-gadang bisa naik kelas jadi ajang internasional.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Pengunjung berfoto di kawasan Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (7/2/2023).
BANJARNEGARA, KOMPAS — Festival Budaya Dieng atau Dieng Culture Festival (DCF) akan kembali digelar pada 25-27 Agustus 2023. Ajang budaya ke-14 kalinya ini mengusung tema ”The Journey”. Festival diharapkan bisa naik kelas menuju kegiatan budaya internasional.
”Temanya perjalanan karena DCF ini memang suatu perjalanan. Maknanya adalah manusia yang bagus ialah manusia yang lebih baik daripada hari kemarin dan hari esok harus lebih baik daripada hari ini. Demikian juga dengan DCF ini diharapkan bisa lebih berkualitas,” kata Ketua Panitia Dieng Culture Festival 2023 Alif Faozi saat peluncuran DCF 2023 di Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (7/2/2023).
Belajar dari pengalaman DCF 2022, kata Alif, ada sejumlah evaluasi yang telah dilakukan, seperti akses jalan yang macet serta kurang nyamannya pengunjung. Oleh karena itu, pada tahun ini pihaknya berupaya mengejar kualitas penyelenggaraan event dibandingkan mengejar kuantitas pengunjung.
KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto Rony Hartawan (kiri) dan Ketua Panitia Dieng Culture Festival 2023 Alif Faozi memberikan sambutan dalam peluncuran Dieng Culture Festival 2023 di Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (7/2/2023).
Menurut Alif, kompleks kawasan Candi Arjuna yang menjadi ajang budaya bisa menampung sekitar 5.000 orang. Namun, pada penyelenggaraan tahun lalu, ternyata ada banyak pengunjung umum yang datang mendadak dan tidak membeli tiket/paket 3 hari.
Pada tahun ini, pihaknya akan memikirkan sistem dan konsep pergelaran yang lebih berkualitas dengan harapan bisa mengundang pengunjung yang tersegmentasi. Salah satu upaya yang akan disiapkan adalah menyajikan penampil dari luar negeri untuk menggaet turis mancanegara.
Persiapan sumber daya manusia khususnya kemampuan berbahasa asing bagi kelompok sadar wisata akan ditingkatkan. ”Saat ini, guide, misalnya, baru ada tiga orang yang bisa berbahasa Inggris dengan baik. Selain itu, ada pula banyak pemuda di sini yang berkuliah di bidang pariwisata di Yogyakarta. Ini penting untuk keberlanjutan,” tuturnya.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto Rony Hartawan mengatakan, Bank Indonesia mendukung acara DCF ini karena wisata bisa menggerakkan perekonomian daerah dan menjaga inflasi. Rony menyebutkan, sejumlah perbaikan perlu dilakukan untuk dapat naik kelas, seperti akses jalan yang masih macet di hari H.
Sejumlah perbaikan perlu dilakukan untuk dapat naik kelas.
Masalah itu bisa dicarikan solusi, misalnya penyiapan kantong parkir yang memadai serta disediakan kendaraan antar-jemput (shuttle). ”Shuttle tidak harus bus, tapi bisa juga memberdayakan angkot. Dalam bisnis pariwisata, experience tamu yang datang menjadi sangat penting. Harus dipikirkan supaya tamu tidak kapok, tapi justru tidak sabar besok akan datang lagi,” tuturnya.
KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Suasana kawasan Dieng di Wonosobo, Jawa Tengah, Selasa (7/2/2023).
Menurut Rony, pihaknya juga akan menyiapkan pelatihan bagi para pemuda-pemudi di kelompok sadar wisata untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, misalnya mengundang EO yang biasa menyelenggarakan pergelaran internasional serta menyiapkan pelatihan bahasa asing.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara Tursiman menyampaikan, terkait aksesibilitas, tahun 2023 dan 2024 pihaknya akan mendapatkan bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terkait penataan kawasan Dieng seperti di area Kawah Sikidang, Candi Arjuna, dan Aswatama. Diharapkan penataan ini bisa membuat akses pengunjung lebih nyaman dan baik.