Pembangunan dua kawasan ekonomi khusus di Bali mengundang perhatian Inggris untuk menjajaki peluang kerja sama. Inggris meminati kerja sama di sektor kesehatan dan sektor pariwisata serta lingkungan.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·4 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Pembangunan dua kawasan ekonomi khusus di Bali, yakni, Kawasan Ekonomi Khusus Sanur dan Kawasan Ekonomi Khusus Kura-Kura Bali di Kota Denpasar, mendapat perhatian Pemerintah Inggris. Inggris akan menjajaki peluang kerja sama terkait pembangunan infrastruktur kesehatan dan infrastruktur pariwisata di kedua kawasan ekonomi khusus di Bali tersebut.
Perihal itu diungkapkan Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Matt Downing seusai bertemu dengan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati di Kantor Gubernur Bali, Kota Denpasar, Senin (6/2/2023).
”Kami membicarakan beberapa isu. Kami melihat potensi berkolaborasi dengan pemerintah daerah di Bali terkait pembangunan infratstruktur, juga peluang bisnis untuk sektor kesehatan dan sektor pendidikan di kawasan ekonomi khusus,” ujar Downing seperti diterjemahkan pihak Kedutaan Besar Inggris.
Downing juga mengungkapkan kedatangannya ke Bali dan bertemu pimpinan pemerintah daerah di Provinsi Bali dan Kota Denpasar itu menjadi kunjungan resminya kali pertama sejak menjabat Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste. Sebelum bertemu Wakil Gubernur Bali, Downing terlebih dahulu bertemu Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa di Kantor Pemerintah Kota Denpasar, Senin (6/2).
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati menerangkan, hubungan antara Inggris dan Indonesia, khususnya Bali, sudah berlangsung lama dan berjalan baik. Menurut Tjok Ace, pertemuannya dengan Wakil Dubes Inggris tersebut membicarakan sejumlah hal, di antaranya, isu pembangunan infrastruktur, ekonomi digital, lingkungan dan pengelolaan sampah, dan penanggulangan kebencanaan serta kepariwisataan.
“Juga dibicarakan adanya kawasan ekonomi khusus (KEK) kesehatan di Sanur,” kata Tjok Ace menambahkan.
KEK Sanur direncanakan menjadi kawasan ekonomi khusus kesehatan dan pariwisata. KEK Kesehatan di Sanur dipersiapkan sejumlah infrastruktur pusat unggulan pelayanan kesehatan dan pusat riset medis, selain sedang dibangun rumah sakit internasional. Adapun KEK Kura-Kura Bali, yang juga berada di Kota Denpasar, dipersiapkan sebagai kawasan ekonomi khusus pariwisata, yang juga dilengkapi pusat unggulan pendidikan.
Perihal peluang kerja sama di kawasan ekonomi khusus di Kota Denpasar itu juga dibicarakan dalam pertemuan antara Wakil Dubes Inggris Matt Downing dan Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa. Dalam perbincangannya dengan Arya Wibawa, Senin (6/2), Downing menyatakan keberadaan kawasan ekonomi khusus di Bali, khususnya di Kota Denpasar, tersebut menarik perhatiannya, terutama karena disiapkannya kawasan khusus kesehatan dan pendidikan.
”Ini tentunya menjadi pertimbangan dalam melihat potensi kerja sama. Kami ingin memberikan penjelasan yang lebih banyak kepada perusahaan-perusahaan di Inggris,” ujar Downing serangkaian pertemuannya dengan Arya Wibawa di Kantor Wali Kota Denpasar.
Lingkungan
Dalam dua acara pertemuannya itu, baik dengan Wakil Wali Kota Denpasar maupun dengan Wakil Gubernur Bali, Downing juga membicarakan perihal penanganan dan pengelolaan lingkungan hidup di Bali, khususnya menyangkut pengelolaan sampah. Dalam perbincangannya dengan Arya Wibawa, Downing menggali informasi tentang kondisi persampahan di Bali, khususnya di Kota Denpasar, dan kebijakan serta langkah pemerintah daerah Bali dalam menangani sampah dan limbah.
Downing menyebutkan, Inggris juga pernah mengalami persoalan lingkungan hidup, termasuk pengelolaan sampah dan limbah.
Menanggapi isu lingkungan, termasuk sampah dan limbah, di wilayah Kota Denpasar, Wakil Wali Kota Denpasar Arya Wibawa mengatakan Pemkot Denpasar bersama pemerintah daerah di Bali dan Pemprov Bali sedang mengupayakan pembenahan manajemen sampah di Bali. Arya Wibawa menyatakan, Gubernur Bali sudah mengeluarkan kebijakan untuk menutup kawasan tempat pembuangan akhir sampah di Suwung, Denpasar Selatan, Kota Denpasar; dan mengaktifkan tempat pengolahan sampah terpadu, yang disertai kebijakan pengelolaan sampah berbasis sumber.
”Di Kota Denpasar sudah dibangun tiga tempat pengolahan sampah terpadu dengan kapasitas setiap tempat pengolahan sampah terpadu sekitar 450 ton per hari,” kata Arya Wibawa. Arya Wibawa mengakui TPA Suwung masih dioperasikan, tetapi luas penampungan sampahnya sudah dikurangi. Bahkan, TPA Suwung direncanakan akan ditutup pada Maret 2023.
Terkait pengelolaan limbah khusus bahan berbahaya dan beracun (B3), menurut Arya Wibawa, Bali belum memiliki fasilitas pengelolaan dan pengolahan limbah B3 maupun sistem pengelolaan limbah B3. ”Kalau Inggris memiliki kemampuan dan teknologinya, ini bagus untuk dibuatkan kerja sama,” kata Arya Wibawa.
Dalam pertemuannya dengan Wakil Dubes Inggris, Senin (6/2), Arya Wibawa menyampaikan keinginan Wali Kota Denpasar untuk membuka kerja sama di sektor pendidikan dan pariwisata, termasuk dengan Inggris. Arya Wibawa menyebutkan, Inggris memiliki kampus berkualitas, yang diketahui menerima pelajar dari berbagai negara. Pemkot Denpasar berkeinginan menjalin kerja sama dengan pihak kampus di Inggris sehingga Pemkot Denpasar dapat mengirimkan pelajar terbaik dari Kota Denpasar untuk kuliah di kampus di Inggris.
”Selain diharapkan akan dapat menghasilkan generasi unggul, kami juga akan menugaskan siswa mahasiswa tersebut sebagai duta wisata untuk mempromosikan pariwisata Denpasar,” kata Arya Wibawa. Menurut Arya Wibawa, Kota Denpasar dan Bali membutuhkan pariwisata agar perekonomian daerah bergerak. ”Kami juga mengundang masuknya investor melalui Wakil Dubes Inggris agar berinvestasi di Kota Denpasar, termasuk di kawasan ekonomi khusus, yang sedang dibangun,” kata Arya Wibawa.