Pertukaran Mahasiswa Merdeka Tahun 2023 Bakal Diikuti 15.000 Orang
Tahun ini, PMM terbuka bisa diikuti 15.000 mahasiswa. Selain mahasiswa S1, tahun ini program tersebut akan membuka kesempatan bagi mahasiswa vokasi.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Sedikitnya 15.000 orang akan mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka tahun 2023. Tidak sekadar melibatkan mahasiswa dari program akademik Strata 1, mahasiswa vokasi, Diploma 3 dan Diploma 4, bakal ikut ambil bagian.
Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) yang tahun ini menginjak tahun ketiga adalah program pertukaran mahasiswa dalam negeri untuk saling mendapat pengalaman belajar di sejumlah daerah yang digagas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Peserta PMM, baik mahasiswa dari program S-1 maupun vokasi, nantinya diperbolehkan kuliah lintas program studi. Mahasiswa juga akan merasakan langsung keberagaman budaya Nusantara.
”Sama seperti mahasiswa program S-1, mahasiswa vokasi harus dikenalkan keberagaman. Setelah lulus, mereka akan bertemu banyak budaya masyarakat,” ujar Manajer Program PMM Rajib Khafif Arruzi saat ditemui di sela-sela Pagelaran Budaya Merdeka Belajar Kampus Merdeka di Universitas Muhammadiyah Magelang, Kamis (12/1/2023).
Ditambah mahasiswa D3 dan D4, peserta PMM bertambah banyak. Jika pada tahun 2021 diikuti sedikitnya 11.000 mahasiswa dan 12.000 mahasiswa tahun 2022, kuota tahun ini mencapai 15.000 mahasiswa.
Akan tetapi, belum ditetapkan pembagian kuota untuk setiap jenjang. Rajib mengatakan, pendaftaran untuk peserta PMM akan dibuka pada Maret 2023. Saat ini, prosesnya adalah seleksi perguruan tinggi yang siap terlibat dan menerima mahasiswa PMM.
Ke depan, Rajib berharap PMM bisa memacu perguruan tinggi mandiri melakukan hal serupa, baik dalam maupun luar negeri. Menerjunkan mahasiswa belajar tentang program studi berbeda, menurut dia, baik bagi mahasiswa untuk memperluas wawasan dan belajar melihat setiap masalah dari sudut berbeda.
”Mahasiswa harus belajar tentang ilmu yang berbeda-beda karena masalah yang ada di masyarakat sendiri begitu multidimensi,” ujarnya.
Rektor Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma) Lilik Andriyani mengatakan, kampusnya sudah dua kali ikut PMM. Tahun ini, Unimma mengirim 38 mahasiswa untuk mengikuti program PMM di luar Jawa. Mereka juga menerima 38 mahasiswa dari 19 perguruan tinggi di luar Jawa.
”Jangan sekadar hidup di Magelang dan seputar Jawa Tengah saja, kami berharap mahasiswa berani merasakan pengalaman belajar di seluruh Nusantara,” ujarnya.
Selain itu, kata Lilik, juga melakukan program pertukaran mahasiswa dengan berbagai perguruan tinggi di luar negeri. ”Selama dua tahun ini, kami juga sudah menerima dan mengirimkan mahasiswa ke luar negeri, antara lain Taiwan dan Malaysia,” ujarnya.