Presiden Tantang Pertamina Tambah Produksi Minyak di Rokan
Presiden Joko Widodo meminta Pertamina meningkatkan produksi minyak di blok Rokan, Provinsi Riau dan sejumlah blok minyak potensial lain dengan mengedepankan teknologi dan eksploitasi sumur baru.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI
Presiden Joko Widodo memberikan arahan kepada Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati (kedua dari kanan) dan sejumlah menteri kabinet Indonesia Maju seperti Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir (kedua dari kiri) dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono (paling kiri), saat mengunjungi tangki timbun milik Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Dumai, Provinsi Riau, Kamis (5/1/2023). Presiden menantang Pertamina untuk meningkatkan produksi minyak di Blok Rokan sampai 400.000 barel per hari.
DUMAI, KOMPAS — Presiden Joko Widodo meminta Pertamina meningkatkan produksi minyak bumi di Blok Rokan, Provinsi Riau dan sejumlah blok minyak potensial lain dengan mengedepankan teknologi dan eksploitasi sumur baru. Langkah ini penting dilakukan guna mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor minyak.
Hal ini disampaikan Presiden saat mengunjungi tangki timbun milik Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Dumai, Provinsi Riau, Kamis (5/1/2023). Dalam kunjungan tersebut, Presiden didampingi beberapa Menteri Kabinet Indonesia Maju seperti Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Hadir juga Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati beserta jajaran.
Dalam kunjungan tersebut, Presiden meminta agar Pertamina meningkatkan produksi minyak di Blok Rokan setelah mengambil alih pengelolaan dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) pada Agustus 2021 lalu. Pengambilalihan itu memberi raihan positif karena produksi minyak meningkat dari sebelumnya 158.000 barel per hari (bph) ketika dikelola CPI, sekarang mencapai 166.000 bph.
Berdasarkan hal itu, Presiden meyakini kemampuan Pertamina untuk mengelola blok minyak di Rokan sudah cukup mumpuni. "Hanya saja, produksi (minyak) yang saya inginkan harus jauh lebih signifikan," ucap Presiden. Bahkan, Presiden menginginkan secara bertahap, produksi minyak di PHR bisa mencapai 400.000 bph.
Presiden Joko Widodo mendengarkan penjelasan dari Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati didampingi Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir saat mengunjungi tangki timbun milik Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Dumai, Provinsi Riau, Kamis (5/1/2023).
"Memang target itu tidak mudah dan membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Namun target ini penting untuk mendorong produksi minyak agar Indonesia tidak lagi bergantung pada impor," tegas Presiden.
Menurutnya capaian itu cukup masuk akal karena Pertamina sudah memiliki teknologi agar pengelolaan minyak bisa lebih optimal. "Teknologi dan digitalisasi harus digunakan untuk memonitor pergerakan alat berat hingga proses pengeboran. Di sini (PHR) sudah menggunakan teknologi itu. Kalau digitalisasi itu berhasil, saya minta juga diterapkan di blok Mahakam," ujar Presiden.
Langkah ini harus dilakukan karena Pertamina memproduksi sekitar 70 persen dari total produksi minyak di tanah air. Adapun rata-rata produksi minyak Indonesia pada tahun 2021 mencapai 660.000 per hari. "Memang prosesnya tidak mudah, tapi harus direalisasikan secepatnya," ucap Presiden.
Menanggapi tantangan tersebut Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati memaparkan sejumlah langkah prioritas yakni mengoptimalkan produksi dari sumur-sumur yang sudah ada dengan mengedepankan teknologi digital melalui pengawasan secara real time. Selain itu mencari cadangan minyak baru dan menambah areal sumur-sumur baru.
Pada April 2023 mendatang, ujar Nicke, pihaknya juga akan mulai menerapkan pengeboran non konvensional. Memang untuk merealisasikannya butuh investasi yang tidak sedikit, namun, langkah ini perlu dilakukan untuk menangkal penurunan produksi secara alami. Di blok Rokan saja penurunan produksi secara alamiah bisa mencapai 26 persen per tahunnya.
Warga mengumpulkan minyak mentah yang tumpah di perairan Nusakambangan untuk diambil oleh pihak Pertamina di sekitar Dermaga Wijayapura, Cilacap, Jawa Tengah, Selasa (28/6/2022). Ada sekitar 1.900 liter minyak yang tumpah mencemari permukaan perairan.
Karena itu, pengambilan minyak dari setiap sumur harus dibarengi dengan pencarian sumur baru. "Analoginya, setiap 1 barel minyak yang kita ambil harus dibarengi dengan pencarian sumur baru dengan potensi minyak sebesar 1,5 barel," ujarnya.
Sepanjang tahun 2022, PHR sudah melakukan pengeboran sumur baru sebanyak 550 sumur. Itu merupakan yang terbesar dibanding sumur baru di blok-blok lain yang dikelola Pertamina. Dengan penambahan itu, jumlah sumur yang dikelola PHR mencapai 11.300 sumur minyak.
Pada tahun 2023, PHR menargetkan pengeboran sebanyak 600 sumur baru dari target pengeboran sumur minyak baru di Indonesia sebanyak 915 sumur. Dengan penambahan ini diharapkan, PHR bisa memproduksi minyak mentah sebanyak 190.000 bph. Adapun untuk target produksi dari Presiden sebesar 400.000 barel per hari, kata Nicke, diharapkan bisa tercapai pada 2030 mendatang atau bahkan lebih cepat.