BPBD Bali dan instansi lain terkait menyiapkan personel dan peralatan sebagai bentuk kesiapsiagaan dini mengantisipasi dampak cuaca ekstrem. Bali termasuk wilayah berpeluang mengalami cuaca ekstrem.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS – Bali termasuk berpeluang mengalami cuaca ekstrem, mulai hujan lebat, angin kencang, hingga gelombang air laut tinggi, sampai akhir tahun. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali meningkatkan kesiapsiagaan dan koordinasi dengan BPBD di setiap kabupaten dan kota maupun dengan instansi lain terkait, termasuk Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Pencatatan BPBD Bali menunjukkan, selama Desember 2022 terjadi 482 kejadian bencana, yang didominasi gempa bumi sebanyak 238 kejadian dan disusul dampak cuaca ekstrem, misalnya, angin puting beliung, banjir, gelombang tinggi, hingga tanah longsor, sebanyak 28 kejadian. Kejadian bencana itu mengakibatkan seorang korban meninggal, sembilan korban luka, dan kerugian material sebesar Rp 1,975 miliar.
Secara umum, kejadian bencana di Bali selama Desember 2022 jauh lebih sering terjadi dibandingkan periode November 2022, yang tercatat sebanyak 159 kejadian bencana.
“Sesuai informasi dari BMKG, seluruh Bali mengalami cuaca ekstrem dengan potensi yang akan terjadi adalah tanah longsor dan banjir,” kata Kepala Pelaksana BPBD Bali I Made Rentin melalui keterangan tertulis kepada Kompas, Rabu (28/12/2022).
Rentin menyatakan kesadaran dan partisipasi masyarakat menjadi utama, selain kesiapsiagaan aparatur pemerintah, dalam menanggulangi kebencanaan. Rentin menyebutkan masyarakat menyadari kehidupannya berdampingan dengan bencana sehingga peran aktif masyarakat menjadi penting, termasuk dengan mengikuti perkembangan informasi cuaca yang dikeluarkan instansi resmi.
Dari siaran pers BMKG perihal potensi cuaca ekstrem disebukan peningkatan aktivitas Monsun Asia dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara signifikan di wilayah Indonesia bagian barat, tengah, dan selatan. Menurut Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, meningkatnya intensitas fenomena seruakan dingin, atau cold surge, yang disertai dengan potensi arus lintas ekuatorial sehingga aliran massa udara dingin dari Asia memasuki wilayah Indonesia, juga dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan, terutama di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah.
Dalam siaran pers BMKG itu, Guswanto menyebutkan dinamika atmosfer lainnya, yaitu, adanya indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah Australia, yang dapat memicu peningkatan pertumbuhan awan konvektif yang cukup masif dan berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi, peningkatan kecepatan angin permukaan, dan peningkatan gelombang tinggi di perairan sekitarnya.
Selain itu, terpantau juga fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), yang aktif bersamaan dengan fenomena gelombang Kelvin dan gelombang Rossby Ekuatorial, berkontribusi signifikan terhadap peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia, terutama di bagian tengah dan timur.
Secara terpisah, Kepala Kantor SAR Denpasar/Badan SAR Nasional (Basarnas) Bali Gede Darmada menerangkan pihaknya juga mengantisipasi terjadinya cuaca ekstrem dan meningkatkan kesiapsiagaan personel SAR. Darmada menyatakan sudah menyiapkan dan menyiagakan personel dan peralatan SAR, terutama kesiapan mengantisipasi bencana banjir, pohon tumbang, dan kejadian lainnya, termasuk di obyek-obyek wisata.
“Kami juga melakukan pemantauan langsung dan komunikasi dengan Balawista untuk kesiapsiagaan di tempat-tempat wisata,” ujar Darmada kepada Kompas.
Darmada menambahkan, pihaknya memberikan perhatian lebih di kawasan pantai, misalnya, Pantai Kuta, Pantai Legian, Pantai Seminyak, dan juga Pantai Melasti serta Pantai Sanur karena tingginya aktivitas warga, termasuk wisatawan, di kawasan pantai tersebut.
Rabu (28/12) sekitar pukul 09.55 WITA, Basarnas Bali bersama tim SAR gabungan berhasil menemukan seorang wisatawan, yang menjadi korban terseret arus di obyek wisata Diamond Beach, Nusa Penida, Kabupaten Klungkung. Korban teridentifikasi warga negara Malaysia, yang terseret arus laut pada Selasa (27/12).
Sebelumnya, korban asal Malaysia itu dilaporkan mengalami musibah karena menolong dua korban terseret arus lainnya. Dua korban lain dapat diselamatkan, namun, korban dari Malaysia itu justru hilang terseret ombak. Pencarian terhadap korban terseret arus di Diamond Beach, Nusa Penida, itu melibatkan tim SAR gabungan, termasuk dari Basarnas Bali, Polsek Nusa Penida, Koramil Nusa Penida, dan BPBD Kabupaten Klungkung, dan berlangsung sejak Selasa (27/12). (COK)