Diresmikan Presiden, Bendungan Sadawarna Diharap Dongkrak Produksi Beras di Jabar
Pembangunan Bendungan Sadawarna yang dimulai pada 2018 menghabiskan anggaran Rp 2,065 triliun. Bendungan Sadawarna merupakan bendungan ke-33 yang diresmikan dalam kurun waktu delapan tahun pemerintahan Presiden Jokowi.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo meresmikan Bendungan Sadawarna di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Meskipun berlokasi di Sumedang, bendungan ini diharapkan bisa mendongkrak produksi beras di daerah lain di Jabar, khususnya Kabupaten Indramayu yang merupakan penyumbang surplus beras terbesar di Indonesia.
”Indramayu adalah penyumbang surplus nomor satu terbesar di Indonesia dan kami harapkan tidak turun, tapi naik, seperti yang tadi Pak Gubernur sampaikan, dari 1,3 juta ton menjadi 1,8 juta ton untuk Kabupaten Indramayu,” ujar Presiden Jokowi dalam sambutan peresmian bendungan, Selasa (27/12/2022).
Bendungan Sadawarna merupakan bendungan ke-33 yang diresmikan selama delapan tahun pemerintahan Presiden Jokowi. Pembangunan Bendungan Sadawarna yang dimulai pada 2018 menghabiskan anggaran hingga Rp 2,065 triliun. ”Bukan uang sedikit. Jadi, kalau waduknya sudah ada nanti Indramayu tidak naik produksi padinya, awas!” ujar Presiden Jokowi.
Presiden juga menyampaikan terima kasih kepada pemimpin dan seluruh masyarakat Sumedang yang telah merelakan airnya digunakan untuk mengairi sawah-sawah di Indramayu. ”Tadi, Pak Bupati menyampaikan, ’Ikhlas Pak, ikhlas Pak’. Dan waduk ini dengan luas genangan 680 hektar bisa mengairi kurang lebih 4.280 hektar sawah yang ada di bawah,” tambahnya.
Kemandirian pangan kita semakin baik, itulah tujuan utama dari dibangunnya waduk.
Dengan banyaknya bendungan yang telah dibangun di seluruh Tanah Air, Presiden Jokowi berharap produktivitas padi dan komoditas hortikultura lainnya bisa naik dan ketahanan pangan semakin baik. ”Kemandirian pangan kita semakin baik, itulah tujuan utama dari dibangunnya waduk,” ucap Presiden.
Selain itu, sebagian bendungan juga dipakai untuk wisata, pembangkit listrik, dan penyediaan air baku. ”Dengan mengucap bismillahirahmanirahim, pada pagi hari ini saya resmikan Bendungan Sadawarna di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat,” ucap Jokowi.
Dalam sambutannya, Gubernur Jabar Ridwan Kamil menegaskan bahwa kehadiran Bendungan Sadawarna berdampak positif bagi masyarakat Jabar. Hal ini terutama karena Jabar merupakan lumbung beras Indonesia. Penyumbang surplus beras nomor satu adalah Kabupaten Indramayu.
”Produksinya 1,3 juta ton per tahun. Dengan bendungan ini, insya Allah naik 1,8 juta ton per tahun. Kemudian juga banyak bendungan yang Bapak resmikan, kami naik sekali peningkatan produksi pertanian. Ada tiga lokasi bendungan di Jawa barat, yaitu Bendungan Jati Gede, Sadawarna, dan Cipanas,” kata Kamil.
Kamil lantas mengutip pernyataan Bupati Sumedang bahwa manfaat air irigasi dari Bendungan Sadawarna justru tidak banyak ke Sumedang. Padahal, proyek Bendungan Sadawarna berlokasi di Sumedang.
Kompensasi
Oleh karena itu, lanjut Kamil, pemerintah memberikan kompensasi berupa bantuan Rp 100 miliar untuk membangun pariwisata di Kabupaten Sumedang. ”Yang kedua, kompensasinya, saya doakan masuk surga duluan karena sudah berkorban dan ini adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujar Kamil.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Jarot Widyoko menyebut Bendungan Sadawarna menyiapkan air baku untuk daerah Subang, Sumedang, dan Indramayu lebih kurang 1.200 liter per detik. Manfaat lain berupa potensi untuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro sebesar 2 megawatt.
Kapasitas tampung Bendungan Sadawarna lebih kurang 70 juta meter kubik. Panjang bendungan mencapai 933 meter dengan tinggi 40 meter. Titik Bendungan Sadawarna diukur dari hulu sungai lebih kurang berjarak 43 kilometer. Sementara itu, panjang Sungai Cipunegara adalah 147 kilometer.
”Sehingga dari titik Bendungan Sadawarna ini, sepanjang kurang lebih sepertiga Daerah Aliran Sungai Cipunegara itu insya Allah bisa dikendalikan. Apakah ini bisa menuntaskan banjir? Jawabannya tidak. Ini adalah mengendalikan, mengurangi intensitas banjir yang ada,” tambahnya.
Semua pemangku kepentingan mulai dari tingkat RT/RW, kecamatan, hingga kabupaten diharapkan memperhatikan hujan yang turun agar diperlambat masuk ke sungai atau airnya dimasukkan ke bumi. Hal ini akan mengurangi dampak terjadinya banjir. ”Semua berperan, tidak usah menyalahkan orang lain. Apa yang bisa dimulai dari diri kita sendiri. Insya Allah ini bermanfaat bagi kita semua,” ujarnya.
Asroni, perwakilan petani, menyebut bahwa Bendungan Sadawarna bermanfaat bagi petani. ”Manfaat sangat besar sebenarnya bukan hanya untuk pengairan persawahan, tapi juga bermanfaat untuk perikanan juga,” katanya
Sebelum meresmikan bendungan, Presiden dan Ibu Iriana Jokowi juga menyambangi Pasar Baru, Kabupaten Subang. Presiden menyerahkan bantuan modal kerja kepada para pedagang kaki lima dan bantuan tunai langsung kepada para pedagang. Ibu Iriana turut memberikan bingkisan kepada anak-anak di pasar tersebut.
Yoyo yang sehari-hari berjualan mi ayam sempat bercerita kepada Presiden tentang harga mi ayam yang naik karena harga bahan-bahan pokok sedang naik. Ia berharap ekonomi nasional dapat segera pulih sehingga harga-harga dapat kembali normal. ”Mudah-mudahan ekonomi kita cepat pulih seperti dahulu kala, aman-aman, lancar-lancar semua gitu,” ungkapnya.