Minuman Energi Diduga Kuat Picu Keracunan Tujuh Siswa SD di Pariaman
Balai Besar POM Padang menyatakan, penyebab keracunan tujuh siswa SD di Kota Pariaman, Sumbar, diduga kuat karena minuman energi Power F. Minuman untuk orang dewasa itu bisa menimbulkan efek samping bagi anak-anak.
Oleh
YOLA SASTRA
·4 menit baca
PADANG, KOMPAS — Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan atau BBPOM Padang menyatakan, penyebab keracunan tujuh siswa SD di Kota Pariaman, Sumatera Barat, beberapa hari lalu, diduga kuat karena minuman kemasan yang mereka konsumsi. Minuman energi bermerek "Power F" itu ditujukan bagi orang dewasa.
Tenaga Fungsional Bidang Subtansi, Informasi, dan Komunikasi BBPOM Padang Yon Firman, Senin (6/2/2023), mengatakan, minuman Power F yang dikonsumsi siswa kelas VI itu memang terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Walakin, minuman itu ditujukan bagi orang dewasa.
”Anak-anak kan tidak perlu minum itu karena ada efek sampingnya. Dari literatur, jika dikonsumsi anak-anak, bisa menyebabkan pusing, mual, muntah, diare, karena gangguannya di saluran cerna. Apalagi ketujuh anak-anak itu tidak sarapan dari pagi,” kata Yon.
Pada Kamis (2/2/2023) lalu, tujuh siswa laki-laki di SD 04 Rawang, Kota Pariaman, dilarikan ke Rumah Sakit Aisyiyah Pariaman karena diduga mengalami keracunan. Mereka mengalami gejala pusing, mual, muntah, dan sedikit sesak (Kompas.id, 2/2/2023).
Kejadian itu bermula saat jam istirahat sekolah. Waktu itu, para siswa mengonsumsi permen Opalfrut dan minuman Power F. Di antara mereka, ada yang mencampur permen dan minuman tersebut. Beberapa waktu berselang, anak-anak itu mengalami gejala keracunan.
Permen Opalfrut dan minuman Power F itu dibeli siswa di warung depan sekolah. Berdasarkan pengecekan petugas Dinas Kesehatan Kota Pariaman, kedua produk itu belum kadaluwarsa dan punya izin.
Yon memaparkan, terdapat permen dengan merek Opalfrut yang terdaftar di BPOM. Namun, produk permen Opalfrut yang dikonsumsi anak-anak itu hanya dilengkapi izin pangan industri rumah tangga (PIRT).
”Artinya, kami kan ragu juga. Kalau PIRT itu kami tidak bisa telusuri benar atau tidaknya. Seharusnya, kalau sudah ada yang terdaftar di BPOM, tidak mungkin ada yang PIRT itu,” ujarnya.
Menurut Yon, lokasi produksi Opalfrut dengan izin PIRT itu berada di Semarang, Jawa Tengah. Dia menyebutkan, bisa jadi dinas kesehatan setempat kecolongan. Sebab, dua produk tidak boleh punya merek yang sama. Jika suatu merek sudah digunakan, produk lain tidak boleh menggunakan merek itu.
”Ini sudah ada yang terdaftar di BPOM, kenapa masih ada yang PIRT?” ujar Yon.
Dari literatur, jika dikonsumsi anak-anak, bisa menyebabkan pusing, mual, muntah, diare, karena gangguannya di saluran cerna.
Meski begitu, Yon menjelaskan, di antara permen Opalfrut dan minuman Power F, pemicu keracunan diduga kuat adalah minuman Power F. ”Kemungkinan besar karena mengonsumsi yang bukan untuk anak-anak itu,” ujarnya.
Terkait kemungkinan keracunan akibat mengonsumsi kedua produk tersebut sekaligus, Yon menyebutkan, hal itu mesti dilakukan penelitian lebih lanjut.
Yon menambahkan, BBPOM Padang masih berkoordinasi dengan BPOM karena yang mengeluarkan izin Power F adalah BPOM. Bisa jadi kasus ini menjadi kajian ke depannya agar Power F tidak lagi dikonsumsi anak-anak.
”Bisa jadi ada perubahan label (Power F) dan segala macam. Itu yang melakukan evaluasi Badan POM pusat,” katanya.
Adapun terkait permen Opalfrut dengan izin PIRT, BBPOM Padang akan berkoordinasi dengan Balai POM Semarang untuk menindaklanjuti apakah produk itu betul terdaftar atau fiktif.
BBPOM Padang juga mengimbau masyarakat untuk menerapkan cek KLIK (kemasan, label, izin edar, dan kedaluwarsa) sebelum mengonsumsi produk makanan dan minuman. ”Baca label dengan saksama. Masyarakat susah baca label, paling yang dilihat hanya kadaluwarsanya. Padahal, di produk ada peringatan, petunjuk penyimpanan dan penyajian,” ujarnya.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Pariaman Kanderi mengatakan, ketujuh siswa itu sudah pulang dari rumah sakit pada hari yang sama dengan kejadian. Sehari kemudian, para siswa sudah kembali masuk sekolah.
”Besoknya anak-anak itu sudah masuk kembali. Sehari itu saja gejalanya. Kondisi mereka sudah aman,” kata Kanderi.
Kanderi menambahkan, dinas sebenarnya sudah beberapa kali mengimbau pihak sekolah agar siswa tidak jajan sembarangan. Karena kejadian kemarin, dinas akan kembali mengirimkan surat edaran untuk menegaskan kembali larangan siswa jajan di luar lingkungan sekolah.
”Dulu kami sampaikan, anak-anak membawa bekal atau tetap jajan di lingkungan sekolah yang jelas oleh pihak sekolah bahan baku, prosesnya, dan sebagainya. Itu akan kami pertegas kembali,” ujarnya.