Tinjau Pusat Pasar di Medan, Menko Perekonomian Sebut Harga dan Stok Bahan Pokok Terkendali
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto meninjau Pusat Pasar Medan. Meskipun harga beberapa jenis bahan pokok naik, Airlangga menyebut pergerakan harga dan stok masih terkendali pada Natal dan Tahun Baru ini.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meninjau Pusat Pasar Medan, Sumatera Utara, Sabtu (24/12/2022). Meskipun ada beberapa jenis komoditas bahan pokok yang mengalami kenaikan harga, Airlangga menyebut pergerakan harga dan stok bahan pokok masih terkendali pada Natal dan Tahun Baru ini.
Airlangga menanyai langsung pedagang berbagai jenis komoditas bahan pokok di Pusat Pasar Medan. Ia didampingi Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah, dan Wali Kota Medan Bobby Afif Nasution.
Airlangga juga mengecek sejumlah bahan pokok, seperti cabai merah, bawang merah, bawang putih, beras, telur, sayur-sayuran, beras, minyak, dan ikan. ”Harga semua stabil. Beras tersedia, minyak juga tersedia,” ujar Airlangga.
Salah seorang pedagang yang ditanyai Airlangga adalah Deny Antowin (40). Kepada Airlangga, Deny menyebut ada kenaikan harga sejumlah bahan pokok pada Natal dan Tahun Baru ini. Ia mencontohkan bawang merah yang harganya naik dari Rp 30.000 menjadi Rp 35.000 per kilogram, bawang putih naik dari Rp 18.000 menjadi Rp 24.000 per kg, dan tomat yang naik dari Rp 4.000 menjadi Rp 10.000 per kg. Sementara harga cabai merah mulai turun dari Rp 40.000 menjadi Rp 35.000 per kg.
Pedagang telur juga menyampaikan, harga telur naik dari Rp 1.600 menjadi Rp 1.800 per butir. Para pedagang menyebut, kenaikan harga terjadi karena permintaan yang meningkat menjelang Natal dan Tahun Baru. Pada saat yang sama, produksi menurun akibat hujan deras yang terjadi hampir setiap hari dalam beberapa pekan terakhir.
”Kenaikan harga karena permintaan yang naik menjelang Natal dan Tahun Baru masih normal. Harganya nanti akan turun lagi,” ujar Airlangga kepada para pedagang.
Debora Silitonga (40), pedagang ikan, mengatakan, ikan laut mengalami kenaikan harga cukup besar dalam dua pekan terakhir akibat banyak nelayan tidak bisa melaut sehingga hasil tangkapan berkurang. Harga ikan teri nasi kualitas premium tembus Rp 200.000 per kilogram dari sebelumnya Rp 140.000.
”Pasokan teri nasi juga sangat sedikit karena sejak awal Desember sudah banyak yang beli untuk dijual sebagai oleh-oleh pada Natal dan Tahun Baru,” kata Debora. Selain itu, harga ikan teri belah juga naik dari Rp 75.000 menjadi Rp 95.000 per kilogram.
Kepala Biro Perekonomian Pemerintah Provinsi Sumut Naslindo Sirait menjelaskan, harga sejumlah komoditas bahan pokok memang cenderung naik karena permintaan yang meningkat pada Desember dan pasokan yang menurun akibat cuaca buruk. Pemprov Sumut sudah melakukan operasi pasar untuk komoditas tertentu, seperti beras, gula, minyak goreng, dan tepung. Adapun komoditas lain hanya bisa dipantau agar stok memadai, distribusi lancar, dan pergerakan harga stabil.
Kredit usaha rakyat
Airlangga juga meminta para pedagang memanfaatkan fasilitas kredit usaha rakyat (KUR) yang disalurkan pemerintah dengan bunga pinjaman yang jauh lebih rendah daripada kredit komersial. Ia menyebut, KUR dengan pinjaman hingga Rp 10 juta hanya dikenai bunga 3 persen per tahun. Sementara pinjaman Rp 10 juta sampai Rp 100 juta dikenai bunga 6 persen per tahun.
”Tahun ini, pemerintah menyalurkan Rp 373 triliun KUR atau 90 persen dari target. Tahun depan, jumlah KUR yang disalurkan akan meningkat lagi, yakni Rp 450 triliun,” ujar Airlangga.
Ia juga memanggil langsung beberapa pedagang yang ingin mengajukan KUR dan meminta beberapa bank, seperti Bank Sumut, BRI, Mandiri, dan BNI, langsung memproses permohonan KUR mereka.