Marak Isu Penculikan Anak, Sekolah di Surakarta Diminta Tegakkan Aturan Penjemputan
Isu penculikan anak sekolah tersebar marak di sejumlah daerah. Sebagai langkah antisipasi, Dinas Pendidikan Kota Surakarta meminta agar setiap sekolah menegakkan aturan penjemputan siswa.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Isu penculikan anak tersebar marak di sejumlah daerah. Desas-desus serupa juga beredar di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Sebagai langkah antisipasi, Dinas Pendidikan Kota Surakarta meminta agar setiap sekolah menegakkan aturan penjemputan siswa. Orangtua juga diharapkan selalu memantau keberadaan anak-anaknya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surakarta Dian Rineta menyampaikan, setiap sekolah sebenarnya sudah memiliki prosedur standar operasi (SOP) mengenai penjemputan siswa. Penerapan aturan tersebut harus diperketat seiring maraknya isu penculikan anak. Namun, mekanisme terperinci mengenai penerapan aturan diserahkan ke sekolah masing-masing.
”Setiap sekolah itu punya manajemen berbasis sekolah. Kami sudah mengingatkan teman-teman sekolah untuk menegakkan SOP penjemputan,” kata Dian saat dihubungi, Kamis (2/2/2023).
Dian mengungkapkan, salah satu aturan penjemputan yang diterapkan adalah anak harus dijemput oleh orang-orang terdekat yang dikenalnya. Di sejumlah sekolah, nama-nama orang yang akan menjemput siswa juga harus didaftarkan terlebih dahulu. Dengan mekanisme semacam itu, niat orang-orang yang akan bertindak jahat bisa dicegah.
”Sekolah itu sudah bagus kok SOP-nya. Mereka sudah tahu anak-anak yang menjemput si A dan si B. Wali kelas sudah hafal dengan siapa yang mau menjemput. Kami hanya mengingatkan kembali bahwa SOP harus dijalankan,” kata Dian.
Selain pihak sekolah, Dian juga mengharapkan orangtua murid ikut menjaga kewaspadaan, khususnya bagi anak-anak yang tempat tinggalnya dekat dengan sekolah. Sebab, biasanya anak-anak tersebut pulang sendiri dengan berjalan kaki.
Oleh karena itu, Dinas Pendidikan Surakarta mengimbau agar para siswa dari kelas rendah dijemput orangtua masing-masing. Selain itu, mereka bisa juga pulang berbarengan dengan orangtua yang rumahnya berdekatan.
Sampai sekarang, Dian menyebut, belum ada laporan mengenai penculikan anak sepulang sekolah di Surakarta. Dian pun berharap agar peristiwa semacam itu tidak pernah terjadi. Oleh karena itu, Dinas Pendidikan Surakarta terus mengedukasi agar sekolah dan orangtua selalu menjaga kewaspadaan.
”Kita tetap mengedukasi dan meningkatkan kewaspadaan. Namun, jangan menimbulkan kekhawatiran yang berlebihan. Kalau nantinya ada (penculikan), kita akan lebih waspada lagi berkali-kali lipat,” kata Dian.
Dian mengungkapkan, peningkatan kewaspadaan tersebut baru sebatas disampaikan melalui imbauan. Dinas Pendidikan Surakarta belum berencana mengeluarkan surat edaran untuk persoalan itu. Penerbitan surat edaran dikhawatirkan justru menyebabkan para orangtua menjadi takut.
Kami sudah mengingatkan teman-teman sekolah untuk menegakkan SOP penjemputan. (Dian Rineta)
Secara terpisah, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka meminta semua warga untuk mewaspadai maraknya isu penculikan anak. Meski belum ada laporan, kewaspadaan perlu terus dijaga. Jangan sampai peristiwa tersebut nantinya benar-benar terjadi di Kota Surakarta.
”Orangtua yang menjemput hati-hati. Anaknya diberi tahu, jangan mau dijemput orang lain. Yang naik BST (Batik Solo Trans) juga hati-hati. Nanti ditingkatkan pengawasannya. Saya cari dulu infonya (penculikan anak). Kan belum tentu benar juga,” kata Gibran.