Presiden Joko Widodo tak meragukan lagi kontribusi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama bagi bangsa Indonesia. Perihal kontribusi juga semestinya tidak perlu disampaikan berulang kali.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo tak meragukan lagi kontribusi Nahdlatul Ulama bagi bangsa Indonesia. Perihal kontribusi juga semestinya tidak perlu disampaikan berulang kali. Itu sudah menjadi suatu fakta yang diketahui publik.
”Saya kira tidak usah kita ulang-ulang. Semua sudah tahu. Kontribusi besar apa yang diberikan Nahdlatul Ulama. Sudah tahu semuanya,” kata Presiden seusai mengikuti jalan sehat dalam rangka peringatan satu abad Nahdlatul Ulama (NU) di Pamedan Pura Mangkunegaran, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Minggu (22/1/2023).
Untuk itu, Presiden juga mengapresiasi segala kegiatan yang diselenggarakan NU menjelang peringatan satu abad berdirinya organisasi tersebut. Semua hal dinilainya memiliki manfaat tertentu. Bahkan, kegiatan bersama yang kesannya remeh, seperti jalan sehat.
Terlebih lagi kegiatan jalan sehat diadakan sehari setelah penutupan Pekan Olahraga dan Kesenian (Porseni) NU yang juga berlangsung di Kota Surakarta. Porseni NU telah berlangsung sejak 15 Januari 2023 hingga 21 Januari 2023. Kontingen dari Jawa Timur keluar menjadi juara dengan raihan 22 medali emas, 12 perak, dan 20 perunggu.
Menurut Presiden, kesehatan menjadi kunci terbentuknya suatu negara yang kuat. Jalan sehat termasuk salah satu yang bisa dilakukan untuk meraihnya. Presiden berharap agar seluruh warga Indonesia senantiasa diberkahi kesehatan agar Indonesia mampu menjadi bangsa yang kuat.
”Kita harapkan dengan Porseni NU dan jalan sehat, seluruh warga Nahdliyin sehat semuanya. Dan, juga seluruh warga Indonesia sehat semuanya. Dengan kesehatan itulah negara kita akan kuat,” kata Presiden dalam sambutannya.
Presiden mengikuti jalan sehat didampingi Ibu Negara Iriana dan cucunya, Jan Ethes Sri Narendra. Ia tak hanya melepas para pesertanya, tetapi juga mengikuti jalan sehat hingga selesai. Prosesi pelepasan peserta jalan sehat dilakukan oleh Presiden bersama dengan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan Ketua DPR Puan Maharani.
Titik keberangkatan dimulai dari Pura Mangkunegaran, lalu menyusuri Jalan Slamet Riyadi, dan berakhir di kawasan Ngarsopuro. Panjang rute jalan sehat diperkirakan 3-4 km. Presiden, Ibu Negara, Ethes, Puan, dan Yahya juga berjalan penuh dari titik mula sampai garis finis.
Sejumlah pejabat negara juga turut serta dalam kegiatan tersebut. Beberapa di antaranya Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir; Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali; Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD; Ketua MPR Bambang Soesatyo; politisi PDI Perjuangan Aria Bima; dan politisi Partai Golkar Nusron Wahid.
Terlihat pula beberapa kepala daerah yang menghadiri pergelaran tersebut, seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka, Bupati Klaten Sri Mulyani, dan Bupati Sukoharjo Etik Suryani.
Ketua Umum Pengurus Besar NU KH Yahya Cholil Staquf ingin mengajak seluruh warga NU untuk merasakan kebahagiaan dan kegembiraan dalam menyongsong usia organisasi yang bakal menyentuh satu abad dalam waktu dekat. Jalan sehat hanya salah satu caranya. Pihaknya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Presiden, jajaran menteri, hingga tokoh politik nasional yang hadir dan memberikan dukungan pada kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh organisasi. Ia menegaskan komitmen organisasi terhadap persatuan bangsa. Untuk itu, organisasi selalu berdiri dengan para pemimpin bangsa.
Tugas utama NU adalah menjadi salah satu pilarnya Indonesia.
”Hari ini pemimpin-pemimpin kita hadir untuk membersamai kita. Maka, kita tidak akan pernah jauh dan akan membersamai pemimpin-pemimpin kita untuk merawat Indonesia, menjaga Indonesia, menjaga keselamatan bangsa dan negara. Memperjuangkan kemaslahatan bagi masa depan bangsa dan negara,” kata Yahya.
Zanubba Ariffah Chafsoh, atau Yenny Wahid, yang juga putri dari Abdurrahman Wahid, mengatakan, organisasinya menjalankan politik kebangsaan. Pasalnya, organisasi tersebut berdiri jauh sebelum Indonesia menjadi republik. Tugas utama dari PBNU adalah memastikan agar negara tetap utuh dengan segala keragaman yang ada di dalamnya.
”Tugas utama NU adalah menjadi salah satu pilarnya Indonesia. Mau politiknya seperti apa pun politisnya, sifatnya seperti apa pun, tugas NU adalah menyangga bangsa dan negara ini supaya tetap utuh. Tetap tegak berdiri,” kata Yenny.