Indonesia Mendapat Hibah Lingkungan 103,6 Juta Dollar AS
GEF alokasikan hibah lingkungan lebih dari 103,6 juta dollar AS kepada Indonesia pada 2022-2026. Indonesia dinilai berkomitmen dan terbukti memaksimalkan dukungan GEF dalam program lingkungan.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·2 menit baca
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA
Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong (kanan) bersalaman dengan CEO Global Environment Facility (GEF) Carlos Manuel Rodriguez seusai memberikan keterangan pers serangkaian acara GEF-8 Indonesia National Dialogue di Nusa Dua, Badung, Bali, Senin (16/1/2023).
BADUNG, KOMPAS — Lembaga pendanaan multilateral untuk lingkungan hidup, Global Environment Facility (GEF), mengalokasikan 103,6 juta dollar AS untuk dana hibah lingkungan bagi Indonesia. Merupakan alokasi terbesar dari GEF dan diberikan selama 2022-2026, dana itu dialokasikan untuk menjaga keanekaragaman hayati hingga menekan dampak perubahan iklim dan degradasi lahan.
”Indonesia terbukti sebagai negara yang memaksimalkan dukungan sehingga kami berkomitmen memberikan dukungan lebih besar,” kata CEO GEF Carlos Manuel Rodriguez dalam jumpa pers acara ”GEF-8 Indonesia National Dialogue” di Nusa Dua, Badung, Bali, Senin (16/1/2023).
Selain itu, Carlos juga mengapresiasi Indonesia karena melibatkan sektor swasta dalam program menjaga lingkungan. Indonesia juga dipandang mampu berinvestasi mengembangkan sumber daya manusia dalam berbagai program lingkungan.
”Peran penting masyarakat madani (civil society) juga sangat besar. Ke depan, peran mereka bisa terus ditingkatkan,” katanya.
Lembaga multilateral Global Environment Facility (GEF) mengalokasikan dana hibah lingkungan siklus kedelapan untuk Indonesia mulai 2022 sampai 2026. Suasana dalam acara GEF-8 Indonesia National Dialoguedi Nusa Dua, Badung, Bali, Senin (16/1/2023).
Dukungan
Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong mengatakan, hibah putaran kedelapan dari GEF ini merupakan alokasi terbesar yang diterima Indonesia. Alue berharap lembaga multilateral internasional tersebut mendukung dan terus meningkatkan dukungannya terhadap program konservasi di Indonesia.
”Indonesia berharap GEF terus memberikan kontribusi yang lebih besar,” kata Alue.
Pertemuan bertajuk ”GEF-8 Indonesia National Dialogue” di Bali, menurut Alue, bertujuan menyamakan persepsi, inovasi, dan mengintegrasikan program agar tepat sasaran. Dialog mempertemukan pihak sekretariat GEF, pemerintah, dan para mitra terkait arah program terintegrasi, area fokus, dan program global.
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA
Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor Leste, Rajendra Aryal, di Nusa Dua, Badung, Bali, Senin (16/1/2023).
Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor Leste, Rajendra Aryal, menilai positif komitmen, upaya, dan pencapaian Indonesia dalam program konservasi biodiversiti. Salah satunya program restorasi hutan mangrove.
Kawasan mangrove, menurut Rajendra, memiliki peran penting dan strategis dalam upaya menangani dampak perubahan iklim dan juga menjaga ekosistem serta keanekaragaman hayati. FAO menilai Indonesia sudah menunjukkan pencapaian bagus dan menjadi contoh bagi negara lain.
”Memang masih terdapat kesenjangan, tetapi (kondisi) itu juga ditemukan di negara lain. Saya dapat mengatakan masih banyak kesempatan untuk meningkatkan pencapaian baik Indonesia,” kata Rajendra.