Promosikan Destinasi Wisata, Sultra Gelar Turnamen Sofbol Internasional
Pemprov Sulawesi Tenggara akan menggelar turnamen sofbol internasional tahun ini. Acara itu diharapkan tidak hanya menjadi ajang perlombaan olahraga, tetapi juga dapat mempromosikan berbagai destinasi wisata di Sultra.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·4 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara berencana menggelar turnamen sofbol internasional pada tahun ini. Acara yang direncanakan mengundang perwakilan sejumlah negara itu diharapkan tidak hanya menjadi ajang perlombaan olahraga, tetapi juga dapat mempromosikan berbagai destinasi wisata di Sultra.
Kepala Bidang Pengembangan Pemasaran Wisata Dinas Pariwisata Sultra Andi Syahrir mengungkapkan, salah satu program pariwisata utama Sultra pada tahun 2023 adalah penyelenggaraan turnamen terbuka sofbol berskala internasional. Selain menjadi ajang olahraga, turnamen itu diharapkan bisa sekaligus mengenalkan potensi pariwisata di Sultra.
”Sultra mempunyai banyak lokasi wisata yang belum dikenal publik secara luas. Mulai dari wisata bahari, wisata alam, hingga sejarah. Oleh karena itu, digagaslah sebuah sport tourism (wisata olahraga)dengan pertandingan sofbol yang melibatkan sejumlah negara,” tutur Syahrir, Kamis (12/1/2023), di Kendari.
Syahrir memaparkan, kegiatan yang baru pertama kali diadakan tersebut bakal digelar pada Juni atau Juli mendatang. Acara itu akan berlangsung selama sekitar sepekan dengan lokasi yang berpusat di Kendari.
Para peserta yang mengikuti turnamen itu, lanjutnya, juga akan diajak ke sejumlah destinasi wisata di seputar Kendari. Beberapa di antaranya adalah Pulau Bokori, Pulau Labengki, dan Air Terjun Moramo.
Syahrir menambahkan, dengan menggabungkan pariwisata dan olahraga, turnamen sofbol internasional itu diharapkan bisa berdampak positif pada dua sektor tersebut. Apalagi, dengan penyelenggaraan acara itu, destinasi wisata yang belum banyak dikenal bisa dipromosikan dalam kegiatan berskala internasional.
Olahraga sofbol dipilih karena Sultra memang dikenal sebagai salah satu daerah di Indonesia dengan tim sofbol yang diperhitungkan. Pada 2016 lalu, tim sofbol putra Sultra memenangi medali emas PON XIX. Sementara itu, pada PON XX, tim sofbol putri Sultra meraih medali perak.
Sultra mempunyai banyak lokasi wisata yang belum dikenal publik secara luas. Mulai dari wisata bahari, wisata alam, hingga sejarah.
Ketua Pengurus Provinsi Perserikatan Baseball dan Softball Seluruh Indonesia (Perbasasi) Sultra Pahri Yamsul menuturkan, rencana kegiatan itu sedang dipersiapkan secara teknis. Komunikasi dengan perwakilan negara juga telah dilakukan dan mendapatkan sambutan positif.
”Kami memang ada komunikasi intens, dan rencananya turnamen ini akan diikuti enam sampai delapan negara. Yang sudah kami ajak komunikasi adalah Jepang, Australia, Selandia Baru, Filipina, hingga Belanda,” kata Pahri.
Menurut dia, kegiatan turnamen sofbol memang sudah pernah diadakan di beberapa daerah. Namun, kegiatan sofbol yang digabungkan dengan pariwisata baru kali ini dilaksanakan. Oleh karena itu, ia berharap kegiatan tersebut berjalan sukses dan bisa memajukan olahraga sekaligus pariwisata di wilayah ini.
Tujuh kawasan
Selain kegiatan berskala internasional, Pemprov Sultra memfokuskan pengembangan pariwisata di tujuh kawasan prioritas. Tujuh kawasan itu untuk menyangga Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Wakatobi yang ada di provinsi tersebut.
Pada tahun 2022, Pemprov Sultra mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 31 tentang Penetapan Destinasi Prioritas Penyangga KSPN Wakatobi. Tujuh kawasan tersebut, antara lain, adalah Koridor Wisata Teluk Kendari, Toronipa, dan Labengki; kawasan Benteng Keraton Wolio-Hutan Lambusango; Taman Nasional Rawa Aopa; dan Pulau Padamarang. Selain itu, juga ada kawasan karst Pulau Muna, kawasan karst Matarombeo, serta kawasan mangrove Buton Utara.
Kepala Dinas Pariwisata Sultra Belli Harli Tombili mengungkapkan, ketujuh kawasan pariwisata itu mewakili semua potensi wisata di Sultra. Mulai dari wisata bahari, alam, geologi, hingga sejarah ada di tujuh kawasan tersebut.
Belli menambahkan, sejumlah kegiatan berskala regional, nasional, dan internasional juga akan digelar dalam satu tahun ke depan. Kegiatan-kegiatan itu digelar untuk mengembangkan potensi wisata sekaligus meningkatkan kunjungan wisatawan.
Meski demikian, Belli menyebutkan, pengembangan pariwisata di Sultra masih menghadapi sejumlah tantangan. Tantangan itu, antara lain, berupa keterbatasan infrastruktur wisata hingga akses transportasi ke lokasi wisata.
Salah satu tantangan terkait akses transportasi adalah terhentinya penerbangan ke Wakatobi sejak Juli 2022. Hal itu membuat jumlah wisatawan berkurang drastis dan perekonomian di kawasan wisata prioritas tersebut menurun. Padahal, target jumlah wisatawan terus bertambah, yaitu mencapai 6,6 juta kunjungan pada 2023.
Oleh sebab itu, ke depan Pemprov Sultra terus berupaya untuk mengembangkan sektor pariwisata sehingga jumlah kunjungan wisatawan makin banyak. Hal ini karena sektor pariwisata diharapkan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat secara berkelanjutan.