Kadin Jatim telah merumuskan berbagai langkah strategis pada tahun depan. Di antaranya, tiga prioritas utama untuk mendorong kinerja ekonomi Jatim agar tetap tumbuh sebesar 5,72 persen.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Kecenderungan transaksi perdagangan luar negeri diprediksi mengalami penurunan hingga 20 persen menyusul terjadinya krisis ekonomi dan stagflasi di banyak negara yang berdampak pada anjloknya permintaan di pasar global. Menghadapi situasi yang menantang tersebut, sejumlah upaya strategis mulai disiapkan oleh pelaku usaha dan industri di Jawa Timur.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur Adik Dwi Putranto mengatakan, berdasarkan prediksi Bank Indonesia (BI), realisasi ekspor Indonesia tahun 2023 hanya mampu naik sebesar 6 persen hingga 6,8 persen, di atas pertumbuhan perdagangan global. Berdasarkan data Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), pertumbuhan perdagangan global hanya mampu bergerak positif di angka 1 persen.
”Hal ini berarti tren kenaikan ekspor Indonesia pada tahun 2023 diperkirakan turun sebesar 20 persen,” ujar Adik Dwi Putranto di kantornya, Senin (26/12/2022).
Agar kinerja ekonomi dalam negeri, terutama Jawa Timur, tetap bisa berjalan normal, lanjut Adik, Kadin Jatim telah merumuskan berbagai langkah strategis pada tahun depan. Di antaranya, tiga prioritas utama untuk mendorong kinerja ekonomi Jatim agar tetap tumbuh sebesar 5,72 persen.
Prioritas itu adalah memperluas pasar ekspor ke sejumlah negara nontradisional. Akan tetapi, apabila ekspor tetap dilakukan pada negara tradisional, harus dipilih negara dengan pertumbuhan ekonomi yang masih stabil. Salah satunya Malaysia yang menjadi prioritas negara tujuan ekspor karena pertumbuhan ekonominya masih cukup bagus.
”Tahun ini, ekonomi Malaysia mampu tumbuh sekitar 14 persen, begitu juga dengan Arab Saudi. Kalau terpaksa harus masuk ke negara tujuan ekspor tradisional yang pertumbuhan ekonominya melambat, maka komoditas ekspor harus disesuaikan dengan skala prioritas kebutuhan negara tersebut,” kata Adik.
Menurut Adik, komoditas yang prospektif ditawarkan pada negara dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi akibat krisis global adalah bahan pangan. Sebab, masyarakat di negara tersebut akan memprioritaskan belanjanya pada kebutuhan pokok seperti pangan.
Kadin Jatim bekerja sama dengan Export Center Surabaya (ECS) membina usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar mampu menembus pasar ekspor. Realisasi ekspor melalui ECS ditargetkan mencapai 150 juta dollar AS atau meningkat dari realisasi tahun ini sebesar 106,588 juta dollar AS.
Perdagangan dalam negeri
Di sisi lain, pengusaha dan industri di Jatim juga akan menggenjot perdagangan dalam negeri untuk memaksimalkan peluang pasar di luar Jawa, terutama kawasan Indonesia timur. Kadin Jatim secara berkesinambungan menggelar misi dagang antarprovinsi bersama dengan Pemprov Jatim.
”Ini juga sebagai alternatif pasar bagi komoditas ekspor yang pertumbuhannya terkontraksi sehingga tidak sepenuhnya berorientasi pada penjualan di luar negeri. Contoh komoditasnya adalah garmen atau tekstil dan alas kaki,” ucap Adik.
Selama tahun 2022 sejumlah target yang telah ditetapkan pemerintah terhadap ECS telah dilampaui. Realisasi ekspor melalui ESC mencapai 106,588 juta dollar AS, melebihi target yang ditetapkan sebesar 100 juta dollar AS.
Masih dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi regional Jatim di tahun yang menantang, pengusaha akan membantu pemerintah daerah menarik investasi luar negeri dalam upaya hilirisasi atau down streaming industri sekunder. Contohnya industri berbasis agro dan pertambangan mineral serta pariwisata. Tujuannya menjadikan Indonesia terutama Jatim sebagai pusat industrialisasi kebutuhan pokok dunia serta menjadi negara tujuan wisata dunia. Langkah ini sekaligus untuk menciptakan lapangan kerja yang luas dalam rangka mengantisipasi bonus demografi.
Masih dalam upaya mendorong kinerja ekspor, Wakil Ketua Umum Bidang Promosi dan Perdagangan Luar Negeri Kadin Jatim Tomy Kaihatu yang juga menjabat Kepala Pengelola ECS menambahkan, pihaknya bertugas melakukan sosialisasi, pendampingan, dan konsultasi bagi UMKM berorientasi ekspor. Selain itu, membuka akses pasar dan mengidentifikasi produk unggulan layak ekspor serta menetapkan target ekspor bagi eksportir baru.
”Selama tahun 2022 sejumlah target yang telah ditetapkan pemerintah terhadap ECS telah dilampaui. Realisasi ekspor melalui ESC mencapai 106,588 juta dollar AS, melebihi target yang ditetapkan sebesar 100 juta dollar AS,” ujar Tomy.
Selain itu, ECS telah mendampingi 404 pengusaha untuk mendapatkan informasi pasar ekspor. Capaian itu melebihi target pendampingan sebesar 200 pengusaha. Pemahaman pengusaha terhadap sejumlah perjanjian perdagangan bebas atau free trade agreement (FTA) juga meningkat menjadi 8,29 persen dari target 5 persen.
Adapun terkait dengan upaya peningkatan sumber daya manusia, Wakil Ketua Umum Bidang SDM dan Ketenagakerjaan Kadin Jatim Nurul Indah Susanti mengatakan selama tahun ini telah melakukan pelatihan dan uji kompetensi terhadao 1.284 peserta.
”Selain itu, melatih 102 asesor dan melaksanakan Pelatihan Pelatih Tempat Kerja sebanyak enam kali, serta menjalin kerja sama dengan IHK Trier Jerman,” kata Direktur Kadin Institute tersebut.
Kadin Institute juga telah melakukan pelatihan dan uji kompetensi pemeriksa atau kurator produk UMKM. Setidaknya 187 kurator berhasil dilahirkan. Mereka mengurasi 825 UMKM dengan jumlah produk sebanyak 1.300 item produk. Pihaknya menargetkan pelatihan dan uji kompetensi kepada 1.540 peserta pada tahun 2023.
Agar target tersebut terpenuhi, Kadin Jatim dan Kadin Institute menargetkan pendirian Rumah Vokasi di empat daerah. Sebagai pilot project, Rumah Vokasi sudah didirikan di Gresik. Adapun fungsinya sebagai tempat industri untuk melakukan komunikasi dengan seluruh stakeholder terkait dalam upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
Contohnya, melakukan harmonisasi kurikulum antara dunia industri dengan dunia pendidikan agar lulusan yang dihasilkan terserap maksimal.