Operasi Pemisahan Berhasil, Bayi Kembar Siam asal Jabar Diperbolehkan Pulang
Tim dokter dari Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin berhasil memisahkan bayi kembar siam dalam operasi selama 6 jam 55 menit. Meskipun diperbolehkan pulang, kedua bayi ini masih perlu dipantau pertumbuhannya.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Bayi kembar siam asal Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, telah diizinkan pulang setelah berhasil menjalani operasi pemisahan di Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin atau RSHS, Bandung. Meskipun dinyatakan sehat dan bisa bergabung dengan keluarga, perkembangan kondisi kesehatan bayi itu masih perlu dipantau, terutama terkait tumbuh kembang mereka.
Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan, dan Penunjang RSHS Zulvayanti menyatakan, kedua bayi itu dalam kondisi sehat setelah menjalani operasi, Rabu (21/12/2022) silam. Bayi yang bernama Ayesha dan Aleeya ini telah diperbolehkan pulang dan berkumpul dengan keluarga, Jumat (13/1/2023).
Bayi kembar siam itu merupakan anak pertama dari pasangan Eka Lesmana (24) dan Mira Rahayu (25) dari Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Saat dilahirkan, kedua bayi dalam posisi dempet di bagian dada.
Menurut Zulvayanti, operasi pemisahan bayi kembar siam itu merupakan kasus ke-13 yang berhasil dilakukan oleh RSHS. Dalam kurun 10 tahun terakhir, RSHS telah menerima lebih kurang 26 kasus kembar siam atau lebih dari 50 bayi. Oleh karena itu, pihaknya mengapresiasi pemisahan bayi kembar siam yang lahir pada 10 Januari 2022 itu.
Operasi pemisahan itu berlangsung selama 6 jam 55 menit dengan melibatkan para dokter spesialis bedah, bedah anak, bedah jantung, bedah plastik, hingga anestesi. Zulvayanti menuturkan, organ yang dipisahkan itu antara lain dinding dada, lever, dan bagian sarung jantung.
Meskipun operasi dinyatakan berhasil, kedua bayi hasil pemisahan kembar siam ini tetap perlu dipantau. Zulvayanti menyatakan, tindakan itu dilakukan karena proses tumbuh kembang kedua bayi sempat terhambat selama satu tahun. Hal ini disebabkan tubuh kedua bayi yang bersatu sehingga melewatkan sejumlah fase pertumbuhan.
”Kalau bayi normal ada beberapa fase dalam satu tahun kelahiran, seperti merangkak dan lain-lain. Namun, ini sempat terhambat karena posisi dempet tadi sehingga kedua bayi ini melewatkan fase-fase itu. Jadi, perlu kontrol untuk pemulihan agar perkembangannya sesuai dengan bayi-bayi lain di usianya,” ujarnya saat mengantarkan kedua bayi pulang dari RSHS, Jumat.
Selain tumbuh kembang sang anak, pihak rumah sakit juga memantau kondisi beberapa jaringan tubuh yang telah dipisahkan untuk memastikan semuanya tumbuh baik. Menurut Zulvayanti, sejumlah jaringan, seperti di bagian dada, menggunakan lapisan sintetis untuk menutupi hasil operasi sehingga perlu dipantau kondisinya.
”Biasanya untuk menutupi hasil operasi menggunakan kulit dari jaringan lain. Cuma karena ini masih bayi, kami menggunakan semacam mesh (jaring) sintetis yang nantinya akan berganti oleh pertumbuhan kulit,” ujarnya.
Ayah bayi kembar siam itu, Eka Lesmana, mengatakan sangat berbahagia karena kedua anaknya diperbolehkan pulang. Nantinya, Ayesha dan Aleeya akan melakukan pemeriksaan rutin mulai pekan depan. Eka bersama istri pun telah diajari cara mengganti perban dan penutup bekas operasi dari kedua bayi tersebut.
Eka juga berterima kasih kepada semua pihak yang bersedia membantu proses operasi ini. Apalagi, dia tidak mengeluarkan biaya karena biaya operasi ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.
”Ini menjadi kebahagiaan yang tidak terduga bagi kami karena saya hanya bekerja sebagai petani. Perawatan di sini kurang lebih empat minggu dan sekarang boleh dibawa pulang. Nanti akan kontrol lagi seminggu dari sekarang,” ujar Eka.
Perlu kontrol untuk pemulihan agar perkembangannya sesuai dengan bayi-bayi lain di usianya.