Natal Membawa Umat Kristiani pada Perilaku Hidup Lebih Baik
Peristiwa Natal harus bisa membawa hidup baru bagi umat Kristiani. Saat Natal, Tuhan menjadi manusia, menyeruapai manusia, agar manusia diangkat ke tempat yang tinggi.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·5 menit baca
KOMPAS/KORNELIS KEWA AMA
Misa II malam Natal di Gereja Paroki St Yoseph Pekerja Penfui di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (24/12/2022).
KUPANG, KOMPAS — Natal merupakan peristiwainkarnasi Allah menjadi manusia dalam rupa seorang bayi kecil. Natal sekaligus memberi terang kepada umat Kristiani untuk proses hidup baruyang lebih berkenan bagi Tuhan, manusia, dan lingkungan hidup sekitar.
P Egidius Taimenas SVD, dosen Universitas Katolik Widya Mandira, Kupang, saat memimpin misa II malam Natal di Gereja St Yoseph Pekerja Penfui, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (24/12/2022), mengatakan, Natal merupakan peristiwa kelahiran. Tuhan mengambil rupa menjadi manusia dan hadir di tengah manusia yang bergelimang dosa.
”Peristiwa kelahiran Tuhan juga peristiwa kelahiran umat Kristiani, termasuk kita yang ada di dalam gedung gereja ini. Natal harus mengantar cara hidup kita yang lama, yang berdosa, ke perilaku hidup yang lebih berkenan kepada Tuhan, kepada sesama, dan berperilaku menjaga lingkungan hidup sekitar, sebagai bagian dari ciptaan Tuhan,” kata Taimenas.
Perayaan Natal di Kupang dan sekitarnya berlangsung aman dan tenang. Kegiatan ibadat di gereja-gereja pada malam Natal dijadwalkan secara berbeda. Gereja Katolik, misalnya, mengadakan tiga kali misa malam Natal, yakni pukul 15.00, 17.00, dan 19.00 Wita, di semua paroki dan kapel.
P Egidius Taimenas SVD saat memimpin misa II malam Natal di Kupang, NTT, Sabtu (24/12/2022).
Setiap jadwal misa dihadiri2.000-3.000 umat Katolik. Mereka memadati ruangan gereja dan tenda-tenda yang sengaja dibangun panitia di bagian halaman depan dan sisi kiri-kanan gedung.
Sementara di gereja-gereja Kristen Protestan, kegiatan ibadah malam Natal dilangsungkan sesesuai jadwal yang ditentukan masing-masing. Ada yang memulai kegiatan peribadatan pukul 16.00, pukul 17.00, pukul 18.00, dan pukul 19.00 wita. Setiap gereja menggelar tiga sampai empat kali ibadah.
Tema Natal tahun ini, ’Maka Pulanglah Mereka Melalui Jalan Lain’. Jalan lain yang dimaksud adalah jalan kebenaran, sukacita, kesejahteraan, dan jalan kemenangan.
Aparat kepolisian dan TNI, dibantu orang muda Katolik, Banser Kota Kupang, dan remaja masjid Kota Kupang melakukan pengamanan di sejumlah gereja. Mereka juga membantu mengatur lalu lintas kendaraan masuk-keluar gereja, termasuk kendaraan di jalan-jalan umum di depan gereja.
Menurut Taimenas, pada malam Natal ada terang pohon natal, terang bintang yang mengantar tiga raja, dan cahaya para malaikat yang menyampaikan kabar sukacita kepada para gembala. Semua itu membawa pembaruan. Tuhan menyapa manusia, yang sedang terpuruk dalam dosa, menuju keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat.
Kor malam Natal dari Kelompok Umat Basis (KUB) Maria Ratu Para Imam. Mereka membawakan lagu-lagu gereja dengan penuh khidmat dan meriah. KUB ini telah menyiapkan diri melalui sejumlah latihan bersama sejak Oktober 2022.
Tema Natal tahun ini, ”Maka Pulanglah Mereka Melalui Jalan Lain”. Jalan lain yang dimaksud adalah jalan kebenaran, sukacita, kesejahteraan, dan jalan kemenangan. Akan tetapi, jalan itu harus ditempuh melalui perjuangan dan usaha yang tidak mudah. Orang harus berkorban untuk mencapai apa yang dikehendaki dan berkenan bagi Tuhan.
