Natal memangil mereka pulang ke kampung. Ada yang harus berlayar selama lima hari demi berjumpa sanak keluarga.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·4 menit baca
KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN
Proses pengangkutan bahan pokok ke dalam kapal perintis KM Sabuk Nusantara 67 di Pelabuhan Tanau, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur pada Jumat (16/12/2022). Kapal yang dioperasikan PT Pelni itu akan menyinggahi 26 pelabuhan terpencil di selatan Provinsi Maluku.
Mobil bak terbuka melaju di jalanan tengah kota yang mulai lengang. Beberapa orang duduk di dalamnya, berimpitan dengan duz serta karung berisi tepung dan gula pasir. Waktu sudah melewati pukul 21.00, mobil itu baru memasuki gerbang Pelabuhan Tenau, Kota Kupang.
Bunyi storm kapal sudah dua kali mengingatkan KM Sabuk Nusantara 67 sebentar lagi meninggalkan pelabuhan terbesar di Provinsi Nusa Tenggara Timur itu. Kapal akan berlayar menuju sejumlah pulau kecil di selatan Provinsi Maluku. Mobil bak terbuka langsung parkir di sisi kapal.
Dari atas mobil, Tomy Hayer (39) meminta buruh menurunkan barang dan langsung memikul naik ke kapal. "Titipan orang punya untuk Natal. Meraka baru beritahu sore tadi jadi saya pergi jemput di kota, " ujarnya merespons pertanyaan anak buah kapal yang kesal lantaran kedatangannya itu terlalu mepet.
Barang bawaan Tomy dibawa masuk ke ruang penumpang lantaran pintu palka untuk penyimpanan bagasi sudah ditutup. Proses bongkar muat sudah selesai sejak sore tadi sehingga operator crane pun sudah pulang. Bongkar muat dilakukan seharian, sejak Jumat (16/12/2022) pagi.
Tomy menuturkan, barang yang dibawa itu akan digunakan untuk kebutuhan Natal di Pulau Luang. Barang itu harus diangkut dengan KM Sabuk Nusantara 67, trip terakhir sebelum Natal. "Tidak ada kapal lagi. Kupang ke Luang hanya dua kapal. Satu kapal sudah jalan kemarin, " ucapnya.
KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN
Penumpang membawa barang masuk ke dalam kapal perintis KM Sabuk Nusantara 67 di Pelabuhan Tanau, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur pada Jumat (16/12/2022). Kapasitas maksimum untuk angkutan penumpang di kapal itu sekitar 300 orang.
Kupang menjadi pilihan warga di sisi selatan Maluku ketimbang ke Ambon, ibu kota Provinsi Maluku. Alasannya akses transportasi ke Kupang lebih lancar dan murah. Kapal yang digunakan adalah kapal perintis yang disubsidi pemerintah pusat lewat Kementerian Perhubungan.
Alasan lain adalah harga barang di Kupang lebih murah dibandingkan Ambon. Harga beras medium di Kupang sekitar Rp 10.000 per kilogram atau lebih murah Rp 2.000 per kilogram dibandingkan di Ambon. "Apalagi kalau menjelang hari Natal, pasti harga naik lebih tinggi," ujar Tommy.
Pada Jumat sekitar pukul 22.00, KM Sabuk Nusantara 67 berangkat dari Pelabuhan Tenau membawa lebih dari 100 penumpang dan 200 metrik ton barang. Semua barang yang diangkut khusus kebutuhan pokok. Untuk sementara barang lain tidak diperbolehkan.
"Karena kebutuhan menjelang Natal dan tahun baru ini tinggi, kami mengambil kebijakan untuk mengangkut bahan kebutuhan pokok saja. Pada trip berikutnya baru kembali normal. Nanti bahan bangunan sudah boleh diangkut, " kata Nahkoda KM Sabuk Nusantara 67 Petrus Parapaga.
Sesuai jadwal, kapal yang dioperasikan PT Pelni itu akan singgah di 28 pelabuhan, 2 di wilayah NTT dan selebihnya di wilayah Maluku. Wilayah Maluku yang dilayani kebanyakan pulau-pulau kecil di perbatasan antara Indonesia-Timor Leste dan Indonesia-Australia. Warga yang mendiami daerah itu mayoritas penganut Kristiani. Mereka merayakan Natal.
FRANSISKUS PATI HERIN
Petrus Parapaga, nakhoda kapal perintis KM Sabuk Nusantara 67 di Pelabuhan Tanau, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur pada Jumat (16/12/2022). Nakhoda senior itu memantau langsung proses bongkar muat barang.
Sekitar 36 jam setelah keluar dari Kupang, kapal singgah di Pulau Lirang, pulau pertama di Maluku. Para penumpang menurunkan barang bawaan. Setelah satu jam kemudian kapal melanjutkan pelayaran ke Pulau Wetar, Kisar, Moa, kemudian ke Luang, tujuan Tomy dan belasan penumpang. Total waktu perjalanan dari Kupang ke Luang sekitar 4 hari.
Di Luang tak ada pelabuhan lantaran kondisi perairan berupa daerah dangkal yang membentang lebih dari lima kilometer dari bibir pantai. Sulit membangun pelabuhan besar di sana sebab membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Seperti biasa kapal berlabuh di tengah laut. Barang bawaan penumpang diturunkan dari kapal ke atas perahu motor yang merapat di bawah. Jika cuaca teduh, tak banyak kendala namun ketika gelombang tinggi, mereka agak kerepotan.
"Kali ini teduh sehingga barang semua aman. Ada bahan kebutuhan pokok juga bingkisan dari Kupang untuk hadiah Natal , " ujar Tomy lewat sambungan telepon sehari setelah tiba di Luang.
Pelayaran KM Sabuk Nusantara akan berakhir di Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Total waktu pelayaran dari Kupang sekitar lima hari.
Semakin baik
KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN
Buru sedang menyiapkan bahan pokok diangkut ke dalam kapal perintis KM Sabuk Nusantara 67 di Pelabuhan Tanau, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur pada Jumat (16/12/2022). Kapasitas maksimum kapal mengangkut 200 metrik ton barang.
Mudik Natal dari tahun ke tahun semakin baik mengingat ketersediaan kapal yang terus bertambah. Kapal perintis menjadi andalan masyarakat di pulau terluar dan daerah terpencil. "Dalam tiga tahun ini kapal perintis semakin lancar. Sekarang sudah ada dua kapal. Satu minggu bisa sampai dua kali ke Kupang, " kata Mercy Franz (55), warga Pulau Kisar.
Anggota DPRD Provinsi Maluku yang membidangi urusan transportasi Anos Jeremias mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pelayaran perintis, khususnya membantu angkutan barang untuk Natal 2022 dan Tahun Baru 2023. Masyarakat di daerah terpencil sangat merasakan manfaat dari pelayaran itu.
"Sejauh ini kami tidak mendapatkan keluhan dari masyarakat. Sekitar lima tahun lalu, pelayanan mudik Natal dan tahun baru selalu bermasalah. Kapal tidak jalan, tiket habis, dan banyak lagi. Masyarakat merasakan pelayaran semakin baik dari waktu ke waktu, " katanya.
Pelayanan keperintisan seperti saat ini agar terus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Masyarakat yang mudik atau berbelanja barang kebutuhan untuk Natal sangat tertolong meski harus berlayar selama lima hari.