Banjir kembali datang dan mengusik kehidupan warga Pulau Madura, Jawa Timur, di musim hujan. Pulau Madura memerlukan pencegahan dan penanganan banjir tahunan yang komprehensif.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Anek menaiki kano saat banjir di Desa Blega, Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Minggu (1/1/2023). Banjir mulai terjadi pada Sabtu (31/12/2022) siang dan membesar hingga Minggu dini hari.
SURABAYA, KOMPAS — Aktivitas ekonomi dan sosial warga Pulau Madura, Jawa Timur, melalui jalan nasional yang melewati Pasar Blega, Kabupaten Bangkalan, kembali terganggu akibat banjir. Sungai Blega tidak mampu menampung curahan hujan sejak Sabtu (7/1/2023) malam sehingga meluap dan menerjang daerah aliran dengan banjir berketinggian sekitar 50 sentimeter.
Luapan Sungai Blega yang bermuara di Kecamatan Sreseh, Kabupaten Sampang, mulai menerjang sejumlah kampung di Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan, pada Minggu (8/1/2023) sekitar pukul 02.00 WIB. Banjir juga merendam jalan nasional yang setahun lalu ditinggikan dengan pembetonan yang melewati Pasar Blega. Banjir berketinggian 50 cm mengganggu kelancaran lalu lintas kendaraan dan aktivitas ekonomi serta sosial masyarakat Pulau Madura.
Santri Pondok Pesantren Al Munawwir duduk di pagar pesantrennya saat banjir di Desa Blega, Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Minggu (1/1/2023). Ketinggian banjir sempat mencapai tiga meter di beberapa lokasi. Banjir juga sempat merendam Jalan Nasional Bangkalan-Sampang.
Dihubungi dari Surabaya, Kepala Kepolisian Sektor Blega Inspektur Satu Muhammad Syamsuri mengatakan, banjir berdampak terhadap kelancaran lalu lintas. Kemacetan kendaraan sempat sampai 2 kilometer (km) dari Pasar Blega masing-masing ke Bangkalan (barat) dan ke Sampang (timur). ”Petugas dibantu personel TNI dan pemerintah juga mengevakuasi warga yang kediamannya terendam banjir tinggi,” katanya.
Syamsuri melanjutkan, banjir terkait curah hujan tinggi sehingga Sungai Blega meluap merupakan yang kedua dalam tahun ini yang baru berjalan delapan hari. Banjir sebelumnya terjadi di awal tahun dengan pemicu serupa yakni hujan di akhir tahun sehingga Sungai Blega kembali meluap dan memicu banjir.
Kawasan yang terendam banjir di Desa Blega, Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Minggu (1/1/2023).
Secara terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangkalan Geger Heri Susianto mengatakan, wilayah Blega yang kembali kebanjiran berada di dataran rendah. Jika wilayah geografis lebih tinggi di Bangkalan diguyur hujan, Blega yang lebih rendah selalu kebanjiran.
Petugas dibantu personel TNI dan pemerintah juga mengevakuasi warga yang kediamannya terendam banjir tinggi
Menurut Susianto, banjir di awal 2023 menerjang lima kecamatan, yakni Arosbaya, Sepulu, Tanjungbumi, Burneh, dan Blega. Lebih dari 5.000 keluarga di lima kecamatan itu terdampak banjir. Banjir terparah dialami oleh warga Blega dan Arosbaya. Banjir kedua kalinya di Blega berdampak terhadap kehidupan 2.500 keluarga yang bermukim di Kampung Laok Sungai, Segit, Palanggeren, Dejeh Songai, dan Karang Kemasan.
“Kami telah berkoordinasi dengan dinas-dinas terkait untuk penyaluran bantuan sosial dan penanganan masalah kesehatan warga terdampak banjir,” kata Susianto.
Tanda pengalihan jalan akibat banjir dipasang di Jalan Panglima Sudirman, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Senin (2/1/2023). Luapan Sungai Kemuning sejak Minggu (1/1/2023) menyebabkan beberapa kawasan di Kabupaten Sampang terendam banjir.
Banjir sepekan lalu juga menerjang tiga kabupaten lainnya di Pulau Madura, yakni Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Banjir di awal 2023 mendorong Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Jatim datang untuk memberi bantuan dan menjanjikan penanganan banjir secara komprehensif.
Banjir di Sampang, misalnya, berkarakter serupa dengan di Blega, Bangkalan, yakni sejumlah sungai tidak mampu menampung curahan air hujan sehingga meluap. Di awal tahun, banjir di Sampang terjadi terkait luapan tiga sungai besar yakni Penyepen, Banyumas, dan Kemuning. Kawasan di daerah aliran sungai yang berada di dataran lebih rendah, misalnya pusat kota Sampang atau muara kebanjiran tinggi dan surut lebih lama.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Dengan membawa barang belanjaan setelah dari pasar, warga melintasi banjir di Jalan Imam Bonjol, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Senin (2/1/2023).
Empat kabupaten di Pulau Madura terhubung dengan jalan nasional yang terdiri dari jalur selatan dan jalur utara. Banjir di Blega, Sampang, dan Pamekasan berada di jalur selatan. Untuk itu, saat jalan nasional di Blega atau Sampang banjir tinggi sehingga tidak bisa dilalui kendaraan, pemerintah dan kepolisian selalu meminta masyarakat memutar lewat jalur utara.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat meninjau banjir di Madura pada awal tahun mengupayakan program pembuatan kanal untuk penanganan banjir. Program ini telah dilakukan di Jakarta dengan kanal barat dan kanal timur.