Wisata Malang Raya Dibayangi Cuaca Ekstrem, Warga Diminta Berhati-hati
Sepekan ke depan Jawa Timur akan mengalami puncak hujan dan berpotensi mengalami cuaca ekstrem.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
BATU, KOMPAS — Wisata akhir tahun di Malang Raya dibayang-bayangi oleh cuaca ekstrem. Masyarakat diminta waspada, tetapi tetap tidak panik.
Berdasarkan press release Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) per 28 Desember 2022, disebutkan bahwa sepekan ke depan Jawa Timur akan mengalami puncak hujan dan berpotensi mengalami cuaca ekstrem.
Dalam beberapa hari terakhir, monsun Asia menunjukkan aktivitas signifikan, ditambah adanya seruakan dingin (cold surge), disertai adanya fenomena CENS (cross equatorial northerly surge) atau arus lintas ekuatorial, di mana mengindikasikan adanya aliran massa udara dingin dari utara yang masuk ke Indonesia melitasi ekuatorial.
Hal itu berdampak bisa meningkatkan potensi curah hujan dan kecepatan angin di wilayah barat Indonesia, termasuk di wilayah Jawa Timur.
Selain itu, disebutkan ada beberapa fenomena berlangsung sekaligus, seperti La Nina meski dengan intensitas lemah, Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang ekuatorial Rossby, gelombang atmosfer Kelvin, dan pola konvergensi atau pertemuan massa udara.
Hal itu ditambah kondisi suhu muka laut di perairan Jawa Timur masih hangat dengan anomali 1-2,5 derajat celsius (C), di mana mengakibatkan uap air semakin banyak di atmosfer. Kondisi-kondisi itu memengaruhi pembentukan awan kumulonimbus.
Oleh karena fenomena di atas, menurut BMKG, perlu diwaspadai cuaca ekstrem saat Tahun Baru di beberapa wilayah di Jatim, seperti Kota Batu, Kota Blitar, Kabupaten Malang, Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Probolinggo.
Adapun di perairan juga perlu diwaspadai tinggi gelombang di beberapa wilayah, seperti selatan perairan Jawa, Laut Jawa utara Bawean, dan Samudra Hindia selatan Jatim. Tinggi gelombang bisa mencapai 2,5 meter-6 meter.
”Masyarakat perlu waspada akan potensi cuaca ekstrem itu. Namun, bukan berarti harus panik berlebihan. Lebih baik masyarakat mencari tahu langsung kepada pihak berwenang, yaitu BMKG, melalui WA nomor 08598003000111 atau akun media sosial @infobmkgjuanda,” kata pengamat Meteorologi dan Geofisika (PMG) Stasiun Klimatologi Jawa Timur, Andang Kurniawan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang Sadono Wirawan mengatakan, masyarakat diminta tetap waspada meski akan menghabiskan akhir tahun di Malang Raya.
”Dipersilakan untuk berwisata, tetapi dengan disertai kewaspadaan dan mematuhi rambu-rambu peringatan, misalnya dari pengelola pantai. Misalnya, tidak mendekat ke bibir pantai ketika terjadi gelombang tinggi, atau bahkan bermain atau berenang di pantai. Juga di wisata alam lain, seperti wisata alam coban atau air terjun,” kata Sadono.
Malang Raya selama ini menjadi salah satu tujuan wisatawan untuk menghabiskan liburan akhir tahun. Data Dinas Pariwisata Kota Batu, tahun 2019 jumlah kunjungan wisata di Kota Batu selama setahun mencapai lebih dari 7 juta orang. Tahun 2020, jumlah wisatawan merosot drastis hingga sekitar 2,5 juta orang. Jumlah itu terus meningkat seiring mulai terkendalinya Covid-19.