Libur Akhir Tahun, Waspadai Kecelakaan di Jalur Cirebon–Kuningan
Dua kecelakaan maut terjadi di jalur Kabupaten Cirebon dan Kuningan, Jawa Barat, dalam tiga hari terakhir. Tiga nyawa melayang dan sejumlah korban luka-luka dalam pertistiwa itu.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
DOKUMENTASI ERFAN UNTUK KOMPAS
Warga mengevakuasi korban kecelakaan di Jalan Raya Cilowa, Kecamatan Kramatmulya, Kuningan, Senin (26/12/2022). Kecelakaan yang melibatkan bus dan mobil itu mengakibatkan dua warga meninggal.
KUNINGAN, KOMPAS – Dalam tiga hari terakhir, dua kecelakaan maut terjadi di jalur Kabupaten Cirebon dan Kuningan, Jawa Barat. Tiga nyawa melayang dan sejumlah korban luka-luka dalam pertistiwa itu. Pengendara perlu meningkatkan kewaspadaan di jalur yang kerap menjadi pelintasan saat libur akhir tahun tersebut.
Insiden terbaru terjadi di Jalan Raya Cilowa, Kecamatan Kramatmulya, Kuningan, Senin (26/12/2022) pukul 03.45. Kepala Unit Penegakan Hukum Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Kuningan Inspektur Dua Sri Martini mengatakan, kecelakaan bermula saat mobil Toyota Avanza bernomor polisi E 1396 YG melaju dari arah Cirebon ke Kuningan.
Ketika sampai di tempat kejadian, mobil yang dikendarai oleh Akib Napi (34) itu hilang kendali dan oleng kanan lalu bertabrakan dengan bus Hino Raffael berpelat nomor E 7636 PB. Saking kerasnya hantaman, bagian depan mobil hancur. Adapun bumper bus juga remuk. ”Akibat kecelakaan itu, dua orang yang berada di mobil meninggal dunia,” ucap Sri.
Korban tewas adalah Akib dan putrinya, Ismayatun Ula (7), warga Kelurahan Cirendang, Kecamatan Kuningan. Akib terjepit di mobil. Petugas dan warga juga membawa Ismayatun ke Rumah Sakit Wijaya Kusumah, Kuningan. Namun, nyawa pelajar itu tak tertolong. Adapun pengemudi bus, Iyep Ahmad (29), dan penumpangnya selamat.
Polisi memasang spanduk berisi imbauan rawan kecelakaan di sejumlah jalur di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
Polisi masih meminta keterangan sejumlah saksi untuk mendalami penyebab kecelakaan, termasuk kecepatan kendaraan. Menurut Sri, tempat kejadian perkara tidak termasuk titik rawan kecelakaan.
”Yang rawan laka (kecelakaan) itu di Jalan Baru Lingkar Timur karena jalan turunannya tajam. Kami sudah pasang rambu-rambu di jalur itu,” ungkapnya.
Sri mengimbau warga agar berhati-hati berkendara dan mengecek kondisi kendaraannya. Apalagi, Kuningan kerap menjadi tempat tujuan pengunjung dari arah Cirebon saat libur akhir tahun.
Sejumlah tempat makan hingga destinasi wisata di lereng Gunung Ciremai, gunung tertinggi di Jabar dengan 3.078 meter di atas permukaan laut, merupakan daya tarik bagi wisatawan.
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI
Wisatawan berfoto di Arunika Eatery di Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Jumat (16/12/2022). Pariwisata di Kuningan kembali bergeliat.
Sebelumnya, kecelakaan maut juga terjadi di jalur Cirebon-Kuningan, tepatnya di Desa Patapan, Kecamatan Beber, Cirebon, Sabtu (24/12/2022) pukul 05.40. Kecelakaan bermula saat truk boks bernomor polisi B 8679 FL, yang melaju dari Kuningan menuju Cirebon, mencoba menyalip dari kanan. Namun, dari arah berlawanan terdapat kendaraan lain.
Truk itu pun bertabrakan dengan minibus Daihatsu Luxio bernomor pelat B 2699 KMK. Saking kerasnya hantaman, bagian depan dan sisi kanan minibus rusak berat. Akibat kejadian itu, pengendara minibus, Wahidin (37), meninggal. Tujuh penumpang minibus juga mengalami luka-luka dan dibawa ke Rumah Sakit Daerah Gunung Jati.
Kuningan kerap menjadi tempat tujuan pengunjung dari arah Cirebon saat libur akhir tahun.
”(Lokasi kecelakaan) termasuk daerah yang berpotensi terjadi laka lantas (kecelakaan lalu lintas) karena kondisi jalan yang menikung dan tanjakan maupun menurun,” ujar Kepala Unit Gakkum Satlantas Polres Kota Cirebon Inspektur Satu Mei Handikusuma. Terlebih lagi, jalur Cirebon-Kuningan, seperti daerah Gronggong, kerap jadi tempat perayaan Tahun Baru.
Kepolisian pun mengimbau pengendara memastikan dirinya dan kendaraannya dalam kondisi fit. ”Hati-hati dalam berkendara karena kita tidak butuh kecepatan, tetapi butuh keselamatan. Buat apa cepat kalau enggak selamat. Pengendara juga harus waspada dengan cuaca yang tidak menentu,” ujar Mei.