Masih Erupsi, Aktivitas Gunung Marapi Belum Mereda
Aktivitas Gunung Marapi yang terletak di dua kabupaten, yaitu Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat, masih terus erupsi dan belum menunjukkan tanda-tanda bakal mereda.
Oleh
YOLA SASTRA
·4 menit baca
PVMBG
Gunung Marapi di Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat, mengalami erupsi, Sabtu (7/1/2023) pukul 14.51. Ketinggian kolom abu sekitar 200 meter di atas puncak.
PADANG, KOMPAS — Aktivitas Gunung Marapi yang terletak di dua kabupaten, yaitu Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat, belum menunjukkan tanda-tanda bakal mereda. Erupsi kecil masih terjadi sekitar 25 kali hingga Senin (9/1/2023) siang.
Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi mencatat, pada Senin dari pagi hingga siang terjadi sekitar 25 kali erupsi kecil. Setidaknya ada dua erupsi teramati dengan ketinggian abu sekitar 150 meter 250 meter di atas puncak. Erupsi lainnya tidak teramati karena tertutup kabut.
Sementara itu, pada hari pertama erupsi, Sabtu (7/1/2023), terjadi 15 kali erupsi dengan ketinggian abu maksimal sekitar 300 meter di atas puncak. Adapun pada Minggu (8/1/2023), terjadi 27 kali erupsi dengan ketinggian abu maksimal 200 meter di atas puncak.
Anggota Staf Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi, Ahmad Rifandi, Senin, mengatakan, aktivitas Gunung Marapi masih fluktuatif. Masih banyak terekam gempa dan frekuensi erupsi masih tinggi. ”Belum ada tanda-tanda erupsi akan mereda,” katanya.
Pria yang kerap dipanggil Rifan ini melanjutkan, pihaknya tidak bisa memprediksi apakah akan terjadi erupsi lebih besar ke depannya. ”Kita ikuti saja perkembangannya,” ujarnya.
Rifan menambahkan, rekomendasi dari Pos PGA Marapi masih sama, yaitu warga dilarang beraktivitas sekitar radius 3 kilometer dari puncak gunung dan warga tidak terpancing dengan informasi hoaks.
PVMBG
Gunung Marapi di Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat, mengalami erupsi, Sabtu (7/1/2023) pukul 06.11. Ketinggian kolom abu sekitar 300 meter.
Sementara itu, Subkoordinator Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Ahmad Basuki mengatakan, berdasarkan data pemantauan beberapa waktu terakhir hingga sekarang suplai magma tidak terlalu besar.
”Pergerakan grafik deformasinya tidak sebesar erupsi pada Mei 2018. Pada erupsi Mei 2018, ketinggian abu bisa mencapai 4.000 meter dari atas puncak. Sekarang paling tinggi sekitar 300 meter. Bedanya sekarang erupsinya kecil-kecil tetapi sering,” kata Basuki.
Sangat dinamis
Walaupun demikian, Basuki mengatakan, pihaknya terus memantau adanya suplai magma yang lebih besar di kemudian hari. Gunung api sangat dinamis, perubahan bisa terjadi seketika. Jadi, tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi ke depannya.
”Kami cuma bisa memantau terus-menerus. Misalnya, hari ini ada deformasi besar, bisa saja suatu hari erupsinya lebih besar. Cuma ketika saya monitoring hari ini, belum melihat ada suplai magma yang besar,” ujarnya.
DOKUMENTASI BKSDA SUMBAR
Sejumlah pengunjung yang hendak mendaki menunggu di Pos Pendakian Proklamator Taman Wisata Alam Gunung Marapi di Nagari Batu Palano, Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, saat terjadi sejumlah erupsi kecil, Sabtu (7/1/2023). BKSDA Sumbar menutup jalur pendakian ke Gunung Marapi sampai waktu tidak ditentukan.
Secara terpisah, Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kelas A Padang Octavianto mengatakan, tim SAR gabungan telah mengevakuasi seluruh pendaki di Gunung Marapi, Minggu (8/1/2023) malam. Total pendaki yang dipandu turun oleh tim SAR gabungan sejak Sabtu sebanyak 164 orang.
Belum ada tanda-tanda erupsi akan mereda. (Ahmad Rifandi)
”Seluruh pendaki dilaporkan dalam kondisi sehat. Semua sudah kembali, diarahkan ke luar dari area Gunung Marapi. Adapun akses masuk sudah ditutup BKSDA Sumbar dan pengelola TWA Gunung Marapi,” katanya.
Adapun Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar Ardi Andono, Sabtu lalu, mengatakan, setelah terjadinya erupsi tersebut, jalur pendakian TWA Gunung Marapi kembali ditutup per hari ini.
Sebelumnya, jalur pendakian sempat ditutup pada momen Tahun Baru pada 30 Desember 2022-2 Januari 2023 karena aktivitas kegempaan meningkat.
”Jalur pendakian kami tutup kembali sampai batas waktu yang belum ditentukan. Tergantung rekomendasi dari PVMBG,” kata Ardi.
KOMPAS/YOLA SASTRA
Pemandangan Kota Bukittinggi berlatar Gunung Marapi difoto dari kawasan Jam Gadang, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Senin (19/10/2020).
Gunung Marapi hingga Senin ini masih berstatus Level II atau Waspada. Status itu tidak berubah sejak ditetapkan pada 3 Agustus 2011.
Catatan Kompas (3/5/2018), Gunung Marapi mengalami erupsi pada 2 Mei 2018 sekitar pukul 07.03. Ketinggian kolom abu di atas puncak mencapai 4.000 meter. Dampaknya, Kota Padang Panjang mengalami hujan abu.
”Dari survei hingga Rabu sore, abu vulkanik yang melanda Padang Panjang sangat tipis, sekitar 1 milimeter. Hanya di dedaunan. Kondisi itu tak mengkhawatirkan,” kata Hartanto Prawiro, petugas Pos PGA Marapi.
RONY ARIYANTO NUGROHO
Pemandangan Bukit Tui dengan latar Gunung Marapi di Sumatera Barat, 28 Juni 2013.
Erupsi pada 2 Mei itu merupakan yang kedua sepanjang 2018. Erupsi pertama terjadi pada 27 April dengan ketinggian kolom abu di atas puncak kawah sekitar 300 meter.
Sebelumnya, pada Juni 2017, 16 pendaki terjebak di puncak Marapi menyusul erupsi pada Minggu (4/6/2017). Sejak Minggu hingga Selasa (6/6/2017), Marapi erupsi lebih dari 50 kali. Semua pendaki dapat dievakuasi.