Menanti Kembali Semaraknya Wisatawan Mancanegara di Bunaken
Untuk mendukung Bunaken sebagai salah satu tujuan wisata, pemerintah telah membangun sejumlah infrastruktur pendukung, antara lain rumah tinggal bagi wisatawan.

Presiden Joko Widodo meninjau kawasan wisata Bunaken pada Jumat (20/1/2023).
Cuaca mendung menyambut Presiden Joko Widodo kala berkunjung ke Pulau Bunaken, Taman Nasional Bunaken, Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara, Jumat (20/1/2023). Nuansa muram mendung tersebut tampak kontras dengan keceriaan yang dihadirkan masyarakat Pulau Bunaken ketika menyambut Kepala Negara. Keceriaan ini pun berbalut optimisme ketika Presiden melontarkan prediksi bahwa jumlah wisatawan di Bunaken akan kembali melonjak.
”Kita membuka untuk turis semua negara tanpa terkecuali, termasuk dari Tiongkok, silakan. Saya melihat di awal bulan Februari ini akan berbondong-bondong ramai turis dari Tiongkok masuk ke Manado, masuk ke Sulawesi Utara,” ujar Presiden Jokowi ketika memberikan keterangan pers selepas peninjauan di Pulau Bunaken.
Terkait banyaknya turis mancanegara yang nanti akan datang, Presiden mengaku tidak khawatir karena turis pun telah melalui sejumlah protokol kesehatan sejak di negaranya. Selain itu, kekebalan komunal masyarakat Indonesia pun dinilai sudah sangat tinggi.
Untuk menuju Pulau Bunaken, Presiden menggunakan Kapal Motor Ultimate Victory selama satu jam perjalanan dari Dermaga Mega Mas, Kota Manado, menuju Dermaga Pulau Bunaken. Turut mendampingi Presiden adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, dan Wali Kota Manado Andrei Angouw.

Presiden Joko Widodo saat ke kawasan wisata Bunaken pada Jumat (20/1/2023).
Begitu Presiden dan rombongan tiba di Bunaken, ratusan pelajar tingkat SD hingga SMA segera menyambut dengan menyanyikan lagu ”Kota Manado yang Kucintai”. Presiden pun lantas bercengkerama dan berfoto bersama dengan para pelajar.
Untuk mendukung Bunaken sebagai salah satu tujuan wisata, pemerintah telah membangun sejumlah infrastruktur pendukung, antara lain rumah tinggal atau homestay bagi wisatawan. ”Ya, ini kita telah perbaiki paling tidak mukanya sudah kelihatan, homestay untuk turis juga sudah disiapkan, ada 50 rumah yang telah dibangun pemerintah untuk masyarakat,” ucap Presiden Jokowi.
Presiden juga meninjau kawasan wisata Bunaken dan homestay yang ada. Terdapat dua homestay yang dilihat secara langsung oleh Presiden, yakni Tuna Fish dan Cape of Sand. Presiden sempat berbincang dengan pemilik kedua homestay tersebut. ”Berapa harga sewa satu malam?” tanya Presiden. ”Dua ratus ribu, Pak,” jawab Moty Mathias, pemilik homestay.
Para pemilik homestay mengungkapkan rasa syukur atas bantuan pemerintah yang telah membangun dan memperbaiki rumah tinggal mereka menjadi tempat penginapan. ”Bersyukur, terima kasih karena diberikan homestay sehingga katu’ orang masyarakat bisa dapat bantuan rumah sehingga perekonomian bisa dikatakan sudah bisa naik sedikit,” ucap Vonny Caroles, pemilik homestay Cape of Sand dengan mata berkaca-kaca.

Presiden Joko Widodo saat berada di kawasan wisata Bunaken pada Jumat (20/1/2023).
Selain itu, Vonny berharap agar ke depan homestay miliknya sudah bisa beroperasi untuk menerima wisatawan. ”Mudah-mudahan ke depan kita sudah bisa terima tamu karena katu’ sekarang belum terima, karena katu’ masih masa pandemi, mudah-mudahan ke depannya kita sudah bisa, kan, pariwisata sudah mulai terbuka dan kita sudah bisa menerima tamu,” kata Vonny.
Primadona bawah air
Kawasan Wisata Bunaken memang merupakan salah satu primadona pariwisata Indonesia, terutama untuk wisata bawah air. Tempat ini telah menjadi langganan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, untuk berlibur dan melakukan aktivitas bawah air, seperti menyelam (diving) ataupun snorkeling.
Salah satu wisatawan yang telah menjadi pengunjung setia Bunaken adalah Satu Ahola yang berasal dari Finlandia. ”Saya mencintai Bunaken, ini bukan pertama kalinya saya di sini. Jadi, saya telah ke Bunaken sejak 2017, sering sekali, 15 kali,” ujar Ahola yang kali ini memilih berlibur selama satu pekan.
Dibandingkan dengan kunjungan pertamanya pada 2017, Ahola telah melihat banyak perubahan baik di kawasan wisata Bunaken. ”Saya pikir Bunaken telah berkembang pesat. Sekarang lebih bersih, banyak bangunan baru di sini, pemerintah merenovasi banyak bangunan. Jadi, saya pikir ini adalah perubahan yang bagus, perbedaan yang bagus,” tuturnya.

Edwindo, seorang instruktur selam, menyelam di samping tembok karang di perairan Bunaken, Manado, Sulawesi Utara, Senin (14/2/2022).
Satu berkunjung ke Bunaken karena didorong hobi menyelam dan snorkeling. Ia mengatakan spot menyelam favoritnya di Bunaken adalah Likuan II. ”Itu sebuah akuarium dengan ribuan ikan, banyak sekali penyu. Anda bisa melihat banyak hal indah, terumbu karang yang sangat sehat dan indah. Betul-betul sebuah tempat menyelam yang bagus dan indah,” paparnya.
Dalam kunjungan kerja kali ini, Presiden sekaligus meninjau dan meresmikan penataan Ecotourism Village Bunaken dan Pantai Malalayang sebagai bagian dari pengembangan Destinasi Super Prioritas (DSP) Likupang. Presiden menyebut bahwa revitalisasi kedua kawasan pariwisata di Sulawesi Utara tersebut telah menghabiskan anggaran hingga Rp 96 miliar.
Kunjungan Presiden ke Taman Nasional Bunaken ini merupakan yang kedua kali, setelah sebelumnya berkunjung pada 5 Juli 2019. Pemerintah kemudian mencanangkan pengembangan DSP di lima wilayah, yakni Danau Toba (Sumatera Utara), Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika-Lombok (Nusa Tenggara Barat), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), dan Likupang (Sulawesi Utara), dalam rapat terbatas pada 15 Juli 2019 di Jakarta.
Melalui Surat Sekretaris Kabinet Nomor R-0047/Seskab/DKK/7/2019 tanggal 15 Juli 2019, penyiapan infrastruktur yang menunjang pengembangan Destinasi Pariwisata Super Prioritas dilaksanakan Kementerian PUPR. Salah satunya dilaksanakan di DSP Likupang di Taman Nasional Bunaken dengan menyiapkan pembangunan Penataan Kawasan Pantai Malalayang dan Penataan Ecotourism Village Bunaken.

Sebuah perahu peserta parade Festival Pesona Bunaken melintas, Rabu (2/11/2022), di Pantai Malalayang, Manado, Sulawesi Utara.
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti menyebut pemerintah telah melakukan penataan kawasan wisata Bunaken yang meliputi pembangunan dermaga, galeri wisata, panggung teater budaya, tempat pengolahan sampah (TPS), hingga penataan kawasan kumuh. Anggaran untuk penataan di kawasan wisata Bunaken mencapai Rp 24 miliar.
”Mudah-mudahan dengan adanya dermaga dan juga galeri, teater budaya dan di sini juga dilengkapi juga untuk mendukung wisata itu adalah homestay. Homestay yang dibangun di sini itu ada 49 unit, kemudian homestay yang sekaligus untuk tempat berdagang kafe itu ada tiga sehingga totalnya ada 52 unit homestay,” tutur Diana.
Standar internasional
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menuturkan, penataan kawasan Malalayang dan Bunaken bertujuan mendukung pengembangan destinasi superprioritas Manado-Bitung-Likupang di Provinsi Utara. ”Utamanya agar menjadi wisata yang berstandar internasional dan berwawasan lingkungan di Kota Manado,” kata Menteri Basuki.
Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR menginformasikan, penataan kawasan Pantai Malalayang dilaksanakan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2020-2022 sebesar Rp 72,41 miliar. Pembangunan dilaksanakan di atas lahan seluas 1,45 hektar.

Presiden Joko Widodo (keempat dari kiri) berbincang dengan sejumlah menteri Kabinet Kerja saat meninjau kawasan wisata Bunaken menggunakan kapal cepat Bunaken Crystal 7 di Sulawesi Utara, Jumat (5/7/2019).
Lingkup kegiatan di Malalayang meliputi pengerjaan kios untuk pedagang dan dermaga, monumen bola dunia (Bobocha), infrastruktur kawasan, signage atau papan penanda, menara pandang, warung apung, toilet umum, dan lanskap. Penataan kawasan ini diharapkan dapat mendukung peningkatan industri pariwisata di Kota Manado dan sekitarnya.
Adapun penataan kawasan Bunaken dilaksanakan sejak tahun 2020 hingga tahun 2022 dengan nilai kontrak Rp 24 miliar. Pembangunannya dilaksanakan di atas lahan seluas 19.000 meter persegi.
Pulau Bunaken merupakan pintu masuk dan lokasi transit bagi wisatawan yang akan menuju kawasan perairan atau pulau-pulau. Penataan di Pulau Bunaken bernilai penting untuk menciptakan kawasan yang representatif dan memiliki kualitas lingkungan serta pelayanan yang baik bagi wisatawan.
Penataan kawasan Bunaken tersebut meliputi pembangunan dermaga baru, jalan lingkungan, gerbang penanda, street furniture atau perabot jalan, serta panggung budaya yang dapat digunakan masyarakat setempat untuk melakukan berbagai kegiatan. Pembangunan mengusung konsep ecotourism village atau desa ekowisata agar nuansa perdesaan tetap terjaga, antara lain dengan memberdayakan rumah warga setempat menjadi homestay (rumah singgah) dengan mempertahankan arsitektur khas Minahasa.

Fly pass dari pesawat Sukhoi SU-30 MKII TNI AU melintas di atas KRI Dewa Ruci memeriahkan International Fleet Review 2009 yang merupakan salah satu puncak acara Sail Bunaken 2009, Teluk Manado, Sulawesi Utara, Rabu (19/8/2009).
Menurut Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sulawesi Utara Kementerian PUPR Komang Raka Maharthana, kawasan Pantai Malalayang dan Bunaken dibangun dengan penuh kehati-hatian serta mempertimbangkan petunjuk lapangan dari Badan Perlindungan Taman Nasional Bunaken. Hal ini, antara lain, demi meminimalkan kerusakan terumbu karang dan biota di kawasan konservasi.
Komang Raka menuturkan, komunitas sekitar pun dilibatkan untuk menjaga kebersihan.
”Dan, disiapkan instalasi pengolahan air limbah atau IPAL sehingga air buangan dari warung tidak mencemari laut,” katanya.