Presiden: Lestarikan Ragam Budaya Nusantara untuk Membangun Peradaban Bangsa
Presiden Joko Widodo mengatakan, Indonesia memiliki kekayaan suku, bahasa, budaya, dan agama yang beragam. Ragam budaya itu harus terus dilestarikan karena berkontribusi besar dalam membangun peradaban bangsa.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
RUNIK SRI ASTUTI
Presiden Joko Widodo saat di Bandara Blimbingsari, Banyuwangi, Jawa Timur. Presiden menghadiri Festival Seni Tradisi Nusantara yang digelar menyongsong satu abad Nahdlatul Ulama.
BANYUWANGI, KOMPAS — Presiden Joko Widodo mengatakan, Indonesia memiliki kekayaan suku, bahasa, budaya, dan agama yang beragam. Keragaman budaya itu harus terus dilestarikan karena dapat memberikan kontribusi besar dalam membangun peradaban bangsa.
Orang nomor satu di Indonesia ini mendorong masyarakat untuk belajar dari para ulama yang memilih jalan kebudayaan sebagai salah satu media dakwah untuk mensyiarkan Islam di masa lalu. Berkat hal tersebut, kata Presiden, ajaran Islam mampu berkontribusi besar dalam membangun peradaban Nusantara.
”Ajaran Islam bisa bersanding dan menjiwai kebudayaan-kebudayaan yang ada di daerah-daerah kita di Tanah Air yang beragam, yang bermacam-macam, dan memberikan kontribusi besar dalam membangun peradaban Nusantara,” ujar Presiden saat menghadiri Festival Tradisi Islam Nusantara (FTIN) yang merupakan rangkaian acara Peringatan Satu Abad Nahdlatul Ulama di Stadion Diponegoro, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (9/1/2023) malam.
Festival Tradisi Islam Nusantara menyuguhkan sejumlah penampilan yang mampu menggugah kecintaan terhadap kekayaan budaya bangsa. Penampilan tersebut menjadi jalan untuk memperkenalkan kembali kekayaan tradisi Islam Nusantara kepada generasi masa kini. Selain itu, menggugah kepedulian dan kecintaan pada kekayaan budaya bangsa.
Presiden mengatakan, berkat kearifan para ulama, Indonesia memiliki beragam seni budaya dengan corak Islam yang kokoh. ”(Seni budaya corak Islam) Telah beradaptasi dan mewarnai corak ragam kebudayaan Indonesia, memperkaya dan menjadikan kebudayaan kita makin istimewa,” katanya.
HUMAS PEMPROV JATI
Presiden Joko Widodo saat tiba di Bandara Blimbingsari, Banyuwangi. Presiden dijadwalkan menghadiri Festival Seni Tradisi Nusantara yang digelar menyongsong satu abad Nahdlatul Ulama, Senin (9/1/2023).
Tidak hanya sebagai tontonan, seni dan budaya juga mengandung pesan tuntunan hidup untuk selalu mengingat keagungan Allah SWT. Budaya dinilai mengajak masyarakat mengamalkan ajaran tentang amar makruf nahi mungkar, menghaluskan rasa, dan memperkuat toleransi serta moderasi. Selain itu, menjaga keharmonisan dalam keberagaman dan memperkuat sistem sosial dalam masyarakat Nusantara.
Ajaran Islam bisa bersanding dan menjiwai kebudayaan-kebudayaan yang ada di daerah-daerah kita di Tanah Air yang beragam, yang bermacam-macam, dan memberikan kontribusi besar dalam membangun peradaban Nusantara.
Untuk itu, Presiden mengajak umat Islam di seluruh Tanah Air turut menjaga dan melestarikan kekayaan budaya Nusantara yang beragam. Salah satunya dengan menggunakan seni budaya sebagai bagian dari dakwah untuk membangun peradaban.
”Membawanya tetap eksis dan mampu beradaptasi dengan kemajuan zaman di masa depan,” ujar Presiden.
Tampak mendampingi Presiden pada acara tersebut antara lain Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, serta Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani. Selain itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Yahya Cholil Staquf dan Ketua Organizing Committee Festival Tradisi Islam Nusantara Yenny Wahid.
Yahya Cholil Staquf mengatakan, Islam Nusantara dipercaya sebagai model peradaban yang layak diteladani oleh masyarakat di seluruh dunia. Hal itu tidak lepas dari peran nyata dan keteguhan untuk memelihara peradaban sebagai landasan dari perjuangan untuk merebut masa depan yang lebih baik bagi bangsa dan negara.
Festival Tradisi Islam Nusantara diselenggarakan karena tradisi selalu menjadi fondasi penting bagi bangunan strategi untuk merebut masa depan. Selain itu, merupakan sumber energi dari gerak maju untuk menyambut masa depan yang lebih baik.
HUMAS PEMPROV JATIM
Presiden Joko Widodo saat tiba di Bandara Blimbingsari, Banyuwangi. Presiden dijadwalkan menghadiri Festival Seni Tradisi Nusantara yang digelar menyongsong satu abad Nahdlatul Ulama, Senin (9/1/2023).
”Dengan festival ini kita yakin, di dalam tradisi Islam Nusantara bukan hanya terdapat elemen-elemen, unsur-unsur budaya yang sangat bernilai. Namun, di dalamnya terdapat barokah dunia akhirat yang raksasa,” ujar Yahya.
Dia mencontohkan, dari Banyuwangi telah lahir sebuah karya agung Sholawat Badar yang digubah oleh Ketua Tanfidziyah PCNU Banyuwangi KH Ali Manshur. Sholawat yang lebih dikenal sebagai sholawatnya warga nahdliyin ini sudah dibuktikan manfaatnya bagi bangsa.
Sementara itu, Rois Am Nahdlatul Ulama KH Miftakhul Ahyar mengatakan, momentum 100 tahun tidak mudah dicapai. Oleh karena itu, FTIN menjadi bagian dari upaya menyempurnakan sebuah amanat besar untuk memberikan penjelasan kepada umat tentang Islam Nusantara.
”Islam agama yang rahmatan lil’alamin. Islam yang mengajak tidak mengejek, Islam yang membina tidak menghina, mendidik tidak menghardik. Islam yang selalu memberikan jalan keluar,” kata Miftakhul Akhyar.