Laki-laki asal Jakarta Ditemukan Meninggal di Borobudur
Mayat seorang laki-laki asal Jakarta ditemukan di rumah kontrakannya di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Selasa (24/1/2023). Diduga korban sudah meninggal empat hingga lima hari lalu.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Cakra Aria Kusuma (57), laki-laki asal Jakarta, ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di rumah kontrakannya di Dusun Brojonalan, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Selasa (24/1/2023). Dengan kondisi jenazah yang membusuk, korban diperkirakan sudah meninggal sekitar empat hingga lima hari lalu.
Kepala Kepolisian Resor Kota (Polresta) Magelang Komisaris Besar Ruruh Wicaksono mengatakan, penyebab kematian korban masih dalam penyelidikan. Namun, sejauh ini, terlihat bahwa yang bersangkutan bukan korban kekerasan.
”Tidak terlihat tanda-tanda kekerasan fisik pada tubuh korban,” ujar Ruruh, Selasa (24/1/2023).
Pada Selasa siang, jenazah korban sudah dievakuasi. Kejadian ini juga sudah diberitahukan kepada keluarga korban di Jakarta.
Polisi juga sudah melakukan olah tempat kejadian perkara. Di sekitar mayat korban ditemukan obat kuat pria. Namun, polisi masih menyelidiki apakah konsumsi obat tersebut menjadi penyebab kematian atau tidak.
Penemuan jenazah itu berawal dari kedatangan salah seorang rekan kerja korban ke rumah kontrakan pada Selasa. Lama tidak berkomunikasi dengan Cakra, sang teman berniat bertemu dan datang langsung ke rumah kontrakannya.
Namun, karena kondisi rumah tertutup dan korban sama sekali tidak terlihat, si teman pun langsung mencari pemilik rumah kontrakan, Rohmad (69), yang juga bertempat tinggal di Desa Wanurejo.
Tidak terlihat tanda-tanda kekerasan fisik di tubuh korban.
Bersama dengan rekan korban tersebut, Rohmad dan keponakannya pun datang ke rumah kontrakan itu. Mencium bau busuk menyengat yang mencurigakan, mereka pun langsung berupaya masuk dengan mendobrak pintu belakang. Ketika itulah mereka melihat korban sudah tergeletak tak bernyawa di lantai.
Rohmad menuturkan, jasad korban sudah membusuk, dan mengeluarkan banyak cairan dari tubuh. ”Saya juga tidak sempat memperhatikan kondisi tubuhnya karena saya sudah terpeleset cairan tubuh yang ada di depan pintu,” ungkapnya. Temuan itu pun langsung dilaporkan kepada polisi.
Cakra, menurut Rohmad, sudah mengontrak rumah selama setahun. Mengaku sebagai warga Jakarta, Cakra sempat satu kali membawa istrinya ke kontrakan. Namun, setelah itu, dia mengaku sudah bercerai dan berencana menikahi teman wanita yang juga rekan kerjanya. Teman wanita inilah yang sempat beberapa kali diajak ke rumah kontrakannya di Dusun Brojonalan.
Sehari-hari, Cakra bekerja sebagai tenaga lepas dari perusahaan periklanan di Jakarta. Sebelumnya, dia sempat menginap satu malam di salah satu homestay di Desa Wanurejo, dan akhirnya memutuskan tinggal dengan menyewa rumah kontrakan milik Rohmad.
Menurut Rohmas, Cakra cenderung tertutup, tidak bersosialisasi dengan tetangga sekitar. Namun, dia juga sempat beberapa kali berinteraksi dengan Rohmad. Rabu (18/1/2023) lalu, keponakan Rohmad bahkan masih sempat datang ke rumah kontrakan dan berniat meminjam mobil Cakra untuk mengantar istrinya ke rumah sakit.
”Ketika itu, Pak Cakra justru kemudian membantu menyetir mobil mengantarkan istri keponakan saya ke rumah sakit,” tutur Rohmad. Itu adalah kali terakhir Rohmad melihat Cakra dalam kondisi sehat.
Ruri (52), salah seorang tetangga yang tinggal di depan rumah kontrakan korban, mengatakan, Cakra diketahui sangat tertutup. Dia tidak pernah berinteraksi dengan lingkungan sekitar, dan tidak pernah terlibat dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan.
”Ada tetangga sekitar meninggal pun, korban tidak pernah datang melayat,” ujarnya.
Ruri mengatakan, dirinya sebatas mengetahui keberadaan korban dari aktivitasnya lalu lalang di jalan dengan mengendarai mobil. Namun, Ruri mengaku tidak mengenali wajah korban karena dia selalu mengendarai mobil dengan kondisi jendela tertutup rapat.
Oleh karena itu, Ruri pun menganggap bahwa kasus meninggalnya korban yang terlambat diketahui adalah hal yang wajar terjadi. ”Kami tidak pernah tahu tentang kondisi dan keberadaannya di kontrakan karena kami pun sama sekali tidak pernah tahu tentang aktivitas dan kabarnya sehari-hari,” katanya.