Antisipasi Arus Balik di NTT, Pelni Tambah Satu Kapal
KM Lambelu akan diperbantukan untuk mengantisipasi lonjakan penumpang selama arus balik di NTT.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang pada saat arus balik liburan Natal dan Tahun Baru, operator pelayaran PT Pelni menambah satu kapal untuk rute pergi-pulang dari Kupang, Nusa Tenggara Timur, ke Nunukan, Kalimantan Utara. Rute yang dilewati merupakan salah satu jalur yang ramai pada musim mudik kali ini.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari PT Pelni pada Senin (26/12/2022), kapal dimaksud adalah KM Lambelu yang mulai diberangkatkan dari Nunukan pada 1 Januari 2023. Perjalanan menuju Kupang diperkirakan memakan waktu selama empat hari ditambah tujuh jam.
KM Lambelu akan melewati Maumere, Larantuka, Lewoloba, kota di sisi utara NTT. Tiga kota yang disinggahi pada hari yang sama, yakni 5 Januari 2023, itu merupakan daerah di NTT dengan pemudik terbanyak tahun ini.
Pada puncak arus mudik 22 Desember 2022, lebih kurang 2.000 penumpang menggunakan KM Umsini dari Kupang menuju tiga kota tersebut. Inilah jumlah penumpang terbanyak untuk satu trip di wilayah NTT selama musim mudik tahun ini.
Kepala PT Pelni Cabang Kupang Anton G Napitupulu mengatakan, penambahan kapal untuk mengantisipasi arus balik. Hal ini mengingat selama beberapa hari jalur itu tidak dilewati kapal Pelni yang lain sehingga terjadi potensi penumpukan penumpang.
”Dengan penambahan satu kapal ini total sebanyak enam kapal Pelni yang melewati NTT selama arus mudik dan arus balik. Kami berharap masyarakat semakin terbantu untuk bepergian tanpa harus menunggu lama,” ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, keberadaan kapal Pelni untuk mengangkut penumpang yang gagal berlayar dengan feri lantaran gelombang tinggi. Setiap akhir Desember hingga awal Januari, wilayah NTT sering dilanda cuaca buruk.
Perintis tetap beroperasi
Maya Kalang (20), mahasiswa di Kupang yang saat ini tengah liburan di Pulau Flores, mengatakan, mereka tidak lagi menunggu berhari-hari seperti tahun sebelumnya. Ketika feri tidak beroperasi, mereka menunggu kapal Pelni yang menyinggahi setiap pelabuhan sekali dalam dua minggu.
”Sekarang tidak perlu khawatir lagi. Ada kapal Pelni, feri, dan juga kapal perintis. Setiap minggu bisa lebih dari dua kapal untuk pelayaran dari Larantuka ke Kupang. Pulang dari Kupang kegiatan perkuliahan belum mulai,” katanya.
Nakhoda kapal perintis KM Sabuk Nusantara 108 Samuel Sampe menuturkan, mereka tetap berlayar sesuai dengan jadwal. Kapal tersebut melayani rute Kota Kupang-Kabupaten Kupang-Flores Timur-Lembata-Alor-Belu.
”Masyarakat tidak perlu khawatir. Kapal terus beroperasi,” ujarnya. Ia menepis kekhawatiran masyarakat pengguna bahwa kapal perintis berhenti beroperasi setelah akhir tahun lantaran belum ada kontrak pelayaran dari pemerintah.
Masyarakat tidak perlu khawatir. Kapal terus beroperasi.
Kapal menjadi pilihan masyarakat di tengah tingginya harga tiket pesawat terbang. Untuk rute penerbangan Kupang-Larantuka, harga tiket sekitar Rp 1,2 juta per penumpang. Sementara menggunakan kapal perintis hanya Rp 16.000 dan kapal Pelni Rp 150.000.