Delapan Bakal Calon Rektor Universitas Lampung Paparkan Visi dan Misi
Delapan kandidat bakal calon rektor Universitas Lampung menyampaikan visi, misi, dan program kerja. Rektor yang terpilih diharapkan dapat memulihkan nama baik Unila di tengah kasus korupsi yang menjerat institusi itu.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Delapan bakal calon rektor Universitas Lampung periode 2023-2027 yang telah lolos seleksi administrasi memaparkan visi, misi, dan program kerja mereka pada Selasa (20/12/2022). Meski penjaringan calon rektor telah dibuka untuk secara luas, tidak ada dosen dari perguruan tinggi lain yang ikut dalam kontestasi pemilihan rektor Unila.
Ada lima guru besar dan tiga doktor yang bersaing dalam pemilihan rektor di Unila. Para guru besar tersebut adalah Asep Sukohar, Hamzah, Lusmeilia Afriani, Murhadi, dan Suharso. Sementara tiga doktor yang menjadi bakal calon rektor adalah Ayi Ahadiyat, Marselina, dan Nairobi.
Penyampaian visi, misi, dan program kerja digelar di Gedung Serbaguna Universitas Lampung. Kegiatan itu juga disiarkan secara langsung melalui Youtube.
Ketua Panitia Pemilihan Rektor Universitas Lampung Abdurrahman mengatakan, mekanisme penjaringan bakal calon rektor Unila telah disiapkan dengan ketat. Para pendaftar diminta melampirkan sejumlah persyaratan untuk menguji integritas bakal calon rektor.
Sejumlah syarat tersebut, antara lain, adalah tidak pernah melakukan plagiat dan berkomitmen memajukan Unila. Selain itu, rekam jejak bakal calon rektor juga akan menjadi salah satu pertimbangan dalam penjaringan pimpinan Unila.
Menurut dia, delapan bakal calon rektor tersebut telah lolos seleksi administrasi oleh panitia. Setelah penyampaian visi dan misi, Senat Unila akan melakukan penilaian dan penetapan tiga calon rektor. Selanjutnya, pemilihan rektor akan dilakukan antara 28 Desember 2022 dan 6 Januari 2023.
”Kami diberi waktu paling lama dua bulan untuk menyelesaikan pemilihan rektor,” kata Abdurrahman saat memberikan keterangan kepada media tentang tahapan pemilihan rektor Unila periode 2023-2027.
Saat memberikan sambutan, Abdurrahman mengajak para bakal calon rektor untuk menandatangani ikrar pemilihan rektor secara damai. Hal ini penting juga untuk menjaga keharmonisan sivitas akademika di Universitas Lampung.
Asep Sukohar, bakal calon rektor yang mendapat kesempatan pertama kali untuk memaparkan visi dan misi serta program kerja, menyampaikan, visinya jika terpilih menjadi Rektor Unila adalah mentransformasikan ekosistem unggul Unila yang bermartabat dan berdaya saing melalui kolaborasi dan inovasi menuju Indonesia Emas 2045.
”Transformasi itu artinya kita harus bisa berubah bersama-sama sehingga kita bisa berkolaborasi dengan baik mewujudkan Indonesia Emas,” kata Asep.
Berbagai perubahan yang akan dia lakukan jika terpilih antara lain membangun tata kelola universitas yang baik dan mentransformasikan kurikulum di 120 program studi di Unila agar relevan dengan perkembangan zaman. Ia juga akan mempersiapkan para lulusan Unila untuk tidak hanya siap memasuki dunia kerja, tetapi juga siap membuka lapangan kerja. Ia juga berjanji akan merancang program pencegahan kekerasan seksual di lingkungan kampus.
Saat ini, Asep menjabat sebagai Wakil Rektor II Bidang Umum dan Keuangan Unila. Ia beberapa kali diperiksa sebagai saksi oleh KPK dalam kasus korupsi yang menjerat Rektor Unila sebelumnya, Karomani.
Saat ini Unila sedang tidak baik-baik saja. Kita perlu mengembalikan marwah dan nama baik Unila.
Sebelumnya, Ketua Senat Unila La Zakaria menuturkan, pemilihan rektor dipercepat sesuai arahan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Tujuannya, agar tidak terjadi kekosongan jabatan rektor di Unila.
Berdasarkan aturan, pemilihan rektor bisa dilakukan enam bulan sebelum masa kepemimpinan rektor sebelumnya selesai. Semula, pemilihan rektor di Unila dijadwalkan pada Juni 2023. Akan tetapi, pemilihan rektor dipercepat. Rektor Unila sebelumnya, Karomani, terjerat dugaan korupsi penerimaan mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Unila tahun 2022.
Ia berharap pemilihan rektor Unila dapat memulihkan nama baik Unila sebagai perguruan tinggi negeri yang tahun ini telah berusia 57 tahun. Selain itu, pimpinan baru di Unila juga diharapkan bisa semakin memajukan Unila di kancah nasional dan internasional.
Sementara itu, Ayi Ahadiyat, bakal calon rektor lainnya, menyampaikan, ia ingin membawa Unila menjadi kampus berkelas dunia. Jika terpilih, ia juga akan merancang berbagai program untuk mengembalikan nama baik Unila sebagai perguruan tinggi ternama di Indonesia.
”Saat ini Unila sedang tidak baik-baik saja. Kita perlu mengembalikan marwah dan nama baik Unila,” ucapnya.