Anoa Breeding Center Manado Sambut Kelahiran Bayi Keempat
Seekor bayi anoa dilahirkan di Anoa Breeding Center Manado, Sulawesi Utara, dan dinamai Raden. Kelahiran keempat dalam delapan tahun terakhir ini memberikan angin segar di tengah penurunan populasi anoa di Sulawesi.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·5 menit baca
MANADO, KOMPAS — Seekor bayi anoa dilahirkan di Anoa Breeding Center, pusat penangkaran Anoa di Manado, Sulawesi Utara, dan diberi nama Raden. Kelahiran keempat dalam delapan tahun terakhir ini memberikan angin segar di tengah indikasi penurunan drastis populasi satwa endemik tersebut di seluruh Sulawesi.
Hal ini diumumkan oleh Heru Setiawan, Kepala Balai Penerapan Standar Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPSILHK) Manado dalam konferensi pers, Kamis (2/2/2023), di kantornya. Lembaga tersebut adalah satu dari dua pengelola Anoa Breeding Center (ABC).
Raden, bayi anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis) jantan,lahir pada 16 Januari 2023 pukul 20.52 Wita dengan berat badan 6,1 kilogram dan panjang badan 52 sentimeter. Ia adalah keturunan pertama (F1) dari induk betina bernama Denok (13 tahun) dan pejantan Rambo (12 tahun) yang telah ditangkar di ABC sejak dibentuk pada 2015.
Nama Raden, yang merupakan kombinasi nama kedua induknya, diusulkan oleh tim ABC, kemudian ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar. Nama itu dipilih atas alasan kepraktisan, untuk memudahkan staf mengingat garis keturunan anak anoa.
“Kalau diidentifikasi dari kultur Jawa, nama ini identik dengan anak laki-laki. Sebenarnya ada usulan yang diajukan kemarin, yaitu Rano, Denbo, dan Adera, singkatan dari ‘anak Denok dan Rambo.’ Berikut kami akan coba cari nama-nama lokal asli sini (Sulut),” kata Heru.
Kelahiran Raden merupakan kelahiran keempat yang berhasil dari total 12 kali kebuntingan. Ia dilahirkan melalui operasi sesar yang dipimpin dokter hewan ABC, Afifah Hasna.
Kelahirannya juga menandai keberhasilan pertama operasi sesar dari empat kali percobaan. “Ini jadi legacy juga, bahwa kami berhasil membantu kelahiran normal dan sesar,” ujar Heru.
Menurut catatan ABC, pasangan Rambo dan Denok telah menghasilkan empat keturunan, tetapi dua di antaranya mati saat kelahiran.
Afifah mengatakan, Denok diduga mengalami kondisi sulit melahirkan yang disebut distokia. Bayi anoa yang dikandung kerap kali mengalami sungsang.
Ini jadi legacy juga, bahwa kami berhasil membantu kelahiran normal dan sesar (Heru Setiawan)
“Seharusnya dalam kelahiran normal, kaki depan bayi keluar lebih dulu, diikuti kepalanya. Tetapi kalau kaki atau kepalanya tertekuk, dia sulit keluar. Ini terjadi secara alami dan (posisi bayi) tidak bisa kami intervensi,” ujarnya.
Operasi sesar bisa menjadi solusi, tetapi harus menjadi tindakan terakhir ketika kelahiran alami tidak bisa berlangsung. Kendati begitu, dalam kasus kelahiran Raden, dia mengambil keputusan operasi sesar sesegera mungkin ketika Denok telah menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan pada hari ke-292 kebuntingan.
Rendah
Terkait dengan tingkat selamat kelahiran (survival rate) yang rendah, Afifah menyebut ada beberapa faktor yang turut menentukan, seperti bobot bayi anoa. Umumnya, kelahiran bisa normal jika berat bayi hanya berkisar 3-5 kilogram. Karena itu, asupan makanan induk harus pas, tidak boleh lebih maupun kurang.
Kedua, induk yang baru pertama kali melahirkan akan rentan keguguran karena belum berpengalaman. Mereka akan duduk untuk berisitirahat atau berguling ketika seharusnya mengejan. “Kami tidak tahu apakah ini juga terjadi di habitat anoa karena belum ada riset. Makanya, kami selalu bantu saat kelahiran, sekalipun normal,” kata Afifah.
Terlepas dari itu, Afifah menyebut kelahiran Raden sebagai suatu pencapaian bagi ABC. Bayi pertama yang lahir di ABC adalah Maesa pada 7 Februari 2017, disusul Anara pada 8 November di tahun yang sama. Bayi ketiga adalah Deandra yang lahir pada 25 Juli 2018.
Maesa dan Deandra adalah keturunan Rambo dan Denok, sedangkan Anara anak Rambo dan induk Ana yang sudah meninggal. Dengan demikian, ABC kini menangkar sembilan anoa, empat jantan dan lima betina. Salah satu dari mereka adalah anoa dataran tinggi (Bubalus quarlesi).
Situasi ini pun disambut baik Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulut yang juga mengelola ABC. Askhari Daeng Masikki, Kepala BKSDA Sulut, menyebut pelestarian anoa sangat penting. Mamalia terbesar di Sulawesi itu adalah satwa endemik yang menjadi aset keanekaragaman hayati Indonesia.
Kelahiran Raden juga membawa angin segar kala populasi anoa menurun. Satwa ini telah masuk dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN/Perserikatan Internasional untuk Pelestarian Alam). Populasinya di alam kini diduga tak lebih dari 2.500 ekor, menurun dari 5.000-an dalam beberapa tahun terakhir.
Untuk itu, intervensi dalam bentuk penangkaran ex situ, yaitu di luar habitat aslinya, harus dilakukan untuk mencegah kepunahan anoa akibat beragam ancaman, utamanya perburuan dan perdagangan. Kendati begitu, ia menegaskan anoa tidak akan selamanya dipelihara di penangkaran.
Tujuan ini sudah pernah tercapai dengan pelepasan Deandra di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara pada Januari 2022. “Pengembangan konservasi in situ (di habitat asal) adalah muaranya. Jika nanti Raden sudah besar dan sifat liarnya sudah tumbuh, akan dilepasliarkan juga ke alam. Ini cara kita menambah populasi anoa,” kata Askhari.
Dalam menjalankan tugas ini, ABC didukung oleh PT Cargill Indonesia Amurang. Bantuan ini diberikan dalam berbagai bentuk, antara lain pembangunan kandang, klinik kesehatan anoa dan fasilitas pendukung lainnya, hingga menyediakan dokter hewan serta pawang anoa.
Imelda Tandako, Plant Manager PT Cargill Indonesia Amurang yang berfokus pada bisnis kopra, menyebut kelahiran Raden sebagai hasil konkret kerja sama antara pihaknya dengan pemerintah.
Hal ini juga membuktikan komitmen dan kontribusi perusahaan Amerika Serikat itu dalam pelestarian alam.
“Kami telah terlibat dalam konserasi anoa sejak 2015 melalui kerja sama dengan BPSILHK Manado. Semoga ini terus berlangsung dan bisa mengundang lebih banyak pihak dalam menjaga kelestarian anoa,” kata Imelda.