Banjir Madura Berangsur Surut, Sistem Kelistrikan Kembali Menyala
Banjir yang melanda sejumlah kabupaten di Pulau Madura, Jawa Timur, berangsur surut. Sistem kelistrikan yang terdampak banjir juga telah kembali menyala. Namun, masyarakat diingatkan tetap waspada bencana susulan.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Secara bersama-sama warga melintasi banjir yang berarus di di Jalan Kenari, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Senin (2/1/2023). Luapan Sungai Kemuning sejak Minggu (1/1/2023) menyebabkan beberapa kawasan di Kabupaten Sampang terendam banjir. Ketinggian banjir hingga 2 meter di beberapa titik.
SURABAYA,KOMPAS — Bencana banjir yang melanda sejumlah kabupaten di Pulau Madura, Jawa Timur, berangsur surut. Sistem kelistrikan yang terdampak banjir juga telah kembali menyala. Meski demikian, masyarakat diingatkan untuk tetap waspada terhadap bencana susulan karena cuaca ekstrem diprediksi berlangsung hingga pekan depan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim Gatot Soebroto mengatakan, banjir di Pulau Madura terjadi di Kabupaten Bangkalan, Pamekasan, Sampang, dan Sumenep. Bencana terparah terjadi di Sampang karena tiga sungai besar meluap, yakni Sungai Panyepen, Sungai Banyumas, dan Sungai Kemuning.
Banjir terjadi sejak Sabtu (31/12/2022). Namun, pada Senin (2/1/2023), banjir berangsur surut dan tinggal tersisa genangan di sejumlah titik, seperti di Kecamatan Arosbaya, Bangkalan, dan Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang. Penanganan banjir terus dilakukan oleh pemerintah kabupaten dibantu Pemprov Jatim.
“Beberapa tempat sudah mulai surut, termasuk Pamekasan. Bangkalan surut, tinggal genangan di Arosbaya. Sampang beberapa wilayah sudah surut tinggal menyisakan wilayah kota (Kecamatan Sampang),” ujar Gatot.
Tanda pengalihan jalan akibat banjir dipasang di Jalan Panglima Sudirman, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Senin (2/1/2023).
Menurut Gatot, banjir di Madura terjadi karena intensitas hujan yang tinggi. Kondisi tersebut diperparah oleh terjadinya pasang air laut yang memicu banjir rob di kawasan pesisir. Banjir rob juga menyebabkan air sungai tak bisa mengalir ke laut sehingga meluber ke permukiman warga.
Gatot menambahkan, meski banjir di Madura telah berangsur surut, masyarakat diminta tetap waspada. Hal ini karena Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Juanda memprediksi cuaca ekstrem yang bisa memicu hujan dengan intensitas tinggi di wilayah Jatim berpotensi terjadi hingga tanggal 15 Januari 2023.
“Hal itu harus menjadi perhatian seluruh pihak. Pemerintah daerah, masyarakat, dan sukarelawan agar bersiaga di wilayah masing-masing. Masyarakat agar berhati-hati, juga terkait angin kencang. Jangan berteduh di bawah pohon,” kata Gatot.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jatim Sriyono mengatakan, mayoritas warga terdampak banjir di Madura sudah kembali ke rumah masing-masing. Oleh karena itu, BPBD Jatim tidak menyiapkan tempat pengungsian sementara.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Dengan membawa barang belanjaan setelah dari pasar, warga melintasi banjir di Jalan Imam Bonjol, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Senin (2/1/2023).
BPBD Jatim hanya membuka dapur umum untuk menyuplai kebutuhan makanan siap saji kepada para korban banjir dan para sukarelawan yang membantu percepatan penanganan di lokasi bencana.
“(Sudah) tidak ada pengungsi. (Saat ini) hanya disiapkan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makanan (korban banjir),” ucap Sriyono.
Banjir di Pulau Madura terjadi sejak Sabtu lalu setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut selama beberapa jam. Di sejumlah titik, seperti Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang, ketinggian banjir mencapai lebih dari 100 sentimeter (cm).
Akibatnya, permukiman warga di belasan desa dan kelurahan terendam banjir. Sejumlah fasilitas umum, seperti pasar, terminal, sekolah, serta pondok pesantren tak beroperasi. Selain itu, banjir melumpuhkan akses jalan Raya Jrengik yang menghubungkan Bangkalan-Sumenep.
BPBD Jatim telah menyalurkan bantuan, antara lain, berupa paket sembako sebanyak 200 paket, 20 lembar terpal, dan sepatu boots. Bantuan diserahkan langsung kepada Kepala Pelaksana BPBD Sampang, Asroni, di kantornya, Minggu (1/1/2023).
Selain bantuan paket sembako, BPBD Jatim juga mengerahkan 15 personel Tim Reaksi Cepat (TRC) dengan membawa dua unit perahu karet dan pelampung untuk mendistribusikan 100 nasi bungkus kepada warga terdampak di wilayah Kecamatan Sampang.
Di wilayah Kecamatan Sampang, banjir melanda 10 desa dan kelurahan, antara lain, Desa Banyumas, Pangelen, Kamuning, Karongan, Kelurahan Rongtengah, Kelurahan Gunung Sekar, Kelurahan Dalpenang, Karang Dalem, dan Kelurahan Polagan. Adapun di Kecamatan Jrengik, banjir melanda empat desa, yakni, Desa Margantoko, Panyepen, Taman dan Majengan.
Banjir di Madura terjadi karena intensitas hujan yang tinggi. Kondisi tersebut diperparah oleh terjadinya pasang air laut yang memicu banjir rob di kawasan pesisir.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Warga berada di depan rumahnya saat banjir di Jalan Kenari, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Senin (2/1/2023).
Listrik Menyala
Banjir di Madura juga berdampak pada sistem kelistrikan. Manager PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Sampang Abdul Ghafur mengatakan, banjir mengakibatkan dua unit penyulang dan 94 gardu distribusi listrik padam. Dampaknya, sebanyak 16.751 pelanggan tidak mendapat aliran listrik.
“Minggu (1/1/2023) dini hari, hanya sekitar 25 gardu yang terdampak banjir. Kemudian Minggu sore jumlahnya meningkat karena banjir semakin meluas dan debit air naik, begitu pula ketinggian airnya,” ujar Ghafur.
Pada Senin pagi, banjir mulai surut sehingga perbaikan penyulang dan gardu listrik bisa dikerjakan oleh petugas. Pada Senin siang, seluruh pasokan listrik disebut telah berhasil dipulihkan sehingga pasokan kepada pelanggan berangsur normal.
Menurut Ghofur, pengamanan pasokan listrik di lokasi bencana telah dikomunikasikan dengan Pemerintah Kabupaten Sampang, BPBD Sampang, dan aparat setempat. PLN juga terus melakukan serangkaian upaya penanganan, mulai dari pendataan material terdampak kerusakan hingga pendataan gardu terdampak banjir.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Pedagang Pasar Srimangunan berjualn di pinggir Jalan Panglima Sudirman akibat pasar berlumpur pascabanjir, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Senin (2/1/2023).
“PLN mohon maaf untuk pemadaman sementara yang dilakukan. Kami amankan listriknya sampai benar-benar siap untuk dinyalakan agar masyarakat terhindar dari sengatan. Jika memang sudah sudah surut dan dinyatakan aman, segera kami nyalakan,” tambah Ghafur.
Mengantisipasi bencana susulan, Ghafur mengimbau masyarakat yang rumahnya atau daerahnya mulai tergenang air agar mematikan listrik dari Meter Circuit Breaker (MCB). Selain itu, warga diminta mencabut seluruh peralatan listrik yang masih tersambung dengan stop kontak.
Masyarakat juga harus menaikkan alat elektronik ke tempat yang lebih aman. Apabila aliran listrik di sekitar rumah belum padam, segera hubungi Contact Center 123, aplikasi PLN Mobile, atau kantor PLN terdekat untuk meminta agar pemadaman.