Cirebon Mulai Terapkan KTP Digital, Lebih Praktis hingga Terintegrasi Kartu Vaksin
Pemerintah Kota Cirebon, Jawa Barat, mulai memberlakukan kartu tanda penduduk atau KTP digital secara bertahap. Selain lebih praktis, penerapan identitas kependudukan digital itu juga terintegrasi dengan kartu lainnya.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Pemerintah Kota Cirebon, Jawa Barat, mulai memberlakukan kartu tanda penduduk atau KTP digital secara bertahap. Selain lebih praktis, penerapan identitas kependudukan digital itu juga terintegrasi dengan kartu badan penyelenggara jaminan sosial kesehatan hingga kartu vaksin Covid-19.
Pemkot Cirebon meluncurkan KTP digital di Balai Kota Cirebon, Selasa (10/1/2023). Pada tahap awal, penerapan identitas kependudukan digital menyasar pejabat pemkot dan instansi terkait. Sejumlah petugas dinas kependudukan dan pencatatan sipil setempat membantu aktivasi KTP digital mereka.
Caranya, mereka mungunduh aplikasi IKD atau Identitas Kependudukan Digital melalui Playstore. Kemudian, registrasi dengan memasukkan nomor induk, alamat surat elektronik (e-mail), dan nomor telepon seluler. Lalu, pemilik identitas berswafoto dan memindai kode batang. Setelah mendapatkan balasan e-mail, muncul kode.
Petugas akan mendampingi pemilik identitas hingga aktivasinya selesai. Dengan KTP digital, pemilik identitas tidak perlu khawatir jika lupa membawa KTP fisik. ”Keunggulannya praktis karena identitas ada dalam satu genggaman. Enggak perlu bawa dompet gede-gede,” ujar Kepala Disdukcapil Kota Cirebon Atang Hasan.
Selain KTP, aplikasi itu juga berisi sertifikat vaksin Covid-19, nomor pokok wajib pajak dari Kementerian Keuangan, kartu pemilih dalam Komisi Pemilihan Umun, serta Kartu Indonesia Sehat pada Kementerian Kesehatan. Dengan begitu, warga nantinya tidak perlu membawa lima kartu identitas fisik lagi jika memiliki aplikasi KTP digital.
”Namun, saat ini kartu (identitas) fisik tetap dipakai. Mungkin ke depan menuju ke sana (tanpa kartu),” ujarnya. Setelah pegawai negeri sipil, menurut Atang, pemberlakuan KTP digital menyasar mahasiswa hingga masyarakat umum. Pihaknya menargetkan tahun ini warga sudah dapat memiliki KTP digital dengan bantuan aktivasi petugas.
Keunggulannya praktis karena identitas ada dalam satu genggaman.
Pihaknya menyiapkan sekitar 40 petugas yang telah mendapatkan pelatihan khusus untuk membantu pengalihan dari KTP fisik ke KTP digital. Atang mengakui, jumlah sumber daya manusia itu belum ideal, yakni 60 petugas. Namun, pihaknya akan memaksimalkan petugas untuk mempercepat penerapan KTP digital.
Atang memastikan, pemerintah pusat menjamin keamanan identitas di KTP digital. Setiap membuka item identitas, misalnya, warga harus memasukkan PIN (nomor identifikasi pribadi). Aplikasi itu menerapkan sistem keamanan ISO 27001, yakni kerangka kerja standar internasional yang berisi tentang standar keamanan informasi.
Selain KTP digital, warga juga tetap dapat membuat KTP elektronik secara fisik di kantor Disdukcapil Kota Cirebon atau kantor kecamatan. ”Tanggal 3 Januari kemarin, kami sudah dikirimkan 2.000 blanko KTP-el dari pemerintah pusat. Jumlah ini aman. Setiap hari, pencetakan ada 100-150 kartu per hari,” ungkapnya.
Ketua KPU Kota Cirebon Didi Nursidi menyambut baik penerapan KTP digital bagi calon pemilih, termasuk generasi milenial. ”(KTP digital) Ini bisa menjadi salah satu indikator kevalidan data pemilih. Meski demikian, belum ada kepastian apakah penghitungan suara nantinya menggunakan ini karena dalam peratura KPU, indikator yang digunakan masih KTP-el fisik,” katanya.