Kebiasaan hidup yang selama ini membawa umat Kristiani ke jalan kedosaan harus ditinggalkan. Minum sampai mabuk, suka berjudi, mencuri, berbohong, korupsi, merusak lingkungan hidup, bertengkar dalam rumah tangga, malas belajar dan bekerja, suka membicarakan keburukan orang lain melalui media sosial, dan selalu menganggap rendah orang lain, semua itu adalah dosa yang harus ditinggalkan.
”Kita harus pulang melalui jalan lain,” kata Taimenas.
Natal tidak hanya membawa manusia pada pertobatan hidup, tetapi juga menjadi peristiwa mengamalkan kasih Tuhan kepada orang lain yang membutuhkan bantuan. Natal merupakan peristiwa ”kasih” Tuhan yang maha besar kepada manusia. Kasih itu harus diamalkan dan diwartakan kepada semua orang, terutama mereka yang menderita.
Tuhan datang pertama kali di dunia tidak bertemu dengan orang kaya, pintar, dan orang-orang terkenal selama hidup. Ia pertama berjumpa dengan para gembala, identik dengan orang miskin, hina, dan tak berdaya dalam masyarakat. Mereka ini selalu terpinggirkan dan sering menjadi korban ketidakadilan.
Pohon natal di Gereja Penfui, Kupang, NTT, tahun ini tidak lagi terbuat dari kayu-kayu atau dedaunan yang diambil dari hutan sekitar. Pohon natal kali ini terbuat dari rangkaian kawat yang sudah jadi dari toko.
Orang Kristiani dipanggil untuk bersahabat dan berpihak pada kelompok marjinal dan terpinggirkan dalam masyarakat. Mereka antara lain orang sakit, kelompok lanjut usia, korban penggusuran, korban perdagangan orang, dan korban tindak kekerasan lain. Orang Kristen harus bisa merangkul dan membantu mereka keluar dari masalah itu.
Tokoh umat Katolik Paroki Santo Yoseph Pekerja Penfui, Kota Kupang, Fransiskus Doni (65), mengatakan, umat Kristiani belakangan ini, setelah maraknya media sosial, berperilaku semakin individual. Mereka tidak peduli dengan orang sekitar. Ini berawal dari dalam keluarga.
”Masing-masing anggota keluarga sibuk dengan Ponsel sendiri-sendiri di tangan. Jarang bertegur sapa dan peduli terhadap anggota keluarga lain. Bahkan, ada anak yang sering bersembunyi di dalam kamar sambil bermain ponsel, tidak ada yang peduli,” kata Doni.
Kondisi seperti ini juga berpengaruh terhadap seluruh perilaku hidup umat Kristiani terhadap orang sekitar. Mereka bertegur sapa dengan tetangga atau orang sekitar saat membutuhkan. Ini menjadi masalah serius dalam praktik kehidupan iman Kristen dewasa ini.
Aleks (12) berfoto dengan latar pohon natal atau kandang natal seusai misa II malam Natal di Gereja Paroki Penfui, Kupang, NTT, Jumat (24/12/2022).
Dalam praktik arisan suku, paguyuban, dan pertemuan bersama lain pun orang jarang bertegur sapa secara intens dan akrab seperti dulu. Orang hadir dalam pertemuan itu, tetapi jarang bertegur sapa. Mereka masing-masing sibuk dengan ponsel di tangan.
,Kita harus beralih, kembali melalui jalan lain, sesuai tema Natal tahun ini,” kata pensiunan PNS Kabupaten Kupang ini.
Data dari Humas Kepolisian Daerah NTT, Natal di 22 kabupaten/kota di NTT berlangsung aman dan tertib. Tidak ada gangguan selama perayaan malam Natal berlangsung. Aparat keamaman terdiri dari TNI-Polri dan masyarakat sekitar menjaga kegiatan keagamaan di setiap gereja.
Gubernur NTT Viktor Laiskodat dan Wakil Gubernur Joseph Nae Soi menggelar open house di rumah jabatan gubernur. Open house ini terbuka untuk masyarakat umum. Kegiatan seperti ini berlangsung sejak masa kepemimpinan Piet Tallo, Frans Lebu Raya, dan Viktor Laiskodat. Open house sempat berhenti pada tahun 2020-2021 karena pandemi Covid-19.