Gunung Marapi Kembali Erupsi, Kolom Abu Setinggi 1 Kilometer
Gunung Marapi di Sumbar kembali erupsi. Ketinggian kolom abu vulkanik semakin besar, yakni mencapai 1 kilometer, tertinggi sejak erupsi pertama 7 Januari.
Oleh
YOLA SASTRA
·2 menit baca
PADANG, KOMPAS — Gunung Marapi yang berdiri di dua kabupaten, Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat, kembali mengalami erupsi. Ketinggian kolom abu vulkanik pada erupsi kali ini semakin besar, yakni mencapai 1 kilometer. Ini merupakan yang tertinggi sejak erupsi pertama pada 7 Januari lalu.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat, erupsi terjadi pada Kamis (12/1/2023) pukul 10.58. Tinggi kolom abu teramati sekitar 1.000 meter atau 1 kilometer di atas puncak.
Kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut dan tenggara. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 5,1 milimeter dan durasi sekitar 3 menit 4 detik. ”Sejak erupsi pertama 7 Januari lalu, erupsi Kamis pukul 10.58 ini paling tinggi,” kata Ahmad Rifandi, staf Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi, Kamis siang.
Rifandi melanjutkan, ketinggian kolom abu erupsi Gunung Marapi semakin meningkat. Dari awalnya sekitar 250-300 meter di atas puncak, kemudian pada Rabu (11/1/2023) setinggi 800 meter dan 500 meter. Walakin, intensitas jumlah gempanya justru menurun sejak kemarin.
”Kami belum bisa menganalisisnya (tren tersebut) karena belum ada analisis ke sana. Sekarang kami masih menghitung gempa saja, belum menganalisis. Ke depan masih dipantau, apakah aktivitas gunung meningkat atau menurun,” ujarnya.
Hingga Kamis pukul 12.00 terjadi 11 kali erupsi di Gunung Marapi. Sementara itu, pada Sabtu (7/1/2023) dan hari seterusnya, jumlah erupsi sebanyak 15 kali, 27 kali, 35 kali, 34 kali, dan 23 kali.
Ditambahkan Rifandi, status Gunung Marapi masih pada Level II atau Waspada. Rekomendasinya sama, yaitu masyarakat tidak diperbolehkan mendaki atau beraktivitas di radius 3 kilometer dari kawah/puncak.
Secara terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanah Datar Yusnen menyatakan belum mendapat laporan dampak erupsi setinggi 1 km itu terhadap warga. ”Informasi yang kami terima arah abu lebih ke Agam. Sampai kini belum ada laporan dari anggota kami yang memantau di lapangan,” katanya.
Adapun Kepala Pelaksana BPBD Agam Bambang Warsito mengatakan belum mendapat laporan bahwa erupsi berdampak terhadap aktivitas warga. ”Sampai saat ini belum ada infonya,” ucapnya.
Media Rahmi (30, warga Nagari Sungai Pua, Agam, juga mengatakan, sejauh ini erupsi belum berdampak kepada aktivitas warga. ”Anak-anak juga masih bersekolah seperti biasa,” ujarnya.