Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Flores Belum Signifikan
Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Flores belum banyak. Meski mulai menggeliat, kunjungan didominasi wisatawan lokal.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
ENDE, KOMPAS — Jumlah wisatawan yang mengunjungi Danau Kelimutu di Ende dan Labuan Bajo di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, belum signifikan. Meski jumlah pengunjung mengalami kenaikan pascapandemi Covid-19, sebagian besar didominasi wisatawan nusantara atau domestik. Wisatawan asing memilih waktu berwisata lebih lama dibandingkan wisatawan nusantara.
Kepala Balai Taman Nasional Kelimutu Hendrik Rani Siga saat dihubungi di Ende, Jumat (20/1/2023), mengatakan, jumlah pengunjung ke TN Danau Kelimutu setelah ditutup hampir dua tahun akibat pandemi Covid-19 terus mengalami peningkatan.
Kondisi warna Danau Kelimutu per 13 Januari 2023 adalah Atapolo berwarna biru, Danau Nuamuri Koofai berwarna hijau, dan kawah Atabupu berwarna hijau lumut.
Sepanjang 2022, jumlah pengunjung ke Danau Kelimutu sebanyak 79.531 orang, terdiri dari wisatawan lokal 74.408 orang dan wisatawan mancanegara 5.123 orang. Jumlah wisatawan mancanegara belum signifikan, tetapi telah mengalami kenaikan dibandingkan pada masa pandemi Covid-19.
”Harapannya, makin banyak wisman, makin baik untuk peningkatan devisa dan lainnya,” kata Hendrik.
Selama 2022, jumlah kunjungan terbanyak terjadi pada bulan Mei, yakni 20.738 orang, terdiri dari 20.561 wisatawan nusantara dan 177 orang wisatawan mancanegara. Saat itu kebetulan hari libur anak sekolah. Setelah itu, bulan Juni dan Juli, jumlah pengunjung hampir sama, yakni lebih dari 8.000 orang. Semuanya masih didominasi wisatawan nusantara.
Sementara untuk jumlah kunjungan pada 1-2 Januari 2023, wisatawan nusantara sebanyak 1.697 orang dan wisatawan mancanegara hanya 15 orang. Adapun target wisatawan tahun 2023 sebanyak 61.000 orang.
Harga LOB ini tidak permanen. Setiap perusahaan perjalanan punya kebijakan sendiri. Namun, rata-rata seperti di atas itu. (Don Matur)
Target ini tentu dengan mempertimbangkan beberapa aspek, antara lain masa pandemi Covid-19 sudah berlalu meski tetap menjalankan protokol kesehatan serta animo orang untuk bepergian masih tetap tinggi.
Menyusuri
Jumlah kunjungan ke Labuan Bajo, sebagai pariwisata superpremium, juga terus mengalami kenaikan. Jika orang sudah ke Labuan Bajo, mereka kemungkinan bisa memilih perjalanan lanjutan menyusuri daratan Flores bagian timur, termasuk Ende.
Ada juga wisatawan bisa melakukan perjalanan mulai dari Lembata, Larantuka, Maumere, Ende, Ngada, dan Labuan Bajo. Semua daerah di Flores–Lembata tetap indah untuk dikunjungi.
Hendrik menjelaskan, jumlah wisatawan mancanegara terbanyak terjadi pada bulan Agustus, yakni 1.243 orang, September 827 orang, Oktober 704 orang, November 492 orang, dan Desember 365 orang.Masa tinggal wisatawan nusantara dan mancanegara hampir sama, yakni 3-5 hari per wisatawan.
Namun, dampak dari kehadiran wisatawan itu cukup berarti bagi peningkatan ekonomi masyarakat setempat. ”Dampaknya meluas ke semua sektor jasa, antara lain pertanian, perkebunan, industri rumah tangga, pasar tradisional, jasa transportasi, penginapan, dan restoran,” kata Hendrik.
Adapun penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Balai TN Kelimutu pun fluktuatif dalam lima tahun terakhir.Tahun 2018 senilai Rp 3,82 miliar, tahun 2019 turun menjadi Rp 3,09 miliar, tahun 2020turun menjadi Rp 555,50 juta, tahun 2021 sebesar Rp 308,990 juta, dan tahun 2022 naik menjadi Rp 1,46 miliar. ”PNBP TN Kelimutu tahun 2022 mengalami lonjakan yang luar biasa,” kata Hendrik.
Ketua Harian Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia Manggarai Barat Don Matur mengatakan, jumlah wisatawan ke Labuan Bajo terus menggeliat. Hal ini terlihat dari tingkat okupansi hotel, aktivitas jasa transportasi laut ke TN Komodo dan sekitarnya, jasa transportasi darat, serta keramaian di sejumlah titik kuliner lokal, suvenir, dan lainnya.
Namun, semua didominasi wisatawan nusantara atau domestik. Menurunnya jumlah wisatawan mancanegara, antara lain, karena ancaman resesi ekonomi 2023 dan cuaca buruk.
Ia menyebutkan, wisatawan mancanegara biasanya memesan penginapan, transportasi, dan paket live on board (LOB) sekitar 1-2 tahun sebelum datang. Wisatawan domestik memesan satu pekan sebelumnya. Wisatawan lokal menunggu harga tiket murah, sementara wisatawan mancanegara melakukan perjalanan sesuai kebutuhan dan jadwal liburan.
Sedikitnya ada 12 titik destinasi superpremium Labuan Bajo. Ke-12 destinasi itu meliputi Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Padar, Gili Lawa, Taka, Makasar, Manta Poin, Pink Beach, Long Pink Beach, Pulau Kambing, Pulau Siaba Besar, dan Pulau Siaba Kecil. Jumlah 12 titik destinasi ini bisa menjadi pilihan wisatawan yang mau berkunjung ke sana.
Untuk kepentingan ekonomi, jika wisatawan mancanegara lebih banyak, itu lebih bagus. Mereka biasanya memilih waktu sailing 10-12 hari, demikian juga waktu tinggal di hotel. Mereka betul-betul ingin menikmati keindahan bawah laut karena sudah melakukan perjalanan jauh.
Bagi wisatawan domestik, yang penting mereka nyaman dan bisa mendapat foto bagus. Wisatawan nusantara hanya 3-4 hari sailing. Biaya LOB bagi wisatawan mancanegara pun lebih mahal, sekitar Rp 4,6 juta per orang per malam, dengan asumsi nilai kurs Rp 14.000 per dollar AS. Wisatawan domestik dikenai biaya LOB sebesarRp 3,5 juta per orang per malam di dalam kapal.
”Harga LOB ini tidak permanen. Setiap perusahaan perjalanan punya kebijakan sendiri. Namun, rata-rata seperti di atas itu,” katanya.
Biaya tiket masuk TN Komodo bagi wisatawan mancanegara sebesar Rp 150.000-Rp 250.000 per orang, sedangkan untuk wisatawan domestik sebesar Rp 5.000-Rp 10.000 perorang.