Kelenteng Poo An Kiong di Blitar Masih Dibangun, Sembahyang Imlek Dibatasi
Pembangunan kembali Kelenteng Poo An Kiong di Blitar belum rampung setelah terbakar pada November 2021.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BLITAR, KOMPAS — Umat Konghucu di Kota Blitar, Jawa Timur, belum bisa bersembahyang dan merayakan Imlek 2574 di Kelenteng Poo An Kiong. Kelenteng berumur 140 tahun yang berada di Jalan Merdeka Barat, Sukorejo, itu belum selesai dibangun kembali setelah terbakar pada November 2021.
Bagian Seksi Olahraga dan Barongsari Kelenteng Poo An Kiong, Daniel, Kamis (19/1/2023), mengatakan, setelah terbakar, kelenteng dirombak total sejak Juni tahun lalu. Pembangunan kembali diperkirakan baru selesai akhir 2023 hingga pertengahan 2024. ”Jadi, dibangun ulang dari nol, sekarang masih fondasi,” ujarnya.
Selama kelenteng dibangun kembali, semua altar persembahyangan dipindah ke lokasi sementara di ruko sebelah selatan kelenteng. Karena kondisi ruko cukup kecil, kegiatan persembahyangan saat Imlek dilakukan terbatas. Suasanya juga tak akan semeriah di kelenteng pada umumnya.
”Persiapannya sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Hanya saja, karena rukonya kecil, umat yang datang terbatas. Kemarin, dari rapat pengurus, ada selebaran jadwal sembahyang. Ada imbauan yang sembahyang besar diwakili pengurus meski kami tidak bisa melarang umat untuk sembahyang sendiri,” katanya.
Ruko sementara memiliki kapasitas 20-30 orang. Menurut rencana, pengurus kelenteng melakukan persembahyangan utama pada 21 Januari, sedangkan 22 Januari digunakan untuk doa pribadi umat. Adapun atraksi kirab barongsai keliling Kota Blitar baru dilakukan 4 Februari saat perayaan Cap Go Meh.
”Harapanya tahun ini pembangunannya bisa selesai sehingga bisa kembali digunakan untuk persembahyangan umat. Kalau bangunan utama mungkin cepat, yang lama ornamennya. Namun, ornamen bisa dikerjakan sambil jalan,” ucapnya.
Seperti diketahui, bangunan utama Kelenteng Poo An Kiong yang dibangun tahun 1883 terbakar. Yang tersisa bangunan sisi belakang dan atas. Mempertimbangkan faktor keselamatan, untuk renovasi, akhirnya semua bagian dibangun kembali dari awal.
Saat Imlek tahun lalu, persembahyangan masih dilakukan di area kelenteng dengan memanfaatkan bangunan yang masih tersisa. Namun, kala itu, jemaat yang datang masih terbatas akibat pembatasan kegiatan dan diperkirakan tak sebanyak tahun ini.
Sementara itu, persiapan menyambut Imlek dilakukan pihak Kelenteng Dewi Kwan Im di Gunung Kawi, Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang. Berbeda dengan dua tahun sebelumnya saat masih pandemi, umat yang datang ke Kelenteng Dewi Kwan Im pada Imlek tahun ini diperkirakan lebih ramai.
Administrasi Pesarean Gunung Kawi Putri, Wulandari, mengatakan, sejumlah persiapan telah dilakukan menyongsong Imlek. Salah satunya membersihkan patung Dewi Kwan Im dengan air dari tujuh mata air. Selain itu, juga akan dipasang 88 lampion di sepanjang jalan menuju kelenteng.
Saat Imlek, Kelenteng Dewi Kwan Im biasanya didatangi banyak pengunjung, khususnya warga keturunan Tionghoa. Mereka tidak hanya datang dari Malang, Surabaya, dan daerah lain di Jawa Timur, tetapi juga daerah lain di Indonesia.
Menurut Putri, jumlah pengunjung biasanya lebih ramai setelah Imlek. Pada 4-5 Februari, menurut rencana, perayaan Cap Go Meh akan kembali dilaksanakan di tempat ini. Selama dua tahun pandemi perayaan itu ditiadakan.
Pembatasan kegiatan sudah dicabut sehingga aktivitas masyarakat kembali seperti biasa, termasuk jelang Imlek kali ini (Wulandari).
”Sekarang situasi mulai kembali normal. Pembatasan kegiatan sudah dicabut sehingga aktivitas masyarakat kembali seperti biasa, termasuk jelang Imlek kali ini,” ucapnya.