Muncul Wacana Putra FX Rudy Disandingkan dengan Kaesang
Perbincangan soal Pilkada 2024 semakin menghangat di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Belakangan, berkembang wacana disandingkannya Keasang dengan Rheo Fernandes, putra dari FX Rudy.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·4 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Perbincangan soal Pilkada 2024 semakin menghangat di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Apalagi, setelah mencuatnya pengakuan putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, yang tertarik berpolitik. Kini, berkembang wacana disandingkannya Kaesang dengan putra Ketua Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo, yaitu Rheo Fernandes.
Wacana itu mengemuka di sela-sela rapat anggota Fraksi PDI Perjuangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surakarta, pekan lalu. Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Surakarta YF Sukasno menyampaikan, sebenarnya pembahasan utama rapat soal rencana kerja bakti dalam rangka peringatan hari jadi partai, yang juga didedikasikan bagi ketua umum partai mereka, yakni Megawati Soekarnoputri.
”Lalu, ada yang menyampaikan usulan lain. Dari situ saya tanyakan kepada seluruh anggota fraksi karena ada yang mengusulkan (Rheo) menjadi pendamping dan sebagainya. Maka, saling bersahut-sahutan. Akhirnya, melihat track record Mas Rheo yang selama ini aktif juga dalam kegiatan partai, kami mengusulkan supaya Pilkada 2024 Mas Rheo diusulkan sebagai calon wakil wali kota,” tutur Sukasno saat dihubungi, Senin (30/1/2023).
Rheo merupakan salah seorang kader dari Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kota Surakarta. Bahkan, ia terdaftar sebagai pengurus dalam struktur Pimpinan Anak Cabang (PAC) PDI Perjuangan Kecamatan Jebres di Kota Surakarta. Jabatan yang diduduki berada pada tingkatan wakil ketua.
Usulan soal Rheo, lanjut Sukasno, nantinya akan disampaikan kepada jajaran pengurus DPC PDI Perjuangan Kota Surakarta. Sebab, partai memiliki mekanisme penjaringan dan penyaringan tertentu. Tidak serta-merta usulan yang dilayangkan langsung terwujud kelak. Lebih-lebih ada hak prerogatif dari Megawati, selaku ketua umum, untuk menentukan calon kepala daerah hingga presiden.
”Kalau namanya partai politik, ini ruang diskusi terbuka. Ini, kan, prosesnya juga masih panjang dan ada kewenangan dari Bu Ketua Umum (Megawati). Kami patuh dan tegak lurus untuk itu. Ini saya sampaikan kepada seluruh anggota fraksi,” kata Sukasno.
Di sisi lain, Kaesang belum buka suara perihal ketertarikannya dalam dunia politik. Memang, Gibran telah membocorkan jika adiknya tertarik terjun ke ranah eksekutif. Dengan demikian, kemungkinan Kaesang bakal bersaing dalam Pilkada 2024. Hanya saja, soal partai hingga daerah mana yang akan dituju sama sekali belum bisa diungkap.
Menanggapi hal tersebut, Sukasno meyakini Kaesang nantinya bakal merapat ke PDI Perjuangan. Itu dianggapnya layaknya suatu keniscayaan. Pasalnya, terdapat kultur yang linier atas pilihan partai dari seorang kader PDI Perjuangan dan keluarganya. Terlebih lagi, Kaesang hidup dalam keluarga yang memilih PDI Perjuangan untuk karier politik. Baik ayah maupun kakak Kaesang sama-sama menjajaki politik lewat partai tersebut.
”Jadi, begini, tradisi di PDI Perjuangan, itu tidak ada dalam satu keluarga berbeda partai. Bagi PDI Perjuangan, itu hal yang tabu. Kalau Mas Kaesang mau masuk PDI Perjuangan, itu terbuka dan wajar. Apalagi, bapak dan kakaknya juga dari sini. Mosok adiknya mau ke yang lain,” tutur Sukasno.
Secara terpisah, FX Rudy tak mempermasalahkan soal usulan sejumlah kader yang berencana menyandingkan putranya, Rheo, dengan Kaesang. Ia tetap menyerahkan sepenuhnya pencalonan sesuai mekanisme partai. Pihaknya juga belum berpikir terlalu jauh mengenai Pilkada 2024. Saat ini, perhatiannya baru terpusat pada pemenangan pemilihan legislatif dan pemilihan presiden.
”Saya selalu menunggu perintah dari Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan. Namun, kalau wacana ini sudah mulai berembus, inilah namanya demokrasi,” kata Rudy.
Bapak dan kakaknya juga dari sini.Mosokadiknya mau ke yang lain.
Rudy mengaku tak pernah memaksa anak-anaknya untuk berkiprah di dunia perpolitikan. Itu semua terjadi secara alami. Begitu pula, keinginan Rheo terjun ke dunia politik berangkat dari kemauan sang anak sendiri. Hampir 20 tahun lamanya, Rheo membangun karier politiknya, mulai terjun dari tingkatan pengurus ranting hingga kecamatan. Untuk itu, Rudy tidak meragukan lagi kemampuan sang anak dalam berorganisasi.
Setidaknya tiga kali nama Rheo masuk penjaringan untuk tingkat anggota DPRD Kota Surakarta dari jalur PDI Perjuangan. Itu terjadi pada 2009, 2014, dan 2019. Bahkan, pada 2020, ia sempat hampir disandingkan untuk mendampingi Gibran melaju pada Pilkada Kota Surakarta. Namun, ia enggan melaju pada semua kesempatan tersebut.
Alasannya, Rheo keberatan jika kiprah politiknya menunggangi popularitas ayahnya. Belakangan, ia telah bertemu langsung dengan ayahnya untuk menyampaikan keinginannya melanjutkan perjuangan sang ayah dalam perpolitikan.
”Saya enggak mau kemudahan semacam itu. Kemudahan itu bisa sirna sesaat kalau saya tidak berjuang sendiri. Maksud saya seperti itu,” kata Rheo.
Sejauh ini, kata Rheo, pihaknya baru terpikir untuk melaju pada kontestasi legislatif. Ia tak mau ambil pusing soal kemunculan namanya dalam bursa eksekutif, atau pencalonan wakil wali kota. Namun, pihaknya mensyukuri jika namanya memang diusulkan untuk percaturan tersebut. Mekanisme kepartaian bakal diikutinya secara patuh.
”Kalau cuma wacana, terima kasih lah. Saya tetap menghormati keputusan dari partai nanti. Baik dari DPC, DPD, DPP, sampai ketua umum. Saat ini, yang punya wewenang menjawab itu beliau-beliau dari elite PDI Perjuangan,” kata Rheo.