Kaltim Jadi Tuan Rumah Cultural Activity 2023 Organisasi Kerja Sama Islam
Organisasi Kerja Sama Islam, yang beranggotakan 57 negara, menghelat kegiatan Cultural Activity pada 2023 di Kalimantan Timur. Pemprov Kaltim mengambil kesempatan ini untuk turut mempromosikan berbagai potensi daerah.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Organisasi Kerja Sama Islam atau OKI akan menghelat kegiatan kultural di Kalimantan Timur pada Juli 2023. Organisasi yang beranggotakan 57 negara ini bakal mendiskusikan moderasi beragama, persoalan global, pengembangan budaya, dan kemungkinan kerja sama.
Pemerintah Provinsi Kaltim telah berkoordinasi dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk menyiapkan kegiatan bertajuk Cultural Activity 2023 tersebut. Hal itu dilakukan setelah OKI memutuskan untuk menghelat kegiatan Cultural Activity 2023 di Indonesia. Pemerintah Indonesia kemudian memilih Kaltim sebagai lokasi perhelatannya.
”Kegiatan ini satu arahan dari surat Jenderal OKI di Jeddah ke Menpora yang isinya meminta Indonesia menjadi tuan rumah Cultural Activity 2023," ujar Sekretaris Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora Esa Sukma Wijaya, Selasa (20/12/2022), melalui keterangan tertulis.
Selain dihadiri oleh Pemprov Kaltim, pertemuan koordinasi yang telah dilakukan beberapa waktu lalu juga dihadiri perwakilan dari Pemerintah Kota Samarinda, Pemkot Balikpapan, dan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara. Pertemuan membahas persiapan dan konsep kegiatan yang bakal dihadiri 57 negara anggota OKI tersebut.
Menurut rencana, kegiatan akan difokuskan di tiga tempat, yakni Kota Balikpapan, Samarinda, dan Kutai Kartanegara. Di Kutai Kartanegara, kegiatan OKI akan terintegrasi dengan Tenggarong International Folk Arts Festival (TIFAF). Di Kota Samarinda, panitia menawarkan pelibatan Desa Budaya Pampang dan pusat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sementara Kota Balikpapan akan menjadi lokasi untuk kegiatan ekowisata.
Sekretaris Daerah Kaltim Sri Wahyuni mengatakan, kesempatan ini dimanfaatkan Pemprov Kaltim untuk melibatkan pemuda. Hal itu untuk mengampanyekan moderasi beragama kepada pemuda. Selain itu, Pemprov Kaltim akan menjadikan kegiatan ini sebagai ajang promosi potensi yang ada di provinsi berjuluk ”Benua Etam” ini.
Kegiatan yang menghadirkan banyak negara, kata Sri, diharapkan mampu memberi efek jangka panjang bagi Kaltim. Untuk itu, potensi ekowisata, wisata budaya, produk UMKM, hingga potensi investasi juga bakal dikenalkan kepada peserta OKI yang hadir di Kaltim.
Salah satunya, promosi untuk pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara. Pemprov Kaltim dan pemerintah pusat, ujar Sri, bakal mengoptimalkan kesempatan tersebut untuk berkomunikasi dengan negara-negara potensial. Harapannya, setelah kegiatan OKI di Kaltim selesai, pembahasan kerja sama atau investasi bisa berlanjut. ”Kami berharap terbangun kerja sama, sekaligus ajang promosi bagi Provinsi Kaltim,” katanya.
Berdasarkan keterangan di situs resmi OKI (oic-oci.org), OKI merupakan organisasi negara-negara terbesar kedua setelah PBB dengan keanggotaan 57 negara yang tersebar di empat benua. Organisasi yang mengusung suara kolektif Muslim dunia ini berupaya menjaga dan melindungi kepentingan dunia Muslim, terutama dalam mempromosikan perdamaian internasional dan harmoni umat manusia di dunia.
Organisasi ini didirikan pada pertemuan di Rabat, Kerajaan Maroko, pada 25 September 1969. Sekretaris Jenderal OKI saat ini adalah HE Hissein Brahim Taha, politikus dan diplomat dari Republik Chad, Afrika Tengah.