Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin menegaskan ajaran Islam mendorong terwujudnya generasi umat terbaik (”khairu ummah”). Dalam ajaran Islam, umat terbaik akan mampu menghadapi berbagai tantangan di dunia.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·4 menit baca
NUSA DUA, KOMPAS – Ajaran Islam mendorong terwujudnya generasi umat terbaik (khairu ummah). Dalam ajaran Islam, umat terbaik akan mampu menghadapi berbagai tantangan di dunia.
Hal itu ditegaskan Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin dalam pembukaan Konferensi Islam Tingkat ASEAN Ke-2 (2nd ASEAN Countries Conference) di Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (22/12/2022). Di hadapan perwakilan Pemerintah Arab Saudi dan delegasi peserta konferensi dari 10 negara ASEAN, Wapres Amin menyatakan umat terbaik (khairu ummah) adalah cerminan umat teladan, yang menjadi pionir hadirnya kemaslahatan dan tegaknya keadilan.
Konferensi Islam Tingkat ASEAN, yang diselenggarakan di Bali, merupakan kerja sama Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama dan Pemerintah Arab Saudi melalui Kementerian Urusan Islam, Dakwah, dan Penyuluhan. Konferensi Islam Tingkat ASEAN Ke-2 di Bali, Kamis (22/12), juga dihadiri Menteri Urusan Islam, Dakwah, dan Penyuluhan Arab Saudi Abdullatif bin Abdulaziz Al-Syaikh, Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Esam A Abid Al Thagafi, dan Gubernur Bali Wayan Koster serta Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi, selain delegasi peserta dari negara-negara ASEAN.
Wapres Amin juga menyebutkan, masyarakat di dunia, termasuk warga di negara-negara ASEAN, sedang menghadapi berbagai tantangan, di antaranya, ancaman perang antarnegara, krisis pangan, krisis energi, bencana alam, dan juga konflik kemanusiaan. Menurut Wapres Amin, penguatan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) menjadi penting diberdayakan dengan didukung lingkungan dalam menghadapi tantangan dunia.
Sebagai bagian dari masyarakat dunia, umat Islam harus berperan dan menjadi pihak yang terdepan dalam mencegah kemungkaran dan menegakkan kebaikan dalam keseharian. Umat terbaik dalam ajaran Islam juga berusaha menjaga persatuan yang berkeadilan dan menghindari perpecahan, termasuk dengan melawan hoaks, intoleransi, dan juga paham ekstrem. Ajaran Islam menegaskan prinsip amar makruf nahi mungkar, yakni, menjalankan hal yang baik serta menghindari dan melarang perbuatan yang tidak baik dengan menegakkan keimanan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atau Tuhan Yang Mahasuci.
Mengerjakan kebaikan dan menjauhi kemungkaran, menurut Wapres Amin, bukan semata-mata dengan beribadah, namun, hal itu menjadi prinsip, yang harus dijalankan dalam semua aspek kehidupan. “Amar makruf nahi mungkar tentu harus berjalan seiring dengan kadar yang adil atau moderat,” kata Wapres Amin.
Wapres Amin juga mengapresiasi pelaksanaan Konferensi Islam Tingkat ASEAN 2022 di Bali. Menurut Wapres Amin, Bali tidak hanya indah pemandangannya, namun juga memberikan rasa aman dan nyaman bagi tetamu karena keramahan masyarakat Bali.
Wapres Amin menyatakan Bali dengan mayoritas penduduknya beragama Hindu memberikan tempat yang aman dan nyaman bagi pelaksanaan konferensi, yang mayoritas pesertanya adalah umat Islam dari berbagai negara. Situasi di Bali, seperti halnya di Indonesia, itu dinilai menunjukkan penghargaan atas keberagaman dan toleransi terhadap perbedaan.
Umat terbaik
Sebelumnya, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi melaporkan pelaksanaan Konferensi Islam Tingkat ASEAN ke-2 itu mengangkat tema, yakni, Umat Terbaik (Khairu Ummah). Konsep umat terbaik dinyatakan sejalan dengan prinsip moderasi beragama. “Khairu ummah akan terwujud dengan sikap saling menghormati dan saling menyayangi antarumat,” kata Wamen Zainut. “Khairu ummah adalah mereka yang paling besar rasa kasih dan sayangnya kepada umat manusia,” ujar Zainut menambahkan.
Wamen Zainut juga menyampaikan, pelaksanaan Konferensi Islam Tingkat ASEAN menjadi perhelatan bersejarah bagi Indonesia dan negara-negara ASEAN lain. Konferensi ini diharapkan mampu memberikan respon atas berbagai persoalan dan krisis yang dialami umat manusia. Zainut menyatakan konferensi terselenggara atas kerja sama Kementerian Agama RI dan Kementerian Urusan Islam, Dakwah, dan Penyuluhan Kerajaan Arab Saudi.
Di tempat sama, namun dalam kesempatan terpisah, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin menyebutkan, pelaksanaan konferensi juga bertujuan menampilkan argumen-argumen berlandaskan ajaran Islam yang mengajarkan toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan.
Menurut Kamaruddin, garis besar agama mengajarkan toleransi dan menghindari atau mencegah intoleransi dan pemahaman radikal ekstrem. Model Islam Indonesia adalah Islam yang demokratis, toleran, dan menghargai perbedaan. “Umat Islam di Indonesia hampir mencapai 12 persen dari umat Islam di dunia sehingga sangat signifikan menghadirkan artikulasi Islam Indonesia,” kata Kamaruddin.
Dalam jumpa pers serangkaian Konferensi Islam Tingkat ASEAN di Bali, Direktur Jenderal Urusan Islam Kementerian Urusan Islam, Dakwah, dan Penyuluhan Arab Saudi Awad bin Sabti Al Anazi menyatakan Pemerintah Arab Saudi memberikan perhatian besar terhadap upaya-upaya menunjukkan kebaikan Islam dan umat Islam dapat hidup harmonis berdampingan dengan siapa pun.
Pelaksanaan Konferensi Islam Tingkat ASEAN, menurut Awad, adalah untuk mengumpulkan seluruh potensi yang dimiliki umat Islam sehingga mampu menunjukkan teladan umat terbaik. “Mudah-mudahan konferensi ini menghasilkan inspirasi bagi tokoh-tokoh untuk menumbuhkan dan menyebarkan metode Islam terbaik di masing-masing negaranya,” kata Awad dalam jumpa pers.
Dalam sambutannya di pembukaan Konferensi Islam Tingkat ASEAN ke-2, Kamis (22/12/2022), Menteri Urusan Islam, Dakwah, dan Penyuluhan Arab Saudi Abdullatif bin Abdulaziz al-Syaikh menyatakan umat terbaik (khairu ummah) juga menjalankan kebaikan-kebaikan dalam bentuk moderasi. Abdullatif berpandangan, dunia saat ini membutuhkan konsep umat terbaik, yang menerapkan ajaran Al Quran dan menjalankan kebaikan.