Kilau Lampion dan Grebeg Sudiro Semarakkan Imlek di Surakarta
Kota Surakarta menyambut perayaan Imlek 2023 dengan semarak. Ribuan lampion hias dipasang. Grebeg Sudiro juga hadir kembali setelah vakum akibat pandemi Covid-19.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Kota Surakarta menyambut perayaan Imlek 2023 dengan semarak. Terdapat ribuan lampion hias yang mempercantik kawasan pecinan. Ajang tahunan berupa Grebeg Sudiro yang sempat tak digelar dua tahun akibat pandemi Covid-19 ini juga hadir kembali tahun ini.
Adapun jumlah lampion yang dipasang kali ini mencapai 5.000 buah. Pemasangan lampion dilakukan di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman, Area Balai Kota Surakarta, hingga sekitar kawasan Pasar Gede. Lampion yang dipasang berwarna-warni dan bermacam-macam bentuknya.
Di area Balai Kota Surakarta, lampion yang dipasang berwujud keluarga kelinci. Itu sekaligus menjadi maskot dalam perayaan Imlek tahun ini. Di tempat yang sama ada dua lampion yang menyerupai wujud lain, yakni Buddha, Dewa Rejeki, dan barongsai. Sementara lampion berupa simbol shio lainnya dipasang di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman.
”Tahun 2023 ini sudah kembali normal. Lampion yang dipasang desainnya baru semua karena yang sebelumnya sudah beberapa kali digunakan. Ini (lampion) mulai dinyalakan pada 10 Januari-5 Februari 2023,” kata Ketua Panitia Imlek Bersama Kota Surakarta Sumartono Hadinoto saat dihubungi pada Kamis (12/1/2023).
Di sisi lain, lanjut Sumartono, perayaan Imlek juga diisi dengan kegiatan sosial, seperti donor darah dan bakti sosial. Donor darah akan dilakukan di Kantor Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Surakarta. Hal itu bertujuan agar darah yang didonorkan bisa langsung diproses menjadi beberapa komponen darah sehingga lebih mudah disalurkan nantinya.
Puncak perayaan, menurut Sumartono, akan diselenggarakan pada 21 Februari 2023. Perayaan bakal diramaikan dengan pesta kembang api untuk menandai pergantian tahun. Diperkirakan kembang api akan menyala selama lebih kurang 30 menit di area Balai Kota Surakarta.
Rangkaian perayaan Imlek kelak ditutup dengan pergelaran Cap Go Meh di Balai Kota Surakarta pada 5 Februari 2023. Biasanya, pergelaran tersebut disertai pawai barongsai. Kali ini, pawai barongsai dilaksanakan sehari sebelumnya pada 4 Februari 2023. Itu disebabkan 5 Februari 2023 jatuh pada hari Minggu. Panitia menilai, pawai barongsai akan lebih meriah jika diadakan hari Sabtu.
”Visi misi kami untuk bagaimana merajut kebinekaan dan mem-branding kota ini sebagai kota majemuk. Selain itu, bagaimana membuat citra kota sebagai salah satu destinasi wisata Imlek di Indonesia,” kata Sumartono.
Grebeg Sudiro juga akan hadir kembali guna menyemarakkan Imlek tahun ini. Pelaksanaannya berlangsung mulai 10 Januari hingga 30 Januari 2023. Pergelaran tersebut merupakan ajang budaya tahunan yang telah diadakan sejak 2007. Lokasinya berada di kawasan Kelurahan Sudiroprajan atau di sekitaran Pasar Gede. Selama dua tahun terakhir, pergelaran tersebut terpaksa dihentikan sementara akibat pandemi Covid-19 yang tak terkendali.
Jadi memang kami coba untuk menggambarkan akulturasi budaya dan keberagaman lewat karnaval ini.
Ketua Panitia Grebeg Sudiro 2023 Arga Dwi Setyawan menyampaikan, ajang tersebut semula diadakan untuk mengenalkan keharmonisan hidup antara masyarakat Jawa dan keturunan Tionghoa di Kelurahan Sudiroprajan. Itu menghasilkan terjadinya pembauran budaya antara kedua suku bangsa. Semangat persatuan dalam keberagaman menjadi misi yang ingin disuarakan lewat pergelaran tersebut.
Untuk itu, salah satu atraksi utamanya berupa karnaval budaya yang akan diadakan pada 15 Januari 2023. Acara tersebut akan diikuti 59 kelompok kesenian dengan peserta sekitar 1.700 orang. Atraksi kesenian yang ditampilkan tidak hanya yang bercorak Tionghoa, tetapi juga bercorak budaya lainnya. Sebab, ada sejumlah penampil dari daerah lain, seperti Magelang dan Salatiga.
”Jadi memang kami coba untuk menggambarkan akulturasi budaya dan keberagaman lewat karnaval ini,” kata Arga.
Beberapa kegiatan lain yang diselenggarakan selama Grebeg Sudiro adalah bazar UMKM, pentas seni, dan wisata perahu hias di sepanjang Kali Pepe. Bazar UMKM dilakukan di sekitaran kawasan Pasar Gede. Oleh karenanya, diberlakukan pula kebijakan penutupan jalan mulai pukul 19.00 hingga 23.00 setiap harinya. Barang-barang dagangannya juga tak melulu berupa makanan, tetapi terdapat pula sejumlah pernak-pernik bertema Imlek.