Hujan Masih Lebat, Warga Bangkalan Dianjurkan Bertahan di Pengungsian
Wilayah Kecamatan Blega di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, dilanda banjir akibat hujan berintensitas tinggi yang terus mengguyur.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·2 menit baca
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Kawasan yang terendam banjir di Desa Blega, Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Minggu (1/1/2023).
SURABAYA, KOMPAS — Meski banjir mulai surut pada Minggu (1/1/2023), warga dari sejumlah desa di Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, tetap diimbau bertahan di pengungsian. Alasannya, berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, intensitas hujan di wilayah itu masih tinggi sehingga kemungkinan banjir masih akan melanda.
Banjir yang melanda kecamatan di Pulau Madura itu terjadi sejak Sabtu (31/12/2022) setelah wilayah ini diguyur hujan deras sejak Jumat (30/12/2022) tanpa henti. Intensitas hujan pun relatif tinggi dan berlangsung sepanjang hari sehingga banjir tak terhindarkan.
Banjir juga menggenangi jalan nasional Bangkalan-Sampang. Hingga kini, hujan masih mengguyur. Ismail (40), warga Dusun Sabuh, Desa Tengket, Kecamatan Blega, mengatakan, bajir kali ini merupakan yang terparah dibandingkan dengan sebelumnya.
Ismail menyebutkan, banjir sampai menggenangi rumahnya, padahal posisinya terletak di dataran yang agak tinggi. ”Banjir benar-benar menerjang semua wilayah sekitar ini, bahkan di Pasar Arosbaya ketinggian air mencapai 50 sentimeter,” katanya.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Warga menaiki kano saat banjir di Desa Blega, Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan, Jatim, Minggu (1/1/2023).
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bangkalan Geger Hery Susianto, saat dihubungi, mengatakan, meski air mulai surut, warga dianjurkan bertahan di pengungsian. Mereka disarankan mengungsi ke rumah kerabat yang jauh dari daerah banjir karena intensitas hujan relatif tinggi sehingga banjir bisa tiba-tiba naik lagi.
Akibat banjir, 824 keluarga di 11 dusun dan lima desa terdampak banjir. Akses jalan menuju tempat wisata religi Aer Mata juga masih terganggu karena ketinggian air mencapai 50 cm. Sumber banjir merupakan luapan dari Sungai Buduran dan Tambegan.
Sementara itu, di Kota Surabaya, cuaca ekstrem berupa hujan deras, gelombang tinggi, dan angin kencang juga masih melanda hingga Minggu pagi. Untuk mengantisipasi pohon tumbang dalam situasi hujan deras disertai angin kencang, petugas Dinas Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya terus melakukan perantingan.
Pengamatan Kompas, sepekan terakhir guyuran hujan lebat disertai angin kencang nyaris melanda seluruh wilayah ”Kota Pahlawan”. Hujan disertai angin bisa berlangsung sepanjang hari tanpa henti.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan Kota Surabaya Irvan Wahyudrajat mengatakan, sejak September 2022, pihaknya telah meminta penyelenggara atau pemilik papan reklame menambah kekuatan kontruksi bangunan.
”Angin kencang begini membuat tidak tenang, apalagi melihat papan reklame yang besar dan tinggi. Maka, sejak jauh-jauh hari, kami sudah mengingatkan pemilik papan reklame agar menguatkan konstruksi bangunan,” ujarnya.
Irvan menyebutkan, penguatan konstruksi bangunan perlu dilakukan untuk menekan risiko kecelakaan akibat angin kencang. Pemkot Surabaya tidak ingin ada papan reklame yang roboh lalu merugikan warga lain.