Pencegahan Kebakaran Lahan Kalteng Dilakukan Sedini Mungkin
Kebakaran hutan dan lahan mulai mengancam Kalimantan Tengah. Selama Januari, 110 titik panas terpantau di semua kabupaten dan kota di Kalteng.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Meski masih musim hujan, kebakaran hutan dan lahan mulai marak terjadi di Kalimantan Tengah. Selama Januari 2023, setidaknya terpantau 110 titik panas dengan total kebakaran lahan seluas 45,03 hektar. Antisipasi kebakaran hutan dan lahan terus dilakukan pemerintah dan sejumlah instansi terkait.
Sejak awal Januari 2023, kebakaran hutan dan lahan terus terjadi di beberapa tempat di wilayah Kalimantan Tengah. Sebagian besar kebakaran terjadi di lahan terbengkalai milik masyarakat maupun di kawasan hutan.
Dari data Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalimantan Tengah, selama Januari 2023 terdapat 110 titik panas yang terpantau satelit dengan total 27 kejadian kebakaran. Lahan yang terbakar mencapai 45,03 hektar atau lebih dari setengah luas Kebun Raya Bogor.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBPK Kalteng Alpius Patanan menjelaskan, titik panas dan kejadian kebakaran tersebar di semua kabupaten dan kota di Kalimantan Tengah. Kabupaten Katingan menjadi wilayah dengan titik panas terbanyak selama Januari dengan total 28 titik panas. Namun, Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kotawaringin Barat menjadi wilayah dengan kejadian kebakaran paling banyak di Kalteng dengan total 15 kejadian kebakaran lahan.
”Kotawaringin Barat menjadi wilayah paling luas kebakaran mencapai lebih kurang 30 hektar lahan yang terbakar selama bulan ini,” ungkap Alpius di Palangkaraya, Rabu (18/1/2023).
Ia menambahkan, pemantauan titik panas terus dilakukan menggunakan citra satelit. Selain itu, pengecekan di lapangan dilakukan sedikitnya 41 personel dari sejumlah instansi, mulai dari Manggala Agni, BPBPK, dan aparat kepolisian. Jumlahnya akan bertambah sesuai dengan intensitas kemunculan titik panas.
Sejauh ini, semua kejadian kebakaran bisa ditangani petugas di setiap daerah. BPBPK terus berkoordinasi untuk melakukan pencegahan, mulai dari memberikan imbauan hingga memeriksa kembali infrastruktur pembasahan lahan rawan terbakar atau lahan gambut yang sudah dibangun sejak 2016.
Di Barito Selatan, hutan di sekitar Danau Malawen, Desa Sanggu, Kecamatan Dusun Selatan. Setidaknya 1,10 hektar lahan atau seluas ukuran lapangan sepak bola terbakar. Kebakaran terjadi sejak Selasa (17/1/2023) dan hingga kini masih berupaya dipadamkan petugas terkait.
Sosialisasi ini untuk mengingatkan warga untuk waspada karena kemarau sudah dekat, jadi jangan membakar lahan karena bisa berakibat fatal, ini juga sesuai dengan Maklumat Kapolda Kalteng. (Jaka Waluya)
Di Kabupaten Pulang Pisau, aparat kepolisian mulai bersosialisasi ke desa-desa terkait Maklumat Kapolda Kalteng tentang larangan membakar lahan. Kepala Satuan Polisi Air dan Udara Polres Pulang Pisau Ajun Komisaris (AKP) Jaka Waluya menyusuri Sungai Kahayan untuk memberikan sosialisasi.
”Sosialisasi ini untuk mengingatkan warga agar waspada karena kemarau sudah dekat, jadi jangan membakar lahan karena bisa berakibat fatal, ini juga sesuai dengan Maklumat Kapolda Kalteng,” ungkap Jaka.
Prakirawan Stasiun Meteorologi Palangkaraya, Chandra Mukti, menjelaskan, saat ini sebagian besar wilayah Kalimantan Tengah masih berada pada musim hujan disertai fenomena La Nina atau meningkatnya intensitas hujan. Kondisi itu diperkirakan bakal berlangsung sampai Maret 2023.
”Sedangkan musim kemarau nanti akan diinformasikan kembali, tetapi biasanya di wilayah Kalteng mengalami musim kemarau pada Mei hingga Juli,” kata Chandra.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBPK Provinsi Kalteng Falery Tuwan mengungkapkan, kebakaran lahan terjadi karena banyak faktor, salah satunya beberapa wilayah di Kalteng yang mulai memasuki musim kering atau kondisi dengan curah hujan rendah. Walakin, sampai saat ini belum ada daerah yang menetapkan status Siaga Darurat untuk kebakaran hutan dan lahan, termasuk dari Pemerintah Provinsi Kalteng.
Meski belum menetapkan status Siaga, BPBPK Kalteng mulai melakukan deteksi dini dan pencegahan kebakaran hutan dan lahan dengan mengaktifkan kembali posko-posko pantau kebakaran. ”Petugas sudah kami siapkan, posko-posko sudah disiagakan, dan patroli juga digencarkan untuk mengantisipasi. Sehingga jika ditemukan kejadian Karhutla petugas, dengan koordinasi banyak pihak, bisa cepat ambil tindakan untuk diatasi,” kata Falery.