Serangan KKB Terus Terjadi, Ratusan Warga Tinggalkan Pegunungan Bintang
Sejumlah aksi kelompok kriminal bersenjata pada awal tahun ini memicu ratusan warga meninggalkan Distrik Oksibil, ibu kota Kabupaten Pegunungan Bintang. Masyarakat memilih untuk mengamankan diri di Jayapura.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Aksi teror kelompok kriminal bersenjata yang terjadi selama sepekan terakhir di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, menyebabkan masyarakat setempat merasa trauma dan ketakutan untuk beraktivitas. Sebanyak 150 warga telah meninggalkan daerah tersebut untuk mengamankan diri di Jayapura, Papua.
Kepala Kepolisian Resor Pegunungan Bintang Ajun Komisaris Besar Muhammad Dafi Bastomi saat dihubungi, Jumat (13/1/2023), mengatakan, masyarakat meninggalkan Oksibil, ibu kota Pegunungan Bintang, karena situasi keamanan yang belum kondusif.
Dafi mengatakan, kelompok kriminal bersenjata (KKB) terus melakukan aksi di Oksibil selama sepekan terakhir. Aksi tersebut berdampak terganggunya pelayanan publik dan distribusi bahan kebutuhan pokok bagi masyarakat di Oksibil.
Pelaku yang terlibat dalam empat aksi teror di Oksibil selama sepekan terakhir itu adalah KKB Kodap XXXV Bintang Timur, Kabupaten Pegunungan Bintang. Kelompok ini dipimpin oleh Ananias Ati Mimin.
Sebelumnya, KKB Kodap XXXV Bintang Timur menyerang anggota Polres Pegunungan Bintang di Oksibil pada 7 Januari 2023. Tiga anggota polisi terluka karena tertembak dalam peristiwa ini.
KKB Kodap XXXV juga terlibat dalam aksi penembakan pesawat Maskapai Ikaros dengan nomor registrasi penerbangan PK-HVV sehingga gagal mendarat di Bandara Oksibil dan membakar sejumlah ruangan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Oksibil. Kedua aksi ini terjadi pada Senin (9/1/2023) pukul 10.50 WIT.
KKB juga membakar Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pegunungan Bintang di Distrik Oksibil pada Rabu (11/1/2023). Puluhan warga yang bermukim di sekitar lokasi kantor yang dibakar langsung mengungsi ke Markas Polres Pegunungan Bintang.
Berdasarkan data yang diperoleh Kompas, sebanyak 150 orang telah meninggalkan Oksibil hingga kini. Sebanyak 150 orang itu terdiri dari 104 yang mengungsi ke Jayapura pada Kamis (12/1/2023) dan 46 orang pada Jumat ini.
”Kami bersama TNI telah mengamankan seluruh area Bandara Oksibil. Upaya ini bertujuan agar proses pengangkutan warga dengan pesawat di Bandara Oksibil ke Jayapura berjalan aman,” kata Dafi.
Dafi menyatakan, aparat keamanan akan mengambil tindakan tegas dan terukur untuk menghadapi KKB di Pegunungan Bintang. Ia pun meminta masyarakat agar membentuk sistem keamanan lingkungan (siskamling) di setiap kompleks permukiman dan melapor kepada aparat keamanan apabila melihat anggota KKB.
”Saat ini kami berupaya mengamankan seluruh aktivitas masyarakat, khususnya di bidang perekonomian. Kami meminta dukungan masyarakat dalam menjalankan tugas penegakan hukum dengan baik sehingga tercipta kedamaian di Pegunungan Bintang,” ujar Dafi.
Komandan Resor Militer 172/Praja Wira Yakthi Brigadir Jenderal Juinta Omboh Sembiring menyatakan, TNI bersama Polri akan melaksanakan penegakan hukum untuk menghentikan aksi KKB di Pegunungan Bintang. Ia pun mengultimatum KKB agar segera menyerahkan diri untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
”TNI bersama Polri akan mengejar dan menangkap anggota KKB yang melakukan aksi teror dan perusakan fasilitas umum di Oksibil. Perbuatan mereka telah mengakibatkan layanan pendidikan, kesehatan, dan layanan publik lainnya terhambat,” ucap Juinta.
Bupati Pegunungan Bintang Spei Yan Bidana menuturkan, pihaknya mendukung penuh tugas aparat TNI dan Polri agar situasi di Pegunungan Bintang kembali kondusif. ”Aksi para pelaku sangat tidak bertanggung jawab dan mengganggu aktivitas masyarakat. Kami mendukung aparat keamanan agar tercipta kembali kedamaian di Pegunungan Bintang,” ucap Spei.
Juru Bicara Tentara Pembebasan Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) Sebby Sambom mengatakan, pihaknya terlibat dalam empat aksi serangan di Kabupaten Pegunungan Bintang pada awal tahun ini. Sebby menegaskan, TPN-OPM akan terus menyerang fasilitas publik di setiap kabupaten di wilayah Papua yang dapat dijangkau.
Kami meminta dukungan masyarakat dalam menjalankan tugas penegakan hukum dengan baik sehingga tercipta kedamaian di Pegunungan Bintang.