Tahun Baru, Pendakian Arjuno-Welirang Ditutup untuk Hindari Cuaca Ekstrem
Para pencinta alam belum bisa menikmati pergantian tahun di puncak Arjuno-Welirang karena ditutup guna mengantisipasi cuaca ekstrem, juga Semeru yang masih Siaga 3.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Pendakian ke puncak Gunung Arjuno-Welirang di perbatasan Kabupaten Malang, Pasuruan, dan Kota Batu, di Jawa Timur, masih ditutup pada libur pergantian tahun 2022-2023. Cuara yang berpotensi buruk menjadi pertimbangan pihak pengelola menuntup kegiatan pendakian.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Taman Hutan Raya (Tahura) Raden R Soerjo, Ahmad Wahyudi, Selasa (27/12/2022), mengatakan, penutupan pendakian Gunung Arjuno (3.339 meter di atas permukaan laut/mdpl) dan Welirang (3.156 mdpl), dilakukan sejak musim hujan bulan Oktober lalu.
”Selama puncak musim hujan pendakian kita tutup karena potensi bahayanya tinggi saat cuaca ekstrem. Ini sudah kami lakukan sejak memasuki musim hujan, bukan saat jelang libur Tahun Baru saja,” ujarnya.
Wahyudi belum bisa memastikan kapan kegiatan pendakian akan dibuka lagi. Pihaknya masih menunggu perkembangan lebih lanjut. Kebijakan serupa juga dilakukan pada libur akhir tahun sebelumnya. ”Setiap akhir tahun cuaca ekstrem sering terjadi. Makanya kami tutup,” ucapnya.
Namun, lanjut Wahyudi, masih titik lain di dalam kawasan Tahura R Soerjo, yang bisa dituju masyarakat yang ingin merayakan tahun baru di alam. Lokasi yang dimaksud adalah Gunung Pundak (1.585 mdpl) di wilayah Mojokerto. Dengan catatan, mereka tidak boleh mendirikan kemah (nge-camp) di puncak.
Satu lagi pendakian Watu Jengger (1.100 mdpl) juga masih dibuka. ”Aturannya sama dengan Gunung Pundak, di Watu Jengger juga tidak boleh kemah di puncak. Misalnya, dini hari mereka naik ke puncak, melihat matahari terbit, lalu turun lagi. Ini untuk menghindari potensi cuaca ekstrem karena puncaknya pendek, jadi dibuka seperti itu,” katanya.
Adapun untuk wanawisata lain yang ada di Tahura R Soerjo, seperti pemandian air panas di Cangar, Kota Batu, tetap dibuka, kecuali jika kondisi cuaca tiba-tiba ekstrem, obyek wisata yang dimaksud akan ditutup.
Sementara itu, pendakian ke Puncak Gunung Semeru (3.676 mdpl) pada libur Tahun Baru ini kembali ditutup. Dihubungi secara terpisah, Kepala Sub-bagian Data Evaluasi dan Humas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS) Sarif Hidayat mengatakan, pendakian ditutup karena status Semeru masih Waspada (Level 3).
Biasanya, Semeru menjadi gunung favorit pencinta alam untuk menghabiskan masa pergantian tahun, selain peringatan hari Kemerdekaan RI di bulan Agustus. Dalam kondisi normal, jelang libur akhir tahun, pendaki biasanya sudah berdatangan sejak beberapa hari sebelum libur Natal tiba.
Proses pendakian ke Semeru sudah ditutup sejak akhir 2021 menyusul erupsi besar 4 Desember 2021. Setahun kemudian, 4 Desember 2022 Semeru kembali erupsi. Status gunung sempat naik ke Awas (level 2) sebelum akhirnya kembali ke level 3.
Berbeda dengan Semeru, pihak BBTNBTS tetap membuka obyek wisata Gunung Bromo. Menurut Sarif, menjelang libur Natal-Tahun Baru Bromo tetap beroperasi kecuali mulai 23 Desember pukul 18.00-24 Desember pukul 18.00 dan 21 Januari pukul 18.00-22 Januari 2023 pukul 18.00.
Saat itu dilakukan pembatasan kendaraan wisatawan terkait pembukaan dan penutupan tradisi Wulan Kapitu masyarakat Tengger. ”Saat itu dilakukan penutupan kaldera Tengger dari kendaraan bermotor dengan batas Pakis Boncil (akses dari arah Pasuruan), Cemorolawang (Probolinggo), dan Jempang (Malang dan Lumajang),” katanya.