Hujan deras yang mengguyur sejak Rabu (1/2/2023) petang menyebabkan banjir dan tanah longsor di Kota Parepare dan Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Di Kota Parepare, dua warga dilaporkan meninggal.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Hujan deras yang mengguyur sejak Rabu (1/2/2023) petang menyebabkan banjir dan tanah longsor di Kota Parepare dan Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Di Kota Parepare, dua warga dilaporkan meninggal setelah rumahnya hanyut terbawa air. Sementara itu, ratusan warga lain dievakuasi.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Kompas, luapan air dan lumpur di Parepare terjadi sejak Rabu malam. Kondisi itu terjadi karena meluapnya sejumlah sungai yang melintasi permukiman di tengah kota setelah hujan deras turun selama beberapa jam. Akibatnya, sejumlah kecamatan di Parepare terendam.
Luapan air bah disertai naiknya air laut juga membuat beberapa rumah warga hanyut terbawa air. Longsor juga terjadi di beberapa lokasi. Sepanjang Rabu malam hingga Kamis pagi, petugas dari sejumlah instansi berupaya mengevakuasi warga dari beberapa lokasi permukiman.
Puskesmas dan rumah sakit tak luput pula dari genangan hingga sejumlah pasien harus dievakuasi ke area yang lebih aman. Selain itu, sejumlah perkantoran ikut terendam air.
”Berdasarkan laporan sementara, ada dua korban meninggal. Ada juga korban tertimbun longsor yang berhasil dievakuasi dan saat ini dirawat di rumah sakit. Petugas masih mendata dampak banjir secara keseluruhan,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel Amson Padolo, Kamis.
Dua korban meninggal itu adalah pasangan suami istri Ramli (43) dan Fitriani (41). Mereka adalah korban yang rumahnya hanyut terbawa air. Keduanya memiliki tiga anak dan seorang cucu yang berada di rumah saat kejadian, tetapi keempatnya berhasil selamat.
Luapan air bah disertai naiknya air laut juga membuat beberapa rumah warga hanyut terbawa air.
Pada Kamis pagi, genangan air di Kota Parepare perlahan surut. Namun, kondisi cuaca yang diperkirakan masih akan hujan membuat banyak warga masih mengungsi ke rumah kerabat.
”Ada warga mengungsi, tapi pagi ini masih didata apakah ada tempat khusus yang disiapkan untuk evakuasi atau mereka di rumah-rumah warga lainnya. Karena semalam evakuasinya kebanyakan ke rumah warga,” kata Amson.
Yusrianti (52), warga Kelurahan Lapadde, Kecamatan Ujung, Parepare, mengatakan, hingga Kamis pagi, dirinya masih mengungsi ke rumah kerabat. ”Sebenarnya air sudah mulai surut, tapi khawatirnya tiba-tiba turun hujan lagi. Jadi, saya masih di rumah saudara untuk sementara. Suami saya saja yang ke rumah melihat keadaan dan barang-barang yang semalam terendam,” katanya.
Setelah penerapan teknologi modifikasi cuaca selama 11 hari pada pertengahan Januari lalu, hujan kembali mengguyur wilayah Sulsel. Intensitas hujan itu bervariasi, mulai dari hujan ringan hingga deras.
Di beberapa wilayah, hujan juga disertai angin kencang. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan, hingga beberapa hari ke depan, hujan deras disertai angin kencang masih akan terjadi di sejumlah wilayah Sulsel.