Gempa tersebut dipicu pergeseran lempeng tektonik subduksi lempeng Indo-Australia di sebelah tenggara Aceh Singkil. Titik gempa berada pada kedalaman 23 kilometer, tergolong gempa dangkal.
Oleh
ZULKARNAINI
ยท2 menit baca
KOMPAS/ZULKARNAINI
Tangkapan layar Peta Aceh Singkil, Provinsi Aceh
SINGKIL, KOMPAS โ Gempa dengan kekuatan 6,2 magnitudo mengguncang Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh, dan sekitarnya pada Senin (16/1/2023) pukul 05.30. Kekuatan gempa tergolong besar, tetapi pemerintah telah menyebutkan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Ilyas menuturkan, kondisi saat ini di Aceh Singkil aman dan kondusif. Meski gempat menimbulkan kepanikan, warga mulai beraktivitas kembali.
โGempa tidak berpotensi tsunami. Petugas kebencanaan di sana terus berkoordinasi dengan BMKG dan instansi terkait untuk siaga,โ kata Ilyas.
Ilyas mengatakan, gempa tersebut dipicu oleh pergeseran lempeng tektonik subduksi lempeng Indo-Australia di sebelah tenggara Aceh Singkil. Titik gempa berada pada kedalaman 23 kilometer, tergolong gempa dangkal. Petugas di lapangan masih mengumpulkan data terkait dampak gempa tersebut.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Daryono melalui keterangan tertulis mengatakan, getaran gempa tersebut dirasakan oleh warga di Kabupaten Nias, Tapanuli, Padang Sidempuan, Provinsi Sumatera Utara.
Skala intensitas II-III MMI (Modified Mercally Intensity), getaran dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang. โHasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,โ kata Daryono.
Daryono mengatakan, warga harus tetap tenang dengan terus mengikuti arahan pemerintah. Namun, kesiapsiagaan untuk mengurangi dampak risiko bencana tetap perlu diperkuat.
Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana Aceh Hasan Dibangka mengatakan, Aceh merupakan provinsi bencana. Nyaris tidak ada sejengkal tanah yang bebas dari ancaman gempa. Kondisi alam demikian tidak dapat ditolak, tetapi harus disikapi dengan kewaspadaan tinggi.
Hasan mengatakan, budaya mitigasi bencana di tingkat akar rumput perlu diperkuat agar warga memiliki kemampuan untuk evakuasi mandiri. Dia mencontohkan budaya smong di Kabupaten Simeulue menjadi kearifan lokal mitigasi bencana di sana.
โBanyak praktik budaya mitigasi bencana di dalam masyarakat yang perlu digali dan diperkuat,โ kata Hasan.
KOMPAS/ZULKARNAINI
Peneliti kebencanaan dari Universitas Syiah Kuala Muksin Umar menjelaskan potensi gempa Aceh, Rabu (2/1/2019), di Banda Aceh.
Sepanjang tahun Aceh dilanda ribuan kali gempa bumi. Gempa pada 26 Desember 2004 menjadi bencana terbesar dalam sejarah. Gempa berkekuatan 9,6 magnitudo itu menelan korban lebih dari 160.000 orang. Banyaknya korban meninggal karena warga Aceh tidak memiliki pengetahuan tentang tsunami. Warga tidak tahu jika setelah gempa besar berpotensi disusul gelombang tinggi.
BMKG Blang Bintang, Aceh, mencatat, sepanjang tahun 2022, Aceh dilanda gempa bumi sebanyak 1.138 kali. Meski tidak memicu kerusakan dan tsunami, aktivitas kegempaan adalah alarm agar penguatan mitigasi bencana tidak boleh berhenti.