Aliran Listrik di Batam dan Bintan Pulih, PLN Diminta Lakukan Evaluasi
PT PLN Batam diminta melakukan evaluasi menyeluruh agar gangguan listrik yang terjadi selama hampir dua hari penuh di Batam dan Bintan tidak terulang kembali.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
HUMAS PT PLN BATAM
Petugas PLN mengecek gardu induk Baloi di Kota Batam, Kepulauan Riau, Minggu (1/1/2023).
BATAM, KOMPAS — Aliran listrik di Batam dan Bintan, Kepulauan Riau, kembali normal pada Selasa (3/1/2023) setelah padam sejak dua hari sebelumnya. PT PLN Batam diminta mengevaluasi dan menyiapkan langkah antisipasi agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
Corporate Secretary PT PLN Batam, Hamidi Hamid, mengatakan, aliran listrik di Batam dan Bintan telah pulih seluruhnya. Pembangkit telah mampu kembali menghasilkan daya 504,2 megawatt (MW). Adapun realisasi beban puncak penggunaan listrik adalah 472,9 MW. Artinya, kini ada cadangan daya 31,3 MW.
Sebelumnya, listrik di Batam dan Bintan mulai padam sejak Minggu (1/1/2023) sekitar pukul 04.00. Total 508.427 pelanggan terdampak. Hingga Senin (2/1/2023) sore, PT PLN Batam masih melakukan pemadaman bergilir.
Sejumlah warga terlihat mulai kembali berwisata di Jembatan Batam-Rempang-Galang atau Barelang I di Kota Batam, Kepulauan Riau, Kamis (28/5/2020).
Dalam konferensi pers pada Senin (2/1/2023) malam, Hamid mengatakan, penyebab padamnya listrik belum diketahui. Namun, dipastikan tidak ada unsur kesalahan manusia dalam peristiwa tersebut.
Saat ini, PT PLN Batam tengah menghitung tingkat mutu pelayanan (TPM) untuk menentukan jumlah kompensasi bagi warga terdampak. Besaran kompensasi, berupa potongan tagihan, diatur dalam Peraturan Gubernur Kepri Nomor 2 Tahun 2017 tentang TPM dan Biaya yang Terkait dengan Penyaluran Tenaga Listrik.
Hamid menambahkan, PT PLN Batam akan mengecek secara menyeluruh untuk mencegah gangguan aliran listrik kembali terulang di Batam dan Bintan. ”Kami sangat berharap hal ini tidak terjadi lagi,” katanya.
Penyebab padamnya listrik belum diketahui. Namun, dipastikan tidak ada unsur kesalahan manusia dalam peristiwa tersebut.
KOMPAS/KRIS RAZIANTO MADA
Ikon Kota Batam, Kepulauan Riau, 9 Agustus 2016.
Secara terpisah, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Batam Rafki Rasyid menilai PT PLN Batam perlu memiliki rencana cadangan apabila aliran listrik terganggu. Hal ini penting agar aliran listrik di Batam dan Bintan tidak padam dalam waktu lama seperti yang terjadi kemarin.
”Waktu pemadaman yang lama kemarin itu menunjukkan bahwa PT PLN Batam kesulitan menemukan penyebab gangguan. Kami berharap agar mereka segera memiliki sistem yang dapat mendeteksi penyebab gangguan dalam waktu singkat agar dapat segera diatasi,” ujar Rafki.
Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD Batam Lik Khai mengatakan, pemadaman listrik pada 1-2 Januari itu berdampak besar terhadap perekonomian warga. Apalagi, saat itu, banyak wisatawan domestik dan turis asing tengah berkunjung ke Batam untuk merayakan Tahun Baru.
Selain itu, Lik Khai juga menyesalkan pemadaman listrik yang juga diikuti macetnya air bersih dan terganggunya sinyal internet. Ia menilai lumpuhnya aliran listrik, air bersih, dan jaringan telekomunikasi yang terjadi hampir selama dua hari penuh itu tidak bisa diterima di kota sebesar Batam.