Cuti Bersama, Presiden Kunjungi Solo Safari Bersama Keluarga
Di sela-sela libur cuti bersama, Presiden Joko Widodo bersama keluarganya berkunjung ke Solo Safari, di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Senin (23/1/2023). Ia sekaligus mengecek progres revitalisasi kebun binatang tersebut.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·4 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Di sela-sela cuti bersama, Presiden Joko Widodo dan sebagian keluarganya berkunjung ke Solo Safari, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Senin (23/1/2023). Kedatangannya sekaligus memeriksa perkembangan revitalisasi kebun binatang itu. Setelah pemugaran rampung, destinasi wisata itu diyakini bakal menjadi salah satu lokasi kunjungan andalan.
Presiden dan keluarga tiba di sana pukul 09.27. Ia datang bersama Ibu Negara Iriana serta kedua cucunya, Jan Ethes Sri Narendra dan La Lembah Manah. Putra sulung Presiden, yang juga Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka, dan istrinya, Selvi Ananda, turut serta dalam rombongan tersebut. Semuanya berpakaian santai, kaus dan kemeja.
Selama berkeliling, Presiden terlihat menggandeng Ethes dan Lembah. Mereka sempat berinteraksi dengan satwa, seperti membelai ular piton albino, memberi makan burung, hingga menunggangi kuda di area kandang terbuka.
”Saya diajak Pak Wali (Gibran) untuk melihat pembenahan Taman Satwa Taru Jurug yang sekarang menjadi Solo Safari. Saya lihat sangat bagus. Meskipun ini belum selesai, saya yakin akan jadi sangat bagus dan menjadi destinasi wisata baru di Kota Solo,” kata Presiden seusai kunjungannya.
Upaya revitalisasi tersebut, kata Presiden, menjadi bentuk pengembangan terhadap aset produktif milik pemerintah kota. Terlebih lagi, ada beberapa proyek revitalisasi lainnya yang juga sedang dikerjakan, seperti Taman Balekambang, pemugaran kawasan pedestrian di Ngarsopuro dan Gatot Subroto, hingga Solo Technopark.
Untuk revitalisasi kebun binatang, pengerjaannya dimulai sejak Agustus 2022. Revitalisasi dilakukan PT Taman Safari Indonesia, yang nantinya akan bersama-sama mengelola kebun binatang yang semula bernama Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ). TSTJ berstatus sebagai perusahaan umum daerah milik Pemerintah Kota Surakarta. Setelah revitalisasi rampung, kebun binatang itu akan berganti nama Solo Safari.
Deputi Direktur PT Taman Safari Indonesia Hans Manansang menyampaikan, saat ini, revitalisasi masih berada fase pertama. Progres pembangunannya disebut berada pada jalur yang baik. Ditargetkan, pada 27 Januari 2023, kebun binatang tersebut sudah bisa beroperasi sembari menyelesaikan pembangunan fase kedua.
”Sebagian sudah bisa dinikmati pengunjung. Memang masih ada PR yang harus dikerjakan. Nanti kami sambil bertahap mengerjakan fase kedua. Harapannya itu bisa diselesaikan akhir Desember. Untuk fase pertama, ini tinggal finishing,” kata Hans.
Pada awal operasional, lanjut Hans, sejumlah fasilitas yang sudah bisa dinikmati, antara lain restoran, taman bermain anak, dan panggung pertunjukan. Bentuk pertunjukan yang akan disuguhkan baru sekadar penampilan satwa. Itu menjadi bentuk edukasi agar pengunjung bisa semakin mengenali ragam satwa. Namun, tak tertutup kemungkinan jika kelak panggung tersebut bisa digunakan untuk pertunjukan lainnya seperti festival musik hingga seni budaya.
Salah satu sudut kandang hewan di Solo Safari, di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Senin (23/1/2023).
Berubah konsep
Hans mengungkapkan, revitalisasi yang dilakukan bukan sekadar mengubah fisik bangunan, tetapi juga konsep kebun binatang tersebut. Dengan wajah barunya, kebun binatang itu dibuat lebih menyatu dengan alam. Untuk itu, hanya dilakukan pembuatan desain ruang yang baru. Pihaknya juga berusaha seminimal mungkin menebang pepohonan yang sudah tumbuh di kawasan tersebut.
Bentuk kandang yang menyatu dengan alam tampak pada pulau primata. Lokasinya bertempat pada sebuah danau yang berada di area kebun binatang itu. Setiap pulau akan dihuni berbagai jenis primata, seperti siamang, owa, orangutan, dan lutung. Setiap jenis primata akan menempati satu pulau.
”Kalau dulu di kandang, sekarang lebih alami dan bebas. Tadi bisa dilihat tidak ada penghalangnya. Itu konsep zoo yang lebih modern,” kata Hans.
Di sisi lain, Hans mengaku, bakal menambah ragam satwa untuk menambah daya tarik kebun binatang tersebut. Beberapa satwa tambahan antara lain zebra, komodo, hingga singa. Tak hanya menambah, pihaknya juga akan mengusahakan reproduksi satwa demi kelestarian beragam satwa tersebut. Salah satunya akan dilakukan pada singa.
Hans menyatakan, target pengunjung yang ditentukan pengelola berkisar 4.000 orang per hari. Dalam setahun, diharapkan tercatat kunjungan hingga 450.000 orang.
Harga tiketnya Rp 45.000 untuk anak-anak dan Rp 60.000 untuk dewasa. Sasaran pengunjung sebagian besar dari wilayah Kota Surakarta dan sekitarnya. Namun, tidak tertutup kemungkinan bisa menarik wisatawan dari kota lain, seperti Semarang, Surabaya, dan Yogyakarta.
”Kalau pembangunan sudah selesai seluruhnya, minimal wisatawan bisa menghabiskan waktu 4-5 jam di sini. Jadi, harus seharian. Karena, semuanya ada dan lebih lengkap. Ini akan menjadi kebun binatang yang bisa dibanggakan negara. Tidak kalah dengan yang luar negeri,” kata Hans